Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Sutiaji Ceritakan Visi Kota Malang Bermartabat yang Terinspirasi dari Difabel
13 Desember 2022 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
MALANG - Visi Kota Malang Bermartabat yang tertuang pada RPJMD 2018-2023 yang digagas oleh Wali Kota Malang, Sutiaji, ternyata terinspirasi dari anak difabel.
ADVERTISEMENT
Hal ini tidak terlepas dari kekaguman pria berkacamata itu pada penyandang disabilitas atau ‘anak istimewa’, anak berbakat yang oleh Tuhan dibungkus di atas kekurangannya.
“Visi pak wali dan pak wawali itu diinisiasi dari anak-anakku sekalian (disabilitas). Ini adalah anak istimewa punya kehebatan yang dibungkus dengan kekurangan secara fisik,” kata dia.
Sutiaji menceritakan hal tersebut dalam Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), Selasa (13/12/2022) di Grand Mercure Malang Mirama.
Salah satu kisah itu, menurut Sutiaji, terjadi pada saat dirinya duduk di bangku SD. Ia bertemu dengan salah satu disabilitas yang lahir tanpa lengan tangan dan kaki bernama Karmuni, anak dari pria parubaya bernama Karmadi.
“Saat itu saya diajak bapak kumpul (di warung) sebelum berangkat ke sawah. Ada Karmuni yang diajak bertemu pak Ruslan, orang pengusaha kaya,” tutur dia bercerita.
ADVERTISEMENT
Lantas, Karmuni mendapat tantangan dari Ruslan untuk mengambil uang kertas Rp 25 rupiah di atas meja. Meski sempat dicibir, rupanya Karmuni memiliki caranya tersendiri untuk membuktikan kemampuannya.
“Tahun 70-an, uang itu enggak banyak. Semua orang mengira enggak mungkin bisa. Tapi anak ini spontan mengambil uang di meja itu dan ternyata bisa. Dengan caranya sendiri, ia membasahi lengannya dengan ludah dan mengambil uang itu. Ia punya kecerdasan yang lebih di atas orang normal,” sambungnya.
Dari situ, Sutiaji kecil belajar, bahwa anak istimewa ini adalah orang hebat yang perlu didukung dan bukan dibandingkan.
Sehingga, baginya, pemerintah punya andil untuk ikut mensejahterakan dan mendukung pembangunan inklusi yang berkelanjutan. Khususnya Kota Malang yang memiliki sekitar 2.729 warga disabilitas.
ADVERTISEMENT
“Saat ini ada pembelajaran membantu anak istimewa melalui Merdeka Belajar, ada yang namanya pendidikan diferensiasi,” ungkapnya.
Dengan demikian, ia berharap kegiatan ini menjadi momentum bagi Pemkot Malang untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas pelayanannya.
Terutama dalam menyiapkan berbagai pelayanan dan fasilitas publik yang ramah disabilitas.
“Kita harus selalu memikirkan anak-anak istimewa ini. Ini jadi koreksi kami terus berbenah. Mulai trotoar, kantor harus ditata, sampai pendampingan juga harus dilakukan sehingga anak ini tetap punya semangat,” tukasnya.