Konten Media Partner

Dinkes Kota Malang Beri Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Pengemudi Bus

3 Desember 2020 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Begini Kesan Pengemudi Bus di Terminal Arjosari

Dinkes Kota Malang. Foto: Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Dinkes Kota Malang. Foto: Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
MALANG - Ruangan istirahat sopir di Terminal Arjosari mendadak ramai oleh petugas kesehatan yang mengenakan APD lengkap. Ya, bersama instasi terkait, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menggelar pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi bus di Terminal Arjosari, pada Selasa (1/12/2020).
ADVERTISEMENT
Sucipto (65), salah seorang pengemudi yang turut menjadi peserta, mengapresiasi kegaitan rutin ini. Menurutnya, dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis, dapat membantu para driver untuk mengetahui sejauh mana kondisi driver dan mendapatkan rekomendasi perjalanan.
"Mungkin petugas mengharuskan orang tersebut tidak jalan atau berhenti untuk istirahat. Supaya keadaan penumpang itu aman dan nyaman," ujar pria dari PO HAZ ini.
Dinkes Kota Malang. Foto: Feni Yusnia
Lebih dari 30 tahun menjadi driver, dia berharap agar kegiatan positif seperti ini dapat sesering mungkin digalakkan. Sehingga dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas.
Tak jauh berbeda, Yulianto (44), dari PO Jawa Indah Transindo, mengaku tidak mempunyai waktu untuk sekedar cek up kesehatan baik puskesmas maupun dokter. Lantaran selain kebutuhan ekonomi yang mendesak, juga jadwal trayek dan target yang padat.
ADVERTISEMENT
Seringnya berada dijalanan, tak sering membuat para supir ini mengeluhkan kondisi kesehatannya. Seperti mudah lelah hingga tak nafsu makan.
Dinkes Kota Malang. Foto: Feni Yusnia
"Jadi ini kesempatan ya alhamdulillah. Karena kita kan kerja di jalan kadang-kadang capek mau periksa ke dokter gak ada waktu. Kalau ada ini kan enak gak perlu repot-repot ke puskesmas," sambungnya.
Sementara itu, Pengelola Program Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinkes Kota Malang, Lilik Suharti Skep Ns, mengatakan bahwa temuan yang paling banyak didapatkan bagi pengemudi ialah hipertensi dan diabetes alias gula darah.
"Dimana mungkin dari penyakit diabetnya itu berasal dari kebiasaannya ya atau perilakunya tidak sehat. Kemudian hipertensi juga dipicu stres, tuntutan kerjanya di jalan itu," kata Lilik.
Hasilnya, lewat pemeriksaan ini, pengemudi akan mendapatkan satu dari tiga diagnosa sekaligus pendamping surat jalan yakni layak mengemudi, layak mengemudi dengan catatan, dan tidak layak mengemudi.
ADVERTISEMENT
"Selama ini belum menemukan hal tersebut (tidak layak mengemudi). Kondisinya aman dan mayoritas diagnosa layak dengan catatan dalam artian hipertensi atau gula darah," tandasnya.
Kedepan, perempuan berkacamata ini berharap, kerjasama lintas program maupun sektor terkait dapat berdampak positif. Terlebih, pengemudi yang sehat, bugar, produktif, serta menurunkan angka kecelakaan.(ads)