Konten Media Partner

Film Sinden Gaib Siratkan Pesan Penting untuk Jaga Etika dan Adab

26 Februari 2024 15:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemeran film Sinden Gaib saat sapa penonton di Jogja. Foto: M Wulan
zoom-in-whitePerbesar
Para pemeran film Sinden Gaib saat sapa penonton di Jogja. Foto: M Wulan
ADVERTISEMENT
Jagat perfilman Indonesia kembali mengeluarkan judul film horor terbarunya yakni Sinden Gaib. Film garapan Sutradara Faozan Rizal ini mengangkat kisah nyata dari sosok Ayu yang secara tiba-tiba mendapatkan kemampuan menjadi sinden di kampungnya dan melantunkan tembang Jawa dengan nuansa mistis.
ADVERTISEMENT
Sinden Gaib ini menceritakan kejadian yang menimpa Ayu bermula saat syuting film dokumenter tentang tarian Jaranan Turonggo Yakso di Watu Kandang, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, beberapa tahun lalu. Salah satu teman dia mengambil batu di lokasi syuting, tindakan ceroboh itu lalu menimbulkan teror yang mengancam keselamatan orang lain, termasuk Ayu dirasuki makhluk gaib dan terpaksa hidup dengan kondisi yang demikian karena aksi itu.
Ayu yang ikut hadir dengan cast lain saat menyapa penonton di Jogja City Mall itu dan sedikit menceritakan pada saat itu.
"Kebetulan saya bukan sinden, saya bukan sinden, sesuai dengan judulnya sinden gaib, tapi kenapa saya tiba-tiba bisa sinden? Ketika beliau datang ke saya," kata sosok Ayu yang kisahnya diceritakan dalam film Sinden Gaib, Minggu (25/2/2024).
ADVERTISEMENT
Sebelum difilmkan, Ayu mengungkapkan butuh waktu yang cukup lama dengan Sutradara untuk mendiskusikan apa saja yang bisa ditampilkan di layar lebar. Komunikasi itu dilakukan intens termasuk meminta izin kepada 'Mbah Sariten' yang diangkat dalam film ini.
"Harus ada riset-riset, saya juga harus ngobrolin nanti film ini bagaimana Karena nantinya menjadi film yang dilihat oleh banyak orang, banyak dampak nya di saya juga. Ada hal-hal yang boleh dimasukkan dalam cerita itu dan ada hal yang tidak bisa kita ungkapkan dalam cerita itu, misalnya kita memunculkan tokoh fiktif Thea itu karena kita mengkondisikan sebuah cerita yang tidak bisa kita masukkan ke dalam cerita tetapi kita tetap ceritanya hidup makanya ada tokoh fiktif juga," cerita dia.
ADVERTISEMENT
Meski melalui perjalanan panjang, ceritanya itu akhirnya disepakati untuk di-publish ke layar lebar pasalnya banyak pesan penting yang bisa dipetik oleh masyarakat utamanya di jaman saat ini.
"Pesannya lebih banyak untuk teman-teman lebih berhati-hati, menjaga sikap, yang nggak kalah penting gimana eratnya hubungan kekeluargaan ketika salah satu di keluarga itu ada yang terkena musibah, benar-benar itu yang saya tonjolkan, kekuatan dari support sistem keluarga itu luar biasa sekali sampai bisa melewati semua hal dengan baik," tuturnya.
Penyanyi Sara Fajira yang didapuk sebagai pemeran utama yang memerankan Ayu ikut mengaku banyak pesan tentang etika dalam film Sinden Gaib yang sudah mulai ditayangkan di bioskop Indonesia itu.
Sara mengungkapkan keterlibatannya dalam proses pembuatan film tersebut. Intinya, kata perempuan asli Surabaya tersebut, harus menjaga etika, sopan santun dan harus menjaga adab dimanapun. Film itu antara lain menunjukkan pentingnya menjalankan prinsip para pencinta alam saat bertandang ke suatu tempat.
ADVERTISEMENT
"Tidak boleh sembarangan, harus sopan, harus dijaga tata kramanya," tuturnya.
Selain itu, dalam film yang mengangkat kisah nyata tersebut, dirinya juga kagum dengan sosok Ayu, keluarganya dan teman-temannya yang saling membantu untuk memecahkan masalah.
Sara kemudian berbagai bagaimana kesulitannya untuk memerankan sosok Ayu dalam kisah yang terjadi di Watu Kendang Desa Pandean, Kabupaten Trenggalek.
"Untuk proses menjalaninya pasti cukup berat dan kebetulan disupport oleh cast dan kru yang terlibat di film Sinden Gaib ini untuk memerankan 3 pesonality ini sangat sangatlah berat. Terutama di atas meja ini mulai dari Ayu yang normal, terus Ayu yang jadi Mbah Sariten dan ada yang makhluk lain itu, kebetulan untuk effortnya sendiri itu luar biasa, untuk latihannya juga luar biasa, sangat luar biasa dan menguras energi," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dirinya berharap agar masyarakat tidak hanya sekedar melihat film bergenre horor tersebut sebagai tontonan biasa, namun harus bisa mengambil apa makna yang harus dipegang untuk kehidupan sehari-hari.
Dan lewat kejadian yang menimpa Ayu menunjukkan pentingnya menghormati adat istiadat, budaya, dan kepercayaan di tempat yang dikunjungi.
"Ini kan mengangkat budaya di Indonesia, terutama di Jawa Timur yang mungkin belum semua orang Indonesia tau (bagaimana harus bersikap), apalagi di Trenggalek ini menjadi salah satu kota yang harus dikunjungi, salah satu kayak apa ya, kayak ikonik nya Jawa Timur," pungkasnya.
(M Wulan)