Konten Media Partner

Masyarakat Jogja Diajak Kumpulkan Minyak Jelantah untuk Biofuel

18 Desember 2024 20:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Startuo Dagangan. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Startuo Dagangan. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Langkah mendukung transisi menuju masa depan menciptakan ekosistem Indonesia hijau menuju emisi nol bersih (net zero emission) telah dilakukan banyak lini usaha.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Dagangan, startup rural commerce berbasis teknologi, bekerja sama dengan Greenia, perusahaan pengelola limbah berkelanjutan, meluncurkan program inovatif untuk mendaur ulang minyak jelantah menjadi biofuel.
Diketahui berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata konsumsi minyak goreng masyarakat Indonesia mencapai 9,56 kilogram per orang setiap tahun, menciptakan ribuan ton limbah minyak jelantah yang sebagian besar tidak dikelola dengan baik.
CEO & Co-founder Greenia.id, Amrullah Tahad menjelaskan program ini merupakan langkah kerjasamanya untuk menggerakkan masyarakat Yogyakarta, mengelola limbah minyak jelantah.
“Program tersebut bertajuk “Langkah Hijau Dagangan bersama Greenia”, ini secara resmi diluncurkan di Yogyakarta dengan fokus utama menggerakkan masyarakat Yogyakarta untuk bersama-sama mengelola limbah minyak jelantah,’ ucapnya. Rabu (18/12/2024).
Amrullah, mengungkapkan fokusnya pada kegiatan kali ini adalah menggerakkan masyarakat untuk menjadi pelopor dalam pengelolaan minyak jelantah.
ADVERTISEMENT
Program yang dimulai dari Yogyakarta dan akan berlanjut ke seluruh wilayah Jawa barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Limbah ini sering kali menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan, karena 1 liter minyak jelantah terbuang sembarangan dapat mencemari 1000 liter air tanah. Sehingga dapat berdampak buruk pada ekosistem dan menurunkan kualitas hidup masyarakat,” jelas Amrullah.
Langkahnya ini hadir sebagai solusi untuk mengubah limbah rumah tangga menjadi sumber daya yang bernilai.
Melalui program ini, minyak jelantah yang sebelumnya berupa limbah akan diolah menjadi biofuel, sebuah bahan bakar ramah lingkungan yang membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
“Kami percaya bahwa limbah bisa menjadi solusi, bukan masalah. Melalui kerja sama bersama Dagangan, kami ingin mengedukasi masyarakat Yogyakarta bahwa langkah kecil, seperti mengumpulkan minyak jelantah, bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan,” tabahnya.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaannya, untuk mempermudah partisipasi, program ini menawarkan dua opsi pengumpulan minyak jelantah. Pertama, peserta dapat menitipkan minyak jelantah kepada driver Dagangan saat pengiriman sembako ke warung.
Kedua, peserta juga dapat melakukan request pick-up khusus melalui tim sales Dagangan yang akan mengatur jadwal pengambilan.
Minyak yang diterima harus merupakan minyak murni tanpa campuran, seperti sisa makanan, air, oli, atau bahan kimia lainnya.
Nantinya, warung dan masyarakat disarankan menyimpan minyak jelantah di wadah bersih, seperti galon atau botol bekas, di tempat yang aman hingga siap diambil. Minyak yang terkumpul akan disaring, diperiksa kualitasnya, dan dihitung total kuantitasnya selama satu bulan.
Harga minyak jelantah yang diterima dimulai dari Rp 4.000 per kilogram, dengan insentif lebih tinggi untuk kuantitas yang lebih besar. Setelah proses ini selesai, minyak yang terkumpul akan didistribusikan ke mitra Greenia untuk diolah menjadi biofuel.
ADVERTISEMENT
“Melalui program ini, kami ingin menjadikan limbah rumah tangga sebagai sumber daya yang bernilai. Dengan memanfaatkan jaringan distribusi Dagangan di wilayah Yogyakarta, kami menawarkan solusi yang tidak hanya memberikan dampak lingkungan positif tetapi juga tambahan pendapatan bagi pengguna aplikasi Dagangan, juga masyarakat, Warung, rumah tangga, atau pelaku UMKM di Yogyakarta,” tambah Ryan Manafe, CEO & Co-founder Dagangan.
Penulis : Len