Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Berhasilkah Istana Redam Surya Paloh?
21 Juli 2023 16:27 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Tony Rosyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika lawan lemah akan dihabisi. Jika lawan kuat akan ada negosiasi. Inilah hukum kompetisi. Terutama dalam arena politik. Orientasinya selalu pada kemenangan.
ADVERTISEMENT
Publik menyimpulkan, gara-gara mengusung Anies Baswedan jadi capres 2024, Surya Paloh dihabisi. Satu anak buahnya di kabinet telah ditetapkan jadi tersangka. Yaitu Johnny G Plate. Sejumlah bisnis Surya Paloh kabarnya mengalami gangguan dan penjegalan.
Masih adakah BUMN yang pasang iklan di Metro TV? Satu pertanyaan untuk menguji kesimpulan publik terkait risiko yang dihadapi Surya Paloh pasca mendeklarasikan Anies Baswedan.
Soal hukum, kita semua sepakat "harus ditegakkan". Koruptor harus dimusnahkan. Para maling uang negara harus dibasmi. Tapi, penegakan hukum mesti berlaku buat semuanya. Jangan ada kesan hukum tajam ke lawan, tumpul ke kawan. Ini yang seringkali jadi ironi di negara kita.
Apakah betul saat ini korupsi hanya ada di Kominfo dan Kementan? Dua menterinya kebetulan adalah anak buah Surya Paloh di Partai Nasdem.
ADVERTISEMENT
Ditekan, Surya Paloh melawan. Serangan balik mulai dilancarkan. Metro TV sudah mengubah karakternya. Semula mirip TVRI, sekarang sudah menjadi TV Oposisi.
Terakhir, minggu tanggal 16 Juli, Surya Paloh undang 250 ribuan kadernya. Mereka dikumpulkan di Gelora Bung Karno (GBK). Dalam rangka konsolidasi. Temanya: Apel Siaga Perubahan. Dikomandoi Ahmad Ali, waketum Nasdem sekaligus menjadi ketua panitia Apel Siaga. Bahwa seluruh kader Nasdem di Indonesia akan selalu setia berada di samping Surya Paloh dengan semua keputusan politiknya.
Tema "Apel Siaga Perubahan" punya makna tersendiri. Seolah menyiratkan bahwa Surya Paloh dan Nasdem siap dengan kekuatan totalitasnya untuk melakukan perubahan. Dan ini terbaca dari pidato Surya Paloh di GBK yang menyoal "Revolusi Mental". Revolusi Mental dianggapnya jauh dari cita-cita awal. Tidak sesuai harapan. Keluar dari rute yang digariskan semula. Surya Paloh lantang mengupas "Revolusi Mental" dan siap siaga melakukan perubahan. Sebuah pesan yang sangat tegas dan teramat keras.
ADVERTISEMENT
Jika Surya Paloh meminta Demokrat dan PKS (KPP) untuk mengerahkan seluruh kadernya berkumpul bersama kader-kader Nasdem di Jakarta, apa ibu kota tidak jadi lautan manusia yang Siaga Melakukan Perubahan. Di situ bukan hanya Surya Paloh yang bergerak total, tetapi juga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), seorang jenderal mantan presiden dua periode ini juga akan bergerak total. Mengerahkan semua kekuatan jaringan dan logistiknya. Sementara PKS adalah partai yang memiliki kader tersolid, kompak dan militan.
Istana membaca pesan dan gerakan politik Surya Paloh ini. Yang pasti, apa yang dilakukan Surya Paloh merupakan bentuk kesiap-siagaan yang sungguh-sungguh dan totalitas. Pantang mundur dengan keputusan politiknya, dan siap hadapi segala risiko yang beberapa bulan ini sudah ia terima.
ADVERTISEMENT
Merespons manuver Surya Paloh di GBK, istana memanggilnya. Negosiasi? Pasti. Sebagaimana hukum dalam kompetisi, yang lemah akan dihabisi, yang kuat diajak negosiasi. Surya Paloh sedang menunjukkan kekuatannya di GBK, maka perlu dinegosiasi. Sekali lagi, ini hukum kompetisi. Berlaku kapanpun, dimanapun dan pada siapa pun. Namanya juga sudah jadi hukum.
Usai pelantikan kabinet baru, Surya Paloh dipanggil ke istana. Tujuannya? Untuk meredam ketum Nasdem ini. Istana ingin menunjukkan bahwa dua kader Nasdem di kabinet aman. Tidak diresuffle. Yaitu Mentan Sahrul Yasin Limpo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Sampai kapan kedua menteri Nasdem itu aman? Tentu selama Surya Paloh berhasil menjaga dan menunjukkan kekuatannya.
Apakah Mentan Sahrul Yasin Limpo akan selamanya aman dan tidak jadi tersangka? Jangan terlalu dini membuat kesimpulan. Dinamika politik jelang pilpres 2024 sangat keras. Bahkan setiap pekan konstalasi terus mengalami perubahan.
ADVERTISEMENT
Yang tidak berubah adalah dukungan Jokowi ke Ganjar. Bukan ke Prabowo. Isu dukungan Jokowi ke Prabowo hanya gimmick. Kecuali Ganjar lemah dan bakal kalah, maka dukungan Jokowi akan beralih ke capres yang potensial menang. Termasuk ke Anies Rasyid Baswedan. Ini hukum politik. Pengusaha dan calon mantan presiden akan merapat ke capres yang bakal menang.
Termasuk juga para pejabat karier, akan cari lorong untuk bisa mengakses capres yang bakal menang. Untuk apa? Jaminan keamanan dirinya dan peluang karier masa depannya. Para jenderal dan birokrat sedang berkalkulasi. Mencari cantolan capres yang mereka yakini bakal menang.
Sesuai yang dikatakan Surya Paloh di Talk Show CNN, usai ketemu Luhut Binsar Panjaitan (LBP): "Pak Jokowi sekarang tidak butuh saya, tidak butuh Nasdem. Apakah nanti Pak Jokowi tidak butuh saya?"
ADVERTISEMENT
Jika 2024 Anies Baswedan jadi Presiden, pertanyaan Surya Paloh akan mendapatkan jawabannya.
Jakarta, 21 Juli 2023