Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
AKP Diyana Suci, Polwan Pertama yang Jabat Kasatlantas Polres Malang
25 Juli 2020 10:19 WIB
ADVERTISEMENT
MALANG - Polres Malang memiliki Kasatlantas perempuan pertama. Dia adalah AKP Diyana Suci Listyawati. Sosok Polwan inspiratif yang berdinas di satuan tersibuk di Polres Malang.
ADVERTISEMENT
"Ketika kita memakai lencana ini kita tidak mengedepankan gender. Jadi ketika tugas saya belum selesai saya mengedepankan jika saya ini polisi. Hanya kebetulan saja gender saya perempuan, yang saya kedepankan jika tugas saya sebagai polisi itu tuntas," ujar Diyana, saat ditemui di Mako Polres Malang, pada Jumat (24/7/2020).
Memulai karir di tahun 2004 sebagai taruni Akademik Polisi (Akpol), Diyana lulus pada tahun 2007 dan langsung ditempatkan di Polda Metro Jaya.
"Dulu di Akpol saya Taruni angkatan ketiga. Jadi jumlah kami waktu itu baru satu pleton dari 10 pleton di angkatan. Jumlah taruni ada 30 orang dan tarunanya 270 orang," ungkapnya.
Awalnya, Diyana hanya ingin berkarir di luar negeri. Lalu dia diarahkan untuk menjadi Polwan (Polisi Wanita) oleh sang ayah yang juga anggota kepolisian.
ADVERTISEMENT
"Berkarir di Kepolisian awalnya karena saya bercita-cita bekerja di luar negeri. Lalu orang tua saya mengarahkan jika saya bekerja di kepolisian maka saya bisa bekerja di luar negeri juga," ungkapnya bernostalgia.
Saat itu, Diyana menjadi Perwira di usia 20 tahun. Usia yang cukup muda untuk menjadi polisi apalagi perwira. "Karena kita diposisi sudah harus membuat keputusan meskipun masih perwira pertama," ingatnya.
"Tapi sebagai first line supervisor, kita tidak hanya melaksanakan tapi juga harus bisa menentukan satu kebijakan. Itulah tantangan pertama dimana kita sebenarnya masih hijau tapi harus berfikir dan bertindak jauh diluar batas usia kita," sambungnya.
"Kita juga harus siap ditempatkan dimana saja, dan setelah ditempatkan maka harus segera bisa menguasai medan yang ada," terang wanita 32 tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Tapi, senangnya ya hidup kita jadi bervariasi dan tidak monoton, kita juga berdinasnya muter-muter itu juga ada sisi enaknya juga," imbuh wanita kelahiran Kabupaten Batang, Jawa Tengah ini.
Impian Diyana untuk bekerja di luar negeri juga sudah tercapai. Pada tahun 2011-2014, dia menjadi Sekretaris Pribadi (Sekpri) Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, di Den Haag, Belanda.
"Karena beliau yang memberikan inspirasi bahwa wanita bisa berkarir dengan baik tanpa harus mengorbankan keluarga. Saya juga bisa melihat bagaimana beliau berkarir dan bersama keluarga," jelasnya.
Kini, dia bersyukur bisa berdinas di Polres Malang karena Kabupaten Malang adalah satu wilayah yang menuntut untuk bisa menguasai medan, geografis yang luas dan demografis yang beraneka ragam.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya itu benar-benar tantangan yang memang harus bisa dipelajari dan diatasi. Tapi dengan bimbingan Pak Kapolres sebagai pimpinan dan senior, juga rekan-rekan kerja yang lain sehingga sedikit demi sedikit kita mengusai dan atasi di Kabupaten Malang ini," ujarnya.
Selain sosok Retno Marsudi yang menjadi inspirasinya, sosok ibu juga menjadi panutan bagi Diyana. Karena meski bekerja, sang ibu tetap bisa merawat anak-anaknya.
"Keluarga ada faktor utama dalam support system kita. Jadi keberadaan saya sekarang itu ya karena keluarga itu sangat mendukung. Suami saya sendiri adalah orang yang sangat mendukung sekali dengan keberadaan saya sebagai petugas sekarang," ujarnya.
Jadi, dalam membagi waktu, Diyana membaginya dalam porsi khusus yang lebih kecil daripada yang lain. "Tapi, ketika kuantitas waktu lebih sedikit tapi kualitasnya yang bisa kita maksimalkan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi ketika saya banyak di kantor, saya optimalkan ketika ada di rumah itu," lanjutnya.
Diyana juga menceritakan, kebun binatang dan taman bermain adalah tempat-tempat biasa dirinya sekeluarga melakukan quality time.
"Karena anak saya masih kecil (2 tahun), jadi quality time kita lebih ke mengajak ke kebun binatang dan taman bermain. Karena ketika saya dinas jadi anak saya di rumah aja. Jadi saat saya ada kesempatan mendampingi anak maka akan saya ajak ke tempat-tempat yang seharusnya dia ada seperti taman bermain," ucapnya.
Diyana juga dikenal sebagai salah satu kepala satuan yang inovatif. Namun dia menganggap jika inovasi darinya itu bukan sesuatu yang luar biasa, karena itu sudah tugasnya dalam menyesuaikan dinamika masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Jadi ketika masyarakat itu berkembang, otomatis kita juga ikut berkembang. Perkembangan itu sendiri sering disebut inovasi, jadi lebih tepatnya kita ingin lebih dekat dengan masyarakat. Kita bisa memberikan pelayanan lebih pada masyarakat makanya kita melakukan pengembangan itu yang disebut inovasi," tukasnya.
Sementara itu, Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar, juga mengatakan kalau kinerja Diyana tidak kalah dari Polki (Polisi Laki-laki).
"Terbukti dalam hal inovasi, kita lihat tidak pernah kekurangan. Selalu dalam kondisi seperti ini (COVID-19) tetap ada inovasi-inovasi yang dilakukan. Contohnya sekarang Samsat Jelita, itu samsat jelajah kampung yang khusus ditaruh di kampung-kampung tangguh yang di wilayah Malang Selatan," ungkapnya.
Dalam setiap kegiatan, Diyana juga memiliki kinerja yang tidak kalah cepat dengan yang laki-laki saat mendapatkan perintah-perintah untuk pengaturan jalan sampai penguraian kemacetan.
ADVERTISEMENT
"Jadi saat saya perintahkan maka saat itu juga dilaksanakan, bahkan yang bersangkutan sendiri yang turun ke lapangan untuk benar-benar anggotanya melaksanakan tugasnya," pungkasnya.