Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Tingkat Hunian Hotel di Yogyakarta Selama Nataru Capai 95 Persen
7 Januari 2020 18:30 WIB
ADVERTISEMENT
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mengungkapkan tingkat hunian hotel selama libur Natal dan Tahun Baru kemarin mencapai angka 95%. Jumlah tersebut sebenarnya tidak ada perbedaan dengan tingkat hunian hotel pada momen yang sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, Ketua DPD PHRI DIY, Deddy Pranowo, menyebut tingkat hunian hotel pada libur Natal dan Tahun Baru kali ini lebih baik dibanding dengan momen yang sama sebelumnya. Sebab, angka 95% tersebut merupakan angka rata-rata hunian hotel di berbagai kawasan baik pinggiran maupun pusat kota.
"Sekarang tidak ada lagi sebutan hotel di ring 1, 2 ataupun 3. Karena akan membingungkan wisatawan," tuturnya usai menghadap Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Selasa (7/1/2020) di Kompleks Kepatihan.
Deddy mengatakan libur Natal dan Tahun Baru kali ini memang lebih baik dari tahun sebelumnya. Karena jumlah pengunjung atau wisatawan yang datang ke DIY lebih banyak dibanding dengan momen yang sama tahun sebelumnya.
Deddy menyebut, hal tersebut tidak lepas dari membaiknya infrastruktur terutama jalan. Pembangunan jalan tol Trans Jawa memang sangat berdampak terhadap industri pariwisata di Jawa terutama DIY. Karena semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke DIY di tengah mahalnya harga tiket pesawat.
ADVERTISEMENT
"Tiket pesawat sekarang kan sangat mahal. Nah wisatawan tetap bisa berlibur dengan kendaraan pribadi karena sekarang perjalanan mereka akan lancar setelah ada jalan tol," ungkapnya.
Menurut Deddy, kesemrawutan dan juga kemacetan yang sering melanda Yogyakarta selama musim liburan termasuk libur Natal dan tahun baru kemarin tidak lepas dari beroperasinya jalan tol trans Jawa tersebut. Dengan adanya jalan tol tersebut mempermudah wisatawan untuk menggunakan kendaraan pribadinya berlibur.
Dengan kendaraan pribadinya wisatawan beranggapan jika mereka akan lebih fleksibel dalam mengunjungi setiap destinasi wisata yang diinginkan. Dibanding dengan datang ke ke Yogyakarta menggunakan pesawat terbang kemudian menyewa kendaraan untuk berwisata.
"Saya kira wajar ketika akhir pekan ataupun liburan Yogyakarta selalu diwarnai dengan kemacetan,"katanya.
ADVERTISEMENT