Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
MALANG - Pelaksanaan sekolah tatap muka di Kota Malang sudah dimulai untuk tingkatan PAUD, SD, dan SMP, pada hari ini, Senin (19/4/2021).
ADVERTISEMENT
Seiring dengan itu, Wali Kota Malang, Sutiaji, meninjau langsung protokol kesehatan (Prokes) pada pelaksanaan sekolah tatap muka.
Pelaksanaan Prokes ini sesuai Surat Edaran (SE) Wali Kota Malang Nomor 15 Tahun 2021. Mulai pengecekan suhu badan rutin, memakai masker, mencuci tangan, hingga pembatasan kuota murid dalam kelas sebanyak 50 persen.
Pantauan Tugu Malang ID di SMPN 6 Kota Malang, jumlah murid di setiap kelas dibatasi hanya 10-11 orang. Disana diberlakukan sistem genap ganjil sesuai nomor absen. Jadi misal absen ganjil hari ini masuk, besoknya absen genap masuk.
''Total murid kita kelas VII-VIII itu ada 501. Kita pakai sistem ganjil genap sesuai absen dengan durasi belajar per mata pelajaran 30 menit. Saat istirahat itu juga tetap dalam kelas, kami larang berinteraksi jarak dekat,'' kata Kepala Sekolah SMPN 6, Risna Widyawati.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, sebelumnya dari hasil survey wali murid, sebanyak 85 persen mengaku setuju sekolah tatap muka. Sementara sisanya belum.
''Semoga pelaksanaan sekolah tatap muka ini lancar terus sampai nanti aman dan kembali seperti sedia kala,'' harapnya.
Sementara, Sutiaji mengatakan, digelarnya sekolah tatap muka di Kota Malang telah melalui sejumlah pertimbangan. Hasil survey sejak Agustus 2020, 86 persen wali murid setuju sekolah tatap muka, dengan protokol kesehatan ketat.
Selain itu, tren angka kasus penularan COVID-19 juga sudah mulai melandai dan semua guru di Kota Malang sudah mendapatkan vaksin.
Dia yakin, sekolah tatap muka ini tidak akan jadi klaster baru penyebaran COVID-19. ''Pengendalian COVID-19 sudah terpantau baik, guru-guru juga sudah divaksin dua kali. Semoga itu (klaster) tidak terjadi,'' harapnya, usai meninjau.
ADVERTISEMENT
Menurut Sutiaji, digelarnya sekolah tatap muka juga demi keoptimalan pembelajaran itu sendiri, dibanding dengan sistem daring (online). Namun tetap saja, kewaspadaan tetap harus diperketat.
''Ketika di sekolah, ciptakan suasana yang nyaman, tidak ada trauma yang berlebihan dan ciptakan rasa senang supaya imun kita terjaga dengan baik," pesannya.
Sejauh ini, pelaksanaan sekolah tatap muka berprokes ini berlangsung aman dan diharap bisa terus berlangsung seterusnya. ''Mudah mudahan kasus COVID-19 juga tidak ada penambahan lagi. Saat ini pun angka kematiannya terpantau baik. Tapi tidak menutup kemungkinan jika nanti tidak terkendali, sekolah bisa ditutup lagi," pungkasnya.