Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Praktik Sinergi Teknologi dan Kearifan Lokal dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan
18 Oktober 2024 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Tri Yuniati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Proyek independen yang saya lakukan sebagai mahasiswi Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) di Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, merupakan wujud nyata dari komitmen saya untuk membantu petani mewujudkan ketahanan pangan berbasis kemandirian dan kearifan lokal. Bersama dengan Gapoktan Sedono Makmur, organisasi gabungan dari empat kelompok tani di desa tersebut, saya dan tim mencoba menawarkan solusi konkret bagi para petani yang selama ini menghadapi berbagai kendala khususnya dalam masalah kelangkaan pupuk dan tingginya biaya operasional pertanian.
ADVERTISEMENT
Luas lahan garapan rata-rata di desa ini berkisar antara 100 hingga 150 ru atau sekitar 1400 hingga 2100 meter persegi. Petani di sini sering kali bergantung pada pupuk bersubsidi, namun sayangnya biaya pupuk dan pestisida non-subsidi sangat tinggi, ditambah lagi dengan tingkat kesuburan tanah yang terus menurun. Tantangan-tantangan ini menjadi pendorong utama bagi kami untuk berkontribusi memberikan solusi.
Dalam pelaksanaannya, saya memulai dengan mengadakan rapat-rapat koordinasi, baik secara virtual melalui Zoom maupun tatap muka langsung dengan mitra sasaran kami. Identifikasi masalah bersama para petani menjadi langkah awal yang penting sebelum kami menawarkan solusi yang sesuai. Kami mengusulkan tiga langkah utama: pertama, membantu petani untuk melepaskan ketergantungan pada pupuk bersubsidi; kedua, mendorong efisiensi pertanian dengan memproduksi sendiri sarana prasarana pertanian; dan ketiga, mengembalikan kesuburan tanah dengan menggunakan fermentasi bahan organik.
ADVERTISEMENT
Sambutan dari Gapoktan Sedono Makmur sangat positif, dan saya sangat bersyukur atas dukungan mereka terhadap solusi yang kami tawarkan. Proses pelaksanaan proyek ini melibatkan kegiatan riil di lapangan, seperti pelatihan pembuatan pupuk organik cair, identifikasi bahan organik lokal yang tersedia di lingkungan, serta pengolahan bahan-bahan tersebut menjadi pupuk organik cair.
Pupuk organik cair yang kami produksi berasal dari bahan-bahan alami seperti limbah sayuran, buah-buahan, dan limbah rumah tangga serta aneka macam bahan yang tersedia di lingkup Desa Wonoanti seperti Buah Maja, Batang Brotowali, Daun Serai Wangi, Umbi Gadung, aneka rempah - rempah dan sebagainya. Proses fermentasi yang kami gunakan menggabungkan teknologi dengan pengetahuan lokal, sehingga selain memenuhi kebutuhan pupuk dan pengendali hama, kami juga berusaha memulihkan kesuburan tanah secara alami.
ADVERTISEMENT
Yang menarik, pendekatan yang kami gunakan sangat mengakar pada kearifan lokal, menghidupkan kembali praktik-praktik pertanian tradisional yang memanfaatkan bahan-bahan organik untuk keberlanjutan pertanian. Dengan inisiatif ini, saya berharap para petani di Desa Wonoanti dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk bersubsidi, menekan biaya operasional, dan memulihkan kesuburan tanah.
Alhamdulillah, program ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari para petani, pemerintah desa, hingga pihak-pihak terkait lainnya. Dengan adanya program ini, saya optimis bahwa kita bisa mencapai beberapa tujuan penting: meningkatkan kemandirian petani dalam memenuhi kebutuhan pupuk dan pestisida, menurunkan biaya produksi, meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan hasil panen, hingga pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani secara keseluruhan.
Saya berharap kolaborasi antara ITB AD dan petani di Desa Wonoanti ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, saya yakin tantangan dalam pertanian dapat diatasi, sehingga dapat mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di masa depan.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, keberhasilan proyek ini juga merupakan kontribusi nyata dari mahasiswa ITB AD dalam mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pembangunan berkelanjutan di daerah pedesaan.