Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten Media Partner
Berkunjung ke Unira, Menteri Desa: Potensi Malang Luar Biasa
28 November 2020 9:33 WIB
Unira Malang Makin Mantap Kembangkan Desa Tertinggal
ADVERTISEMENT
MALANG - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Abdul Halim Iskandar, mengunjungi Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang, di Jalan Raya Mojosari Nomor 2, Dawuhan, Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Jumat (27/11/2020).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Halim mengatakan, Kabupaten Malang memiliki potensi desa yang luar biasa. "Sangat luar biasa kalau menyebutkan potensi di Kabupaten Malang, karena Malang sendiri sudah punya nama mulai dari perkebunannya sampai pabrik gula yang bagus," terangnya.
Dia mencontohkan, pabrik-pabrik gula lawas di Kabupaten Malang yang terus berproduksi. "Sekarang pabrik gula lama di Jawa Timur yang masih produktif ya di Malang ini. Jombang sudah mati satu, lalu daerah-daerah lain juga sudah mati," sebutnya.
Potensi pertanian dan wisata juga menjadi daya tarik tersendiri. "Kemudian dari pertanian sampai wisatanya, desa wisata yang pertama muncul bagus-bagus kan dari Malang. Contohnya di Pujon Kidul, Boon Pring, Wisata Edukasi Nanas Palaan, dan masih banyak lagi," bebernya.
ADVERTISEMENT
Pria kelahiran Jombang ini juga memaparkan, target Kemendes kedepannya. "Tujuan pembangunan untuk desa semuanya ya dari program SDGs Desa mulai desa tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan, desa sehat sejahtera, dan desa ekonomi tumbuh merapat," ungkapnya.
"Semua itu satu sasaran yang ingin dituju pembangunan desa secara bertahap. Dan target tercapainya sampai 2030, karena tidak bisa hanya 2-3 tahun saja," tukasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unira Malang, Hasan Abadi, menyampaikan jika akan ada kerjasama dengan Kemendes PDTT.
"Kebetulan juga hari ini kita menginisiasi bersama Kementerian Desa untuk menjadi bagian dari perguruan tinggi yang membangun desa. Dan beliau sudah bilang akan segera menandatangani MOU tersebut kemudian kita akan lebih cepat bekerjasama," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Karena mimpi kita adalah konsep ini akan kita berikan pada pemerintah jika konsep ini bagus," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hasan juga menyampaikan keberhasilan Unira Malang dalam pembangunan Laboratorium Desa Palaan.
"Kita sekarang ada laboratorium berupa satu desa. Kita bekerja sama dengan Desa Palaan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, untuk membuat laboratorium seluruh program studi di Unira Malang," terangnya.
"Kita punya konsepsi 3 pilar mulai peace education, social enterprise, dan green technologi. Semua research pengabdian yang didanai secara internal oleh Unira di Laboratorium Desa Palaan," tambahnya.
Semua usaha tersebut adalah untuk menciptakan desa mandiri. "Cita-citanya kita membuat prototipe desa mandiri mulai dari sisi spiritualitas, enterpreneur, community development, termasuk ketahanan pangan, dan energi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Kita saat ini sudah membuat teaching factory produk nanas. Pembangunannya sudah selesai dan kita kerjasamakan dengan Kementerian Desa juga," lanjutnya.
Pria kelahiran 7 Agustus 1975 ini menyampaikan, di Desa Palaan sudah ada kebun nanas seluas 5 hektare.
"Itu (laboratorium desa) merupakan kerjasama antara Unira Malang dengan Pemerintah Desa Palaan, dan saat ini ada 5 hektare sawah yang ditanami nanas. Lalu nanas tersebut kita coba untuk membuat produk-produk varian turunan seperti minuman sampai food and beverage," ucapnya.
"Jadi nanas tersebut diolah baik jadi makanan kembali seperti selai maupun minuman," sambungnya.
Laboratorium desa tersebut juga memiliki banyak fungsi. "Tempat tersebut juga menjadi lokasi research mahasiswa dan dosen, disamping juga ada cafe-cafe dan wisata edukasi yang sehat dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," ujarnya.
Terakhir, peraih gelar doktoral di UIN Malang ini berharap, sumber daya manusia di desa-desa Kabupaten Malang bisa tumbuh. "Karena kalau tidak, Malang ini akan habis," sebutnya.
ADVERTISEMENT
"Terutama Malang Selatan yang eksotis bisa jadi akan seperti Bali Selatan. Kalau kita tidak memiliki sumber daya manusia yang memadai itu nanti tanahnya akan dijual-juali pada investor sehingga yang menikmati orang lain. Kita ingin masyarakat Malang menjadi tuan di rumah mereka sendiri," pungkasnya.