Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
MALANG - Viralnya adu balap lari jalanan yang juga merambah di Kota Malang, menuai reaksi pro dan kontra. Terlepas dari positif tidaknya kegiatan anak muda ini, membuat pihak kepolisian tetap harus bertindak tegas. Apalagi jika ada unsur perjudian hingga mengganggu ketertiban umum.
ADVERTISEMENT
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata, mengatakan akan menindak tegas jika adu lari jalanan ini mengandung unsur pelanggaran.
Saat ini, pihaknya masih akan memantau terlebih dahulu fenomena tandingan balap lari liar ini. ''Tentu jika mengarah ke pelanggaran (perjudian dan ketertiban umum) akan kami proses. Kami tindak tegas,'' tegas Leo.
Namun, jika dipandang dari penegakan protokol pencegahan COVID-19, menurut mantan Waka Polrestabes Surabaya ini, jelas menyalahi aturan.
Pasalnya, dalam pelaksanaan balap lari jalanan ini, sama sekali tak ada penerapan jaga jarak, juga tak bermasker.
''Itu (kerumunan) juga berbahaya. Tidak menerapkan asas protokol kesehatan. Undang-undangnya juga sudah ada. Perdanya juga sudah ada. Jadi jika nanti kita temukan, akan kami tindak," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, jika dinilai dari segi teknis, kegiatan balap lari jalanan ini sempat dinilai hal yang unik oleh Kasatlantas Polresta Malang Kota, AKP Ramadhan Nasution.
Fenomena ini, kata dia, juga sudah dilakukan anak-anak muda di Jakarta. "Kalau saya melihat hal itu, saya merasa wah ternyata ada di Malang. Soalnya itu sesuatu hal yang unik," ungkapnya sambil tertawa, pada Rabu (16/9/2020).
Namun, Ramadhan tidak ingin memberikan statement lebih panjang karena belum mendapatkan laporan valid terkait balap lari jalanan tersebut.
"Sampai saat ini saya belum menemukan (balap lari jalanan). Karena belum ada makanya saya gak berani kasih statement," jelasnya.
Oleh sebab itu, dia tidak berani mengatakan apakah kegiatan itu adalah kegiatan positif atau justru negatif. ''Soalnya kalau saya bilang setuju atau tidak setuju nanti malah dicoba-coba sama masyarakat Malang," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Informasi yang didapat, sejumlah oknum memanfaatkan kegiatan ini untuk ajang judi. Nominalnya mulai puluhan hingga ratusan ribu rupiah.