Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Banjir Bima, NTB: Faktor Hidrometeorologi, Juga Peran Kondisi Geologi
4 April 2021 4:24 WIB
Tulisan dari Topan Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada Jum'at (02/04), terjadi bencana banjir di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain banjir, dibeberapa tempat terjadi banjir bandang serta tanah longsor yang mengakibatkan terdampaknya pemukiman warga serta beberapa fasilitas umum dan sosial.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Kumparan News, setidaknya terdapat 4 kecamatan yang terdampak atas bencana alam hidrometeorologi ini, diantaranya Kecamatan Bolo, Kecamatan Mada Pangga, Kecamatan Monta dan Kecamatan Woha.
Kondisi Meteorologi
Menurut data BMKG, Intensitas curah hujan harian Provinsi NTB pada Jumat (02/04) menunjukan nilai RR (Rain Rate) 45,8 dengan kesimpulan terjadi hujan lebat (Data Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin).
Kemudian, berdasarkan citra radar Himawari 8 EH, Kabupaten Bima mengalami menunjukan pertumbuhan awan yang signifikan dan berpotensi terbentuknya awan Cumulonimbus beradasarkan warna citra berwarna jingga dengan temperature -48 hingga -69 Derajat Celcius.
Kondisi Hidrologi
Kabupaten Bima banyak dialiri sungai-sungai kecil hingga besar dengan variasi panjang sungai berkisar antara 5-25 Km. Setidaknya, Kabupaten Bima terbagi menjadi beberapa Daerah Aliran Sungai atau DAS. Sungai di Bima berhulu di daerah perbukitan dan pegunungan di sekitarnya dan mengalir ke daerah lebih rendah yang bermuara ke Teluk Bima.
ADVERTISEMENT
Topografi tinggi yang mengitari Kabupaten Bima mengakibatkan relief tinggi dengan gradien lereng besar dan membentuk lembah-lembah sehingga menciptakan perkembangan anak sungai dan cekungan-cekungan yang dapat mengakomodir aliran air permukaan dari daerah tinggi ke daerah rendah (cekungan).
Kondisi Geologi
Secara regional di Kabupaten Bima, NTB tersusun oleh satuan batuan gunung api tua (Tlmv), satuan gunungapi (Tmv), satuan Tufa Dasitan (Tmdt), satuan Batugamping berlapis (Tml), satuan Hasil gunungapi Tua (Qtv), Batugamping koral (Ql) dan Aluvium dan Endapan Pantai (Qa). Daerah dengan topografi tinggi tersusun atas batuan Tersier (Miosen) seperti batuan gunung api Tua. Sedangkan daerah rendah yang membentuk topogragi dataran tersusun oleh Endapan Aluvium yang merupakan produk hasil erosi dan transportasi dari batuan induk di daerah tinggi yang terangkut dalam sistem sungai ke daerah lebih rendah terutama ke Teluk Bima. Hal tersebut menciptakan dataran aluvial yang kini berkembang menjadi kawasan pemukiman dan perkotaan seperti Bolo, Woha, maupun Kota Bima.
ADVERTISEMENT
Kombinasi Faktor Meteorologi dan Peran Kondisi Alam (Geologi)
Daerah dampak terparah akibat bencana banjir Bima berdasarkan data BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat diantaranya Kecamatan Woha (9 Desa), Kecamatan Bolo (8 Desa), Kecamatan Monta (7 Desa) ini berada di daerah dengan kondisi kawasan pemukiman warga yang terdampak berada kaki lereng Pegunungan dan dataran yang dialiri sungai-sungai, sehingga pada saat terjadi hujan lebat mengakibatkan meningkatnya aliran air permukaan dan terakumulasi ke cekungan-cekungan yang ada di Bima kemudian diperparah sungai yang tidak mampu menampung debit air yang meluap. Faktor dugaan lain yang memperparah kondisi banjir saat ini seperti berubahnya fungsi lahan daerah hulu DAS.
Kemudian itu, interpretasi faktor banjir Bima lain seperti telah terjadi pendangkalan sungai serta berkurangnya vegetasi penutup daerah hulu yang mengakibatkan kurangnya daerah resapan air dan penahan erosi permukaan pada saat terjadinya hujan. Tentunya hal tersebut harus menjadi perhatian serius dari seluruh pihak.
ADVERTISEMENT