Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kementan Mulai Produksi dan Pasarkan Kalung Antivirus Corona
12 Agustus 2020 14:19 WIB
ADVERTISEMENT
Kendati sempat menuai pro kontra namun Kementerian Pertanian saat ini tetap memproduksi dan memasarkan secara massal kalung anti virus corona. Namun, namanya telah diubah menjadi herbal pencegah COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dirjen Hortikuktura Kementerian Pertanian RI, Prihasto Setyanto mengatakan, memang Kementan mulai memproduksi massal dan memasarkan kalung anti virus corona berbahan tanaman atsiri (eucalyptus) ini. Kalung tersebut merupakan salah satu hasil penelitian di dalam negeri yang dilakukan oleh litbang Kementan.
"Kalung ini sudah mulai kita pasarkan, tapi lebih ke arah mencegah. Jadi paling tidak jika pakai ini ada upaya pencegahan agar tidak terpapar COVID -19. Namun demikian, tetap harus pakai masker bukan berarti kalau sudah pakai kalung tidak pakai masker tidak dan tetap melakukan protokol kesehatan," katanya dalam kunjungannya di Temanggung, Selasa (11/8/2020).
Disebutkan, produksi massal dan pemasaran ke berbagai wilayah di Indonesia pada awal Agustus 2020 ini sudah mulai dilakukan. Dikatakan, pada mulanya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memerintahkan jajarannya untuk tetap bekerja di masa pandemi ini guna memastikan ketersediaan pangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di satu sisi pegawainya tetap harus berhati-hati agar tidak terpapar corona. Kebetulan ada salah satu litbangnya yang melakukan penelitian menggunakan tanaman atsiri (eucalyptus), yang bisa mencegah penularan COVID-19. Maka dibuatlah kalung tersebut.
"Saya sendiri merasa nyaman menggunakan kalung ini, mengingat tugasnya harus selalu terjun ke masyarakat guna memastikan ketersediaan pangan masyarakat di masa pandemi. Ini masih produksi dari Litbang tapi bukan di bawah Dirjen Hortikuktura sehingga saya tidak tahu harganya. Intinya banyak produksi seperti ini dari luar negeri, tapi kalau kita bisa bikin sendiri kenapa tidak. Tapi namanya sudah kita ganti dengan nama herbal pencegah virus corona," katanya. (ari)