Konten Media Partner

Pengemudi Jeep di Sleman Gunakan Narkoba saat Bawa Penumpang

16 Agustus 2024 12:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jeep. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jeep. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Adanya pengemudi jeep kawasan wisata di Sleman yang sebelumnya terungkap karena kedapatan mengkonsumsi narkoba saat membawa wisatawan dianggap telah mencoreng citra pariwisata yang selama ini dibangun dengan baik.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid menyampaikan jika pasca diamankanya oknum pengemudi tersebut, kondisi wisata jeep di Kabupaten Sleman disebutnya masih keadaan normal. Ia menyampaikan tidak ada penurunan yang signifikan.
“Jadi secara kuantitatif belum berdampak (penurunan), kalau mungkin ketika hal ini berulang kemudian baru berdampak bagi jeep wisata jeep sendiri,” katanya saat diwawancarai Tugu Jogja pada Jumat (16/8/2024).
Dirinya dalam waktu dekat, betul-betul ingin mengevaluasi dari kejadian yang mencoreng nama baik pariwisata di Sleman tersebut. “Minggu depan akan kita kumpulkan (pengelola jeep) dengan pemangku yang lain agar tercipta rasa aman dan nyaman bagi wisatawan untuk memakai jasa jeep,” imbuhnya.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan pelayanan yang prima bagi para pengemudi jeep.
ADVERTISEMENT
Saat dihubungi, Ishadi menyampaikan akan melakukan komitmen dengan para pemilik jasa jeep yang ada di kawasan pariwisata untuk agar nantinya tercipta rasa aman dan nyaman bagi wisatawan.
Hingga saat ini, Ishadi menyampaikan di Kabupaten Sleman terdapat 1000 lebih pengemudi jeep yang beroperasi di kawasan pariwisata.
Perlu Ada Komitmen Bersama
Dalam komitmen yang akan dibangun ke depan ia menyebut akan berupaya memastikan kelayakan kendaraan yang digunakan untuk membawa penumpang, serta berupaya memperbaiki sumber daya manusia (SDM) yang mengemudikan jeep.
Keamanan penumpang disebutnya tidak bisa terlepas dari dua hal tersebut. Ia meminta agar pengemudi memastikan kesiapan fisiknya sebelum melayani wisatawan. Ishadi menyebut dalam satu hari, pengemudi jeep dapat melayani penumpang hingga 2-3 kali.
ADVERTISEMENT
“Kami tekankan untuk kelayakan kendaraan dan SDM pengemudinya agar tidak ugal-ugalan, karena sopir jeep juga harus dalam kondisi fit, mereka sehari bisa sampai 2-3 putaran. Maka tidak boleh terpengaruh oleh minuman keras,” katanya.
Ishadi mempersilahkan bagi pengemudi jeep dalam menggunakan doping yang sesuai dan legal jika dibutuhkan diluar minuman keras. Alasan ingin menjaga kebugaran selama mengemudi yang diungkapkan sebelumnya oleh pengemudi yang memakai miras.
Doping tersebut bisa didapat dari minuman berenergi atau makanan yang bergizi. Pengemudi jeep disebutnya bisa melakukan aktivitas gerak tubuh, seperti berolahraga sebelum melayani penumpang.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman dalam mewujudkan sapta pesona secara bersama-sama akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kerjasama Lintas Sektor
Terkait dengan pengawasan, ia berharap bisa bekerjasama dengan berbagai pihak, terutama Badan Narkotika Nasional (BNN). “Kalau hal itu (pengawasan) kan bukan hanya dinas pariwisata, ada aparat kepolisian dan BNN,” jelasnya.
“Besok bukan hanya dinas pariwisata, dinas perhubungan bersama aparat dan penegak hukum, Nah harapan kami kalau Dinas Pariwisata tidak bisa mengawasi 24 jam,”ujarnya.
“Upaya kami itu kan bagaimana wisatawan datang ke Sleman, jadi jangan dicederai dengan hal-hal semacam itu.Kita sudah membangun bangunan yang megah justru penghuninya tidak merawat dan justru merobohkan bangunanya sendiri,”katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sleman, Arip Pramana saat dimintai tanggapan terkait adanya penggunaan narkoba oleh pengemudi jeep, ia tidak ingin berkomentar banyak.
ADVERTISEMENT
Dirinya meminta agar pengemudi bisa memastikan keselamatan para penumpang yang menggunakan transportasi jeep. “Pada saat bekerja, driver harus sudah dalam kondisi yang fit secara fisik, tidak ngantuk, dan tidak dalam pengaruh alkohol maupun obat terlarang,” katanya. (Hadid Husaini).