Konten Media Partner

Kayutangan Street Style Hadir di Malang, Terinspirasi dari Citayam Fashion Week

23 Juli 2022 16:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fashion Street Style. Foto: Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Fashion Street Style. Foto: Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
MALANG - Fenomena street style kian ramai diperbincangkan. Bahkan, setelah ada Citayam Fashion Week, fenomena ini meluas hingga ke Malang, lewat Kayutangan Street Style yang digaungkan sejak Jumat (23/7/2022).
ADVERTISEMENT
Kayutangan Street Style diinisiasi oleh tiga anak muda asal Malang yakni Rulli Suprayugo, Belinda Ameliyah, dan Reza Wu. Mereka ingin menjadikan Kayutangan Heritage sebagai tempat yang ramah terhadap fashion.
Rulli menegaskan, Kayutangan Street Style bukan sebuah event. Melainkan gerakan untuk mengajak siapapun yang datang ke kawasan yang juga ikon Kota Malang itu agar lebih percaya diri dan stylish. "Ini adalah sebuah gerakan bukan acara, jadi kita pengen teman-teman ini lebih stylish kalau misal jalan-jalan ke kawasan Kayutangan," katanya.
Fashion Street Style. Foto: Feni Yusnia
"Ini bukan event, melainkan habit. Nanti kalau sudah tumbuh (habit) maka akan muncul culture baru di Kota Malang. Maka, tanpa atau tidaknya kita, akan tetap ada (street style) ini. Kita hanya menginisiasi, silahkan diteruskan. Ini area kalian, karena ini memang area publik semuanya boleh pakai," tukas Rulli.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya apakah terinspirasi dari Citayam Fashion Week, Belinda yang juga fashion desainer itu membenarkan. Namun bedanya, Kayutangan Heritage diinisiasi oleh para fashion designer dan stylish.
"Yang pasti iya, itu (Citayam Fashion Week) salah satu inspirasi kita. Tapi bedanya, inisiatornya di sini adalah fashion designer dan stylish-nya. Kalau di Citayam itu anak-anak yang pengen nongkrong, tapi ingin mengaktualisasikan diri lewat fashion. Ini jelas beda," jelas Belinda.
Fashion Street Style. Foto: Feni Yusnia
"Karena itu kenapa namanya street style, karena lebih personal. Kalian boleh dateng dan tidak ada show," sambungnya.
Lewat gebrakan spontan ini, Reza Wu menambahkan harapan para penggagas Kayutangan Street Style yakni dapat membangun budaya baru di Kota Malang sebagai kota yang ramah fashion atau diisitilahkan district fashion. Hal ini mengingat Kota Malang memiliki banyak pelaku fashion. Terlebih, fashion style anak Malang juga tak kalah nyentrik dan menarik dari daerah lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kita bentuk fashion ini berawal dari membentuk habit atau kebiasaan. Apalagi gerakan ini spontan, kita berpikiran di Malang kok belum ada kegiatan seperti itu (street style) padahal pelaku fashion itu banyak. Jadi kita juga ambil lokasinya di Kayutangan, karena ini area wisata, sehingga agar orang lebih aware," imbuhnya.
Diketahui, kawasan Kayutangan Heritage pada Jumat malam terlihat lebih padat dari biasanya. Hal ini menggambarkan antusiasme masyarakat menyambut gerakan baru itu.
Tak hanya muda-mudi, gerakan ini rupanya juga diramaikan oleh orang tua hingga anak-anak dengan fashion style yang berbeda sesuai dengan karakter pribadi masing-masing. Mulai dari pakaian casual, batik, harajuku, dan sebagainya.
Trotoar hingga beberapa titik zebra cross terpantau berubah menjadi area catwalk dadakan ketika lampu merah menyala.
ADVERTISEMENT
Gerakan ini nantinya akan terus berlanjut. Pelan tapi pasti, diharapkan akan menghilangkan stigma negatif terhadap seseorang yang berpakaian nyentrik di kawasan itu dan lebih percaya diri untuk berekspresi.