Konten dari Pengguna

Fakta Menarik 'Luna', Satelit Alami Bumi Kita

Topan Ramadhan
Traveller, Writter and Researcher in Geosciences IAGI-FGMI-MAGI Instagram @topanrmdhans
5 April 2021 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Topan Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kenampakan permukaan "LUNA" atau Bulan, sebuah benda langit satelit alami Bumi (Sumber Foto: Gambar oleh Reimund Bertrams dari Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kenampakan permukaan "LUNA" atau Bulan, sebuah benda langit satelit alami Bumi (Sumber Foto: Gambar oleh Reimund Bertrams dari Pixabay)
ADVERTISEMENT
Luna merupakan nama lain bulan yang merupakan satelit alami bumi satu-satunya yang dimiliki dan merupakan satelit terbesar kelima dalam Tata Surya Galaksi Bima Sakti. Beberapa fakta ilmiah menarik mengenai satelit alami bumi kita ini di antaranya:
ADVERTISEMENT

Berumur 4,5 Miliar Tahun Lalu

Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah proses pembentukan Bumi. Walaupun, terdapat banyak hipotesis mengenai asal-usul Bulan, hipotesis yang paling diterima saat ini menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran Planet Mars yang bertubrukan dengan Bumi.

Memiliki Strukur Hampir Serupa dengan Bumi

Secara keseluruhan kondisi Bulan memang memiliki komposisi kerak, mantel, dan inti yang relatif mirip dengan struktur Bumi serta Bulan cukup berbeda dengan benda langit lainnya. Tetapi, Bulan tidak mempunyai lempeng tektonik seperti halnya ada di Bumi. Bulan kaya akan besi padat di bagian inti dalam, dengan radius sekitar 240 km, dan fluida di bagian inti luar, terutama yang terbuat dari besi cair, dengan radius sekitar 300 km. Di sekitar bagian inti Bulan terdapat lapisan pembatas berbentuk cair dengan radius sekitar 500 km.(Dikutip dari Wikipedia)
ADVERTISEMENT
Struktur dalam Bulan (Sumber foto: Kelvinsong pada laman https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Moon_diagram.svg)

Permukaannya Dipenuhi Kawah Bekas Tubrukan

Proses geologi yang memengaruhi bentuk permukaan Bulan adalah kawah tubrukan, yaitu ketika kawah-kawah terbentuk akibat tubrukan antara asteroid dan komet dengan pemukaan Bulan. Diperkirakan terdapat sekitar 300.000 kawah dengan luas lebih dari 1 km di sisi dekat Bulan. Dataran Bulan yang berwarna gelap dan bisa diamati dengan mata telanjang disebut dengan maria (bahasa Latin untuk "laut").
Iustrasi kenampakan Bulan penuh dengan kawah bekas tubrukan asteroid atau komet (Sumber foto: Gerold Pattis dari Pixabay)

Pada 2020, USGS Berhasil Memetakan Permukaan Bulan untuk Pertama Kalinya

United States Geological Survey (U.S.G.S/USGS atau dalam Bahasa Indonesia: Survey Geologi Amerika Serikat) merilis peta geologi seluruh permukaan bulan. Peta geologi bulan ini merupakan peta paling komprehensif yang di rilis oleh USGS. Peta tersebut berjudul "Unified Geologic Map of the Moon" adalah sebuah hasil dari penggabungan data selama puluhan tahun. Berdasarkan data peta tersebut, kita sebenarnya dapat memahami kondisi alam yakni batuan, struktur maupun unsur mineral yang menyusun bulan bahkan memahami proses pembentukan bulan.
Peta geologi Seluruh Permukaan Bulan (Sumber: Fortezzo, C.M., Spudis, P. D. and Harrel, S. L. (2020))