Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Foto: Sisi Lain Penutupan Kayutangan, Ekonomi Mandek Hingga Jadi Lapangan Bola
15 November 2020 18:39 WIB
ADVERTISEMENT
MALANG - Pengerjaan proyek Kayutangan Heritage membuat akses jalan protokol di Kota Malang itu ditutup. Tutupnya kawasan ini, berimbas pada aktivitas warga dan pelaku usaha di sana.
Mulai dari Pedagang Kaki Lima (PKL), warung makan, restoran, toko kelontong, toko pakaian, bank, hingga hotel sepi. Tak banyak aktivitas disana seperti seramai sebelumnya. Seolah kota mati.
Tak sedikit warga, mulai pedagang kaki lima hingga pengusaha menggantungkan penghidupannya di kawasan bersejarah ini.
Pengakuan salah satu pedagang di Pujasera Kayutangan, Syukrul Amin, dalam sepekan sejak ditutup, dagangan makanannya sepi, tak ada yang beli.
"95 persen penghasilan hilang. Gak hanya saya saja, semua usaha yang ada dalam kawasan ini sepi pembeli. Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Kemarin sudah ada Corona, sekarang ditambah ini ditutup,'' keluhnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun kondisinya saat ini, program Kayutangan Heritage dinilai memiliki dampak positif untuk warga sekitar kedepannya. Nantinya, Kayutangan bakal disulap seperti kawasan Malioboro di Jogja atau Jalan Braga di Bandung. Tentu, mereka bisa mencari penghasilan tambahan dari pembangunan ini.
"Terlepas dari kami kena imbas sekarang, kami akui dan percaya kalau pembangunan ini baik, buat kita kedepannya,'' pungkas Syukrul Amin.
Di balik itu, penutupan Jalan Basuki Rahmat ini rupanya disambut riang sejumlah anak-anak warga Kampung Kayutangan sekitar. Sejak hari pertama ditutup, mereka bersuka ria merayakan penutupan jalan dengan bermain bola sepuasnya.
"Kapan lagi, main bola di jalan bagus kayak gini. Ombo! (luas),'' ujar seorang anak dengan riang, pada Minggu (15/11/2020).
Selain itu, sejumlah anak-anak kecil ini dengan riang dan bebas bermain di jalanan sepi. Seolah, jalanan hanya milik mereka. Mereka bersepeda, berjalan-jalan, hingga bermain skateboard memanfaatkan bidang median jalan.
ADVERTISEMENT