Konten Media Partner

Haedar Nashir: Gus Sholah Wafat di Tanggal Peluncuran Film 2 Ulama

3 Februari 2020 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, saat dikunjungi di rumahnya, Senin (3/1/2020). Foto: Erfanto.
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, saat dikunjungi di rumahnya, Senin (3/1/2020). Foto: Erfanto.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, dan keluarga besar Muhammadiyah mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Kyai Haji Dr Salahuddin atau yang dikenal dengan sebutan Gus Sholah. Gus Sholah dianggap sebagai tauladan bagi anak bangsa saat ini.
ADVERTISEMENT
Haedar menandaskan jika Muhammadiyah telah kehilangan sosok yang rendah hati, terbuka, demokratis, peduli kepada hak asasi manusia dan moderat. Gus Sholah menjadi panutan karena selalu mempraktikkannya di dalam kehidupan nyata.
"Sepanjang pergaulan saya yang cukup lama dengan Gus Sholah, saya sangat terkesan dengan sikap Gus Sholah," ujarnya sebelum bertolak ke Jombang, Selasa (3/2/2020) di rumahnya.
Menurutnya, Gus Sholah merupakan sosok yang sangat concern dan peduli dengan pengembangan Islam yang moderat, yang bisa berada di tengah dan merangkul semua orang.
Haedar menambahkan, sikap hidup Gus Sholah dalam pergaulan yang selalu inklusif dengan siapa saja juga selalu menunjukkan sikap yang moderat memang pantas diteladani oleh siapa pun sebagai anak bangsa.
Gus Sholah tidak pernah mengeluarkan pernyataan-pernyataan dan yang ekstrem serta menimbulkan kontroversi. Komentarnya selalu membawa kesejukan dan menentramkan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Hal tersebutlah yang menunjukkan sikap kenegarawanan dari seorang Gus Sholah," kenangnya.
Selain itu Gus Sholah sangat peduli dengan bagaimana demokrasi tersebut selalu bisa melambangkan dan menunjukkan proses dimana rakyat memperoleh tempat di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di mana tetap melekat kebersamaan dan persatuan.
Haedar mengaku terlibat usaha bersama dengan Gus Sholah dalam menjaga stabilitas bangsa ketika Pilpres yang lalu. Karena ketika Pilpres yang lalu dirinya pernah bersama-sama dengan Gus Sholah, yaitu ketika ada gesekan yang sangat berat.
Dirinya dengan Gus Sholah dan bersama beberapa tokoh bertemu di Menteng dan sebaliknya juga saling mencari untuk pertemuan di antara lembaga-lembaga lain guna bekerja sama untuk mewujudkan bagaimana pemilu yang tidak hanya menjadi tempat untuk aspirasi rakyat dan konsentrasi politik.
ADVERTISEMENT
Mereka juga berusaha untuk tetap menjaga kebersamaan dan tidak gaduh, tidak menimbulkan konflik antar anak bangsa yang kemudian menjadi rusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Haedar mengaku pertemuan terakhir sekolah pada tanggal 31 Januari yang lalu. Namun, saat itu Gus Sholah masih dalam keadaan belum sadarkan diri karena usai dioperasi. Saat itu dirinya bertemu dengan istri dari Gus Sholah dan juga adik ipar.
"Kami juga pernah bertemu dengan Gus Sholah sebelum sakit untuk launching film jejak dua ulama KH Hasyim Asy'ari dan Kyai Haji Ahmad Dahlan yang memang kita gagas bersama," tambahnya.
Gus Sholah juga pernah mampir ke kediamannya untuk bersilaturahmi. Bahkan tanggal 12 Januari yang lalu juga mengontak dirinya bagaimana agar film ini bisa di-launching dan menghadirkan presiden.
ADVERTISEMENT
"Kami juga sudah sepakat menandatangani surat permohonan kepada presiden agar hadir. Kami menandatangi suratnya pada tanggal 22 Januari 2020 lalu,"paparnya.
Rencananya film tersebut sebenarnya akan di-launching pada tanggal 2 Februari 2020. Namun di tanggal 2 Februari tersebut justru Gus Sholah dipanggil Yang Maha Kuasa dan belum bisa me-launching bersama dengan Presiden Joko Widodo.
"Jadi waktu-waktu terakhir berdiskusi bagaimana generasi bangsa tahu dengan tokoh-tokoh bangsa dan juga para ulama,"kenangnya.