Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Ario Bayu: Salut dengan Polisi Indonesia
21 Juli 2018 17:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Ario Bayu dalam konferensi pers film 22 Menit di Plaza Ambarrukmo, Sabtu (21/7) (Foto: Keira Dimitri)
ADVERTISEMENT
"Kalau kalian lihat keringat saya segede-gede jagung, itu asli bukan fabrikasi," buka Ario Bayu dalam konferensi pers di Hayam Wuruk Restaurant, Plaza Ambarrukmo, Sabtu (21/7/2018). Ario mengakui, baju seragam kepolisian yang ia pakai dalam film 22 Menit membuatnya terus berkeringat dan cepat terengah-engah.
"Vest yang saya pakai itu beratnya 9 kilogram. Ada anti pelurunya. Jadi saat proses pengambilan gambar, selain saya banjir keringat, saya juga cepat ngos-ngosan gara-gara bajunya," ujarnya.
Meskipun begitu, pria kelahiran 1985 itu merasa beruntung bisa menggunakan seragam Detasemen Khusus 88 Anti Teror. Ia merasa, para polisi memiliki mental baja dan kemampuan yang mumpuni, apalagi saat menanggulangi teror demi terciptanya keamanan di negara ini.
"Saya dari situ bayangin, saya aktor, memerankan seorang polisi, pakai baju seperti itu, tapi semua sudah diatur, begitu kadang saya merasa capek. Bagaimana dengan mereka yang harus menumpas teror, dengan baju seberat itu, senapan, keadaan mencekam dan adrenalin meninggi," jelas Ario.
ADVERTISEMENT
Selama syuting film 22 Menit, Ario mengakui, senjata api yang digunakan adalah asli dan membutuhkan kehati-hatian agar tidak terluka.
"Ada pepatah 'Man behind the gun', itu benar ternyata. Selama dua bulan saya mengikuti bootcamp di Mako Brimob, para elit polisi itu selalu bilang 'Bayu tangan'. Jadi yang berbahaya itu bukan senapannya tapi tangan kita," ucap Ario semangat. Disinggung mengenai pendalaman karakter sebagai Ardi dalam film besutan Eugene Panji itu, Ario mengakui, adanya bootcamp tersebut membuat dirinya harus berpikir seperti polisi.
"Ada dua elit polisi yang mengajari, mereka putra bangsa yang betul-betul terpilih untuk menanggulangi teror. Dari A sampai Z mereka ajarkan ke saya, termasuk penggunaan senjata api hingga roh-roh kepolisian. Jadi, karakter dan mental polisi Ardi itu betul-betul masuk di saya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Ario mengaku salut dengan jajaran kepolisian yang masih memiliki visi misi untuk menjaga Indonesia.
"Dari bootcamp itu mengubah pandangan saya ke mereka juga. Saya bangga dan salut sama mereka," tandasnya. (Kai)i