Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
MALANG - Dampak anomali cuaca yakni nampaknya awan kumulonimbus ternyata memiliki potensi bahaya yang serius. BMKG Karangploso Malang mengatakan, awan kumulonimbus bisa menyebabkan peristiwa hujan es di Malang Raya.
ADVERTISEMENT
"Awan dibagi menjadi awan rendah, menengah dan tinggi. Sedangkan yang berpotensi menyebabkan hujan itu awan rendah," jelas Prakirawan Stasiun Klimatologi BMKG Malang, Retno Wulandari, pada Selasa (18/8/2020).
"Dan awan itu ada kumulus dan awan kumulonimbus," sambungnya.
Dia menjelaskan, awan kumulus memiliki ciri-ciri rendah dan terbentuknya seperti bunga-bunga kol yang padat dan putih. "Dan itu bentuknya bisa sendiri-sendiri atau terpisah-pisah," jelasnya.
"Karena adanya kelembaban udara dan pemanasan dari radiasi matahari yang tinggi membuat udara ini naik. Jadi, awan-awan kumulus tadi berkembang, apalagi dengan kondisi topografi yang bergunung-gunung membuat udara makin dipaksa naik," imbuhnya.
Awan yang semakin tinggi akan membuat udara di sekitarnya semakin dingin.
"Udara itu makin naik maka makin dingin, jika makin dingin artinya makin mengembun jadi butiran-butiran awan. Maka kondisi topografi makin mempercepat kematangan awan dan membuat makin mengumpulkan atau padat awannya," bebernya.
ADVERTISEMENT
Lalu, jika sudah mencapai titik jenuh dia akan turun menjadi butiran-butiran hujan.
Sedangkan awan kumulonimbus adalah perkembangan dari awan kumulus. "Lebih padat dari yang tadi hanya bunga-bunga kol tadi," terangnya.
"Kalau kumulus itu seperti bunga kol putih, sedangkan kumulonimbus sudah menghitam dan diameternya luas. Awan kumulonimbus ini bisa mencapai ketinggian 10 Km," tambahnya.
Dan jika awan kumulinimbus ini semakin naik dan membuat udara di sekitarnya makin dingin, bisa menyebabkan fenomena hujan es. "Sedangkan makin ke atas artinya makin dingin. Makanya hujan es bisa terjadi karena awan kumulonimbus," terangnya.
Oleh sebab itu, Retno meminta agar warga lebih waspada jika melihat awan kumulonimbus ini.
"Sehingga saat ada awan yang hitam harus waspada. Meskipun tidak semua awan kumulonimbus menyebabkan angin puting beliung, tapi rata-rata cuaca ektrim menyebabkan petir, kilat, guntur, angin kencang disertai hujan lebat," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Retno mengatakan jika BMKG Malang akan terus update prakiraan cuaca tiap harinya.