Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Kepala BPBD Kota Batu Sebut Kecamatan Bumiaji Jadi Kawasan Paling Rawan Bencana
28 Oktober 2022 20:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
BATU - Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan, Kecamatan Bumiaji merupakan kawasan yang paling rawan tertimpa bencana, khususnya tanah longsor.
ADVERTISEMENT
Menurut Agung Sedayu, pihaknya telah melakukan pemetaan. Faktanya kontur alam di sebagian besar wilayah Kecamatan Bumiaji adalah lereng-lereng dan tebing. Kontur topografi alam dan kerapatan vegetasi seperti itu membuat bencana tanah longsor rawan terjadi.
''Ada 7 potensi bencana alam yang kami petakan. Yang paling mendominasi adalah tanah longsor, tanah ambles, plengsengan longsor,'' terang Agung, Jumat (28/10/2022).
Total ada 6 desa di Kecamatan Bumiaji yang rawan terjadi longsor. Wilayah kedua, Kecamatan Batu yang terletak di pusat kota juga menjadi kawasan yang rawan bencana longsor dan banjir genangan.
Terbaru, pada Rabu-Kamis (27/10/2022) kemarin saja sudah kembali terjadi tebing longsor, tepatnya di Jalan Klena I Gang 1 RT 04 / RW 01, Dusun Lemah Putih Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
ADVERTISEMENT
Adapun dimensi tebing yang longsor itu panjang 10 meter, lebar 1 meter dan tinggi 3 meter. Akibatnya, material longsor menutupi sebagian jalan sehingga rawan kecelakaan jika dilewati pengguna jalan.
Di lain tempat, sebuah plengsengan teknis dinding saluran drainase di Jalan Pangeran Diponegoro, Dusun Gerdu, juga ambrol. Dusun Gerdu. Di atas pelengsengan berdiri jembatan cor yang merupakan akses jalan ke rumah warga. Plengsengan ambrol dengan dimensi panjang 3 meter, lebar 3 meter dan tinggi 2 meter.
Sejauh ini, BPBD Kota Batu telah meningkatkan kesiapsiagaan bencana mengingat intensitas hujan yang meningkat. Sejumlah rekomendasi juga sudah dilakukan ke dinas terkait. Mulai penataan saluran drainase hingga perompesan pohon.
''Selain itu kita juga sudah membuat surat edaran ke sejumlah tempat wisata untuk juga meningkatkan kewaspadaan. Untuk deteksi, kami juga sudah aktif monitoring alat pendeteksi EWS yang sudah terpasang di 12 titik rawan,'' jelasnya
ADVERTISEMENT