Konten Media Partner

Anggota DPRD Sleman Ungkap Bahaya Nitrogen Cair pada Ciki Ngebul

15 Januari 2023 20:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ciki ngebul. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ciki ngebul. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
2 orang anak di Sleman diduga keracunan ciki ngebul dan dilarikan ke puskesmas. Keduanya alami mual dan muntah usai mengkonsumsi jajanan yang viral itu.
ADVERTISEMENT
Saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Kesehatan Sleman bersama BPOM juga telah turun ke lapangan untuk melakukan monitoring penjaja makanan ciki ngebul.
Nitrogen cair yang dituang ke ciki sebenarnya tidak beracun, tetapi dapat menyebabkan kerusakan parah pada saluran pencernaan. Dampak kesehatan yang juga timbul bisa membuat seseorang sesak napas.
“Nitrogen cair itu kan awalnya digunakan untuk membekukan dan mengawetkan bahan makanan. Namun ya makin kesini bahan kimia ini memang menjadi daya tarik makanan dan minuman ringan, termasuk chiki ngebul atau ice smoke” ujar Anggota Komisi D DPRD Sleman yang juga seorang dokter, Raudi Akmal, dalam keterangan, Minggu (15/1/2023).
Rupanya kasus serupa pernah terjadi di beberapa negara lain. Tahun 2018 lalu laris makanan Dragon Breath yang mirip dengan ciki ngebul. Namun ketika kasus perforasi lambung dan insiden luka bakar setelah mengonsumsi makanan ini bermunculan. FDA (Food and Drug Administration) kemudian membuat larangan mengonsumsi makanan ini.
ADVERTISEMENT
“Nitrogen cair ini memiliki titik didih sangat rendah -196°C dan berbentuk gas. Meskipun nitrogen cair tidak beracun, ia dapat menyebabkan kerusakan parah pada kulit dan organ dalam jika salah penanganan atau tertelan secara tidak sengaja” jelasnya.
Ia pun meminta masyarakat untuk hati-hati dengan ciki ngebul ini. Tak hanya itu untuk menikmati makanan yang sedang viral juga perlu kehati-hatian.
Ia menyampaikan bahwa efek buruk yang sama juga bisa terjadi pada orang dewasa bila mengonsumsi ciki ngebul yang mengandung nitrogen cair yang bersifat korosif atau melukai saluran cerna. Namun memang dapak pada anak lebih besar karena mukosa ususnya lebih tipis dibanding orang dewasa.
"Jadi semua tetap harus hati-hati” tegasnya.