Konten dari Pengguna

Ramadan Bulan Penuh Keberkahan

Ubaidillah Amin Moch
Santri Kyai NU Yang ingin mengabdi untuk negeri, Bukan orang Baik, ingin menjadi baik
23 Maret 2024 14:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ubaidillah Amin Moch tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lentera Ramadan. Foto: JOAT/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lentera Ramadan. Foto: JOAT/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ramadan adalah bulan di mana seluruh umat islam di berbagai belahan dunia menantikannya. Entah itu orang desa, orang kota, orang kaya, orang miskin, baik yang muda maupun yang tua. Penantian akan datangnya bulan ramadan ini sangat erat kaitannya dengan salah satu hadits Nabi:
ADVERTISEMENT
Makna “bulan ramadan adalah bulan milik umatku” yang terkandung dalam hadits di atas sangat tepat jika dimanifestasikan dalam wujud bulan ramadan sebagai bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh kita selaku umat Nabi Muhammad. Karena segala hal yang tampak biasa jika dilakukan di bulan-bulan yang lain menjadi terasa istimewa jika dilakukan di bulan ramadan ini.
Misal seperti jalan-jalan sore (ngabuburit) rasanya sangat berbeda ketika dilakukan di selain bulan ramadan. Di bulan ini, jalan-jalan sore menjelang berbuka betul-betul terasa syahdu dan khidmat sembari menunggu datangnya waktu maghrib.
Puasa sendiri pada hakikatnya adalah menahan diri dari rasa haus dan lapar, di mana umat Islam tidak diperbolehkan makan sejak subuh hingga masuk waktu maghrib. Suasana makan bersama ketika berbuka termasuk hal yang kita rasakan tampak sangat istimewa dibanding ketika makan bersama di bulan yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Jika kita telisik lebih dalam, hakikat dari bulan ramadan merupakan sebuah refleksi, di mana kita sebagai makhluk ciptaan Allah diwajibkan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhkan diri dari segala larangan-Nya. Hal ini selaras dengan salah satu Sabda Nabi:
Puasa ramadan adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan sepenuh hati oleh seorang muslim dan tidak diperkenankan untuk meninggalkannya, kecuali jika terdapat udzur yang sampai memperbolehkan untuk tidak berpuasa.
Di samping itu juga, puasa adalah ajang pelatihan bagi diri kita untuk menjadi manusia sejati yang merupakan makhluk ciptaan Allah, dan juga makhluk sosial yang diperintahkan oleh-Nya untuk menahan diri dari segala godaan, baik itu yang bersifat tampak (makan, minum dan sebagainya yang dapat membatalkan puasa) maupun yang bersifat tidak tampak oleh mata (prasangka buruk, berpikir negatif, menggunjing orang lain, dan semacamnya).
ADVERTISEMENT
Keberkahan bulan ramadan ini tentunya sangat bisa kita rasakan. Sebagai makhluk sosial, Allah SWT memerintahkan kita agar berbuat baik dalam segala hal, baik itu yang bersifat lahiriyah maupun bathiniyah, seperti mengaji, membaca sholawat, berdzikir, bersedekah, dan lain-lain.
Oleh karenanya, Nabi muhammad banyak memberikan teladan kepada kita terkait hal-hal yang baik di bulan ramadan.
Maka dari itu, momen hadirnya bulan ramadan ini jangan sampai kita tafsirkan hanya sebatas seremonial saja, tapi lebih dari itu, datangnya bulan ramadan adalah momen yang tepat bagi kita untuk muhasabah dan menjadi hamba Allah seutuhnya, sehingga kita tidak hanya menemui ramadan secara fisik saja, tapi lebih dari itu, kita mendapatkan keberkahan bulan ramadan baik dzahir maupun batin. Wallahu A’lam.
ADVERTISEMENT