Konten Media Partner

Kisah 2 Sahabat yang Dimakamkan Bersebelahan di Taman Makam Pahlawan Malang

17 Agustus 2020 13:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makam 2 sahabat. Foto: Rizal Adhi 
zoom-in-whitePerbesar
Makam 2 sahabat. Foto: Rizal Adhi 
ADVERTISEMENT
MALANG - Jika kita mengunjungi Taman Makam Pahlawan (TMP) Makam Bahagia Desa Gunung Petung, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Kita akan melihat salah satu makam pertama bernama Parinusa dan di sebelahnya ada makam Willem Sudarsono.
ADVERTISEMENT
Siapa yang menyangka jika keduanya ternyata adalah 2 sahabat sejak di kemiliteran dan wafat sebagai pahlawan yang gugur akibat agresi militer Belanda pertama.
Willem Sudarsono yang wafat terlebih dahulu pada 21 Agustus 1947, disusul sahabatnya seminggu berselang pada 27 Agustus 1948.
Kenyataannya keduanya adalah sahabat karib tidak akan terungkap selamanya jika anak laki-laki Parinusa tidak ke sana ke mari mencari makam ayahnya di tahun 2015.
"Awalnya tahun 2015 ada serang anak dari Blitar sudah ke sana ke mari cari makam ayahnya yang bernama Parinusa, dia tidak tahu ayahnya dimakamkan di mana," ungkap Kembang selaku penjaga makam TMP Malam Bahagia Desa Gunung Petung beberapa waktu lalu.
Kembang mula-mulanya melihat seorang laki-laki asing sendirian sedang kebingungan mengecek satu-persatu makam di sana.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu ada orang tidak dikenal bilang ke saya apakah ada makam yang namanya Parinuasa. Saya bilang ada, lalu dia tanya lagi apakah ada juga yang namanya Darsono, lalu saya bilang lagi ada," terangnya sambil mengingat-ingat kembali momen itu.
Lalu, pria 64 tahun ini mengantarkan orang tersebut pada sebuah makam bernomor 1 dan 2 yang ia maksud.
Sontak, orang tersebut langsung menangis dan yakin jika Parinusa ini adalah benar-benar ayahnya.
"Lalu anaknya itu yakin jika itu makam ayahnya karena dimakamkan di sebelah Willem Sudarsono. Katanya keduanya ini adalah sahabat waktu jadi tentara," ujarnya sambil menunjuk kedua makam tersebut.
Orang tersebut bercerita betapa sedihnya dirinya karena tidak tahu di mana makam ayahnya berada sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Lalu dia cerita jika dirinyalah adalah anak dari Parinusa. Dia menceritakan cerita sedihnya karena tidak tahu bagaimana kematian ayahnya dan di mana dimakamkan," bebernya.
Kembang bahkan mengatakan jika orang tersebut bahkan sudah mendatangi seluruh TMP di Malang Raya hanya untuk mencari dimana makam ayahnya berada.
"Dia cerita awalnya dia ke Kota Malang, tapi dia tidak tahu jalau sudah dipindahkan ke sini. Dia muter-muter ke seluruh makam pahlawan di Malang sampai Blitar, tidak tahunya di makamkan di sini," pungkasnya.