Konten dari Pengguna

Waspada Cabai Disaat Harga Melambung

Eka Setyaningsih
S1 Pertanian dan menjadi Pengawas Mutu Hasil Pertanian di Kota Metro pada tahun 2018
19 Juni 2022 23:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Setyaningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cabai identik dengan rasanya yang pedas menggigit. Ada 2 (dua) jenis cabai yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia yaitu cabai merah dan cabai rawit. Cabai digunakan sebagai bahan untuk memasak seperti menumis sayuran, membuat cuka pempek atau bumbu rendang.
ADVERTISEMENT
Harga cabai dipengaruhi oleh faktor distribusi dan ketersediaan. Distribusi cabai ditentukan oleh panjangnya rantai pemasaran dari tingkat produsen, pengepul, distributor, pengecer dan jarak tempuh hingga ke tangan konsumen. Sedangkan faktor ketersediaan ditentukan oleh jumlah pasokan dipasar.
Kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit terjadi sejak awal bulan mei 2022.
Kenaikan harga cabai merah dan rawit. Sumber Data : Instagram Ketahananpangan_metro.
Berdasarkan wawancara kepada pedagang grosir cabai di Kota Metro didapatkan informasi bahwa jumlah ketersediaan cabai masih stabil, tidak ada pengurangan pasokan dan distribusi juga tidak mengalami hambatan. Sehingga diambil kesimpulan bahwa penyebab melambungnya harga cabai dipengaruhi oleh faktor curah hujan.
Tingginya curah hujan sejak awal Mei 2022 mengakibatkan berkurangnya hasil panen petani sebagai produsen cabai. Hal ini karena banyak cabai yang terserang busuk buah dan rontok. Air hujan menyebabkan lingkungan menjadi lembab dan basah sehingga mendukung berkembangnya jamur Colletotrichum sp yang menyebabkan busuk buah pada cabai.
ADVERTISEMENT
Beberapa upaya yang dilakukan oleh petani untuk mencegah terjadinya busuk buah adalah :
1. Membuat bedengan pertanaman yang tinggi, minimal 30 cm
Bertujuan untuk menghindari genangan air
2. Menjaga jarak tanam antara 50 s.d 75 cm
Bertujuan agar sirkulasi udara menjadi lancar dan sinar matahari sampai ke dasar dan sela-sela pertanaman.
3. Menggunakan mulsa plastik pada lahan pertanaman
Bertujuan agar air hujan tidak langsung meresap ke dalam tanah di sekitar pertanaman.
4. Menggunakan fungisida untuk mengendalikan jamur Colletotrichum sp
Penggunaan fungisida kimia untuk mencegah terjadinya busuk buah lebih banyak digunakan oleh petani sebagai produsen cabai. Pada saat harga sedang tinggi, upaya yang dilakukan petani agar hasil panennya terhindar dari serangan busuk buah dilakukan sore atau pagi hari setelah proses pemanenan. Pada cabai merah, proses pemanenan dilakukan setiap tiga hari sehingga penggunaan bahan kimia tersebut juga dilakukan setiap tiga hari sekali. Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (petani dan konsumen).
ADVERTISEMENT
Dampak lingkungan diantaranya timbulnya pencemaran terhadap tanah dan air disekitar pertanaman. Dampak terhadap manusia bisa menyebabkan penyakit degeneratif yang akan muncul dalam jangka waktu lama. Pada petani akan berdampak jika tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker. Sedangkan pada konsumen berdampak karena kandungan residu pestisida yang terakumulasi pada hasil cabai yang dikonsumsi.
Upaya yang dapat dilakukan oleh petani sebagai produsen agar hasil panen aman untuk dikonsumsi adalah dengan mengaplikasikan fungisida menggunakan prinsip enam tepat yaitu tepat sasaran, tepat mutu, tepat waktu, tepat dosis dan tepat cara penggunaan. Menjaga kebersihan lahan dengan membuang hasil panen yang terserang busuk buah jauh dari lokasi pertanaman atau dengan membakarnya dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah penggunaan fungisida.
Pertanaman cabai yang terserang busuk buah dan tidak ditangani dengan benar. Foto: Dokumentasi Pribadi.
Sedangkan upaya yang perlu dilakukan oleh konsumen agar cabai yang dibeli aman untuk dikonsumsi adalah dengan mencucinya menggunakan air mengalir sebelum digunakan dan merendamnya dengan air hangat yang diberi garam/soda kue selama 2-3 menit.
ADVERTISEMENT
Tips untuk mengantisipasi keamanan keuangan dalam menghadapi kenaikan harga cabai adalah dengan membeli cabai pada saat harga murah dan mengolahnya menjadi cabai bubuk atau pasta cabai.
Selain itu gerakan pemanfaatan pekarangan yang pernah di gulirkan di Kota Metro perlu kembali digiatkan. Kegiatan tersebut berupa program menanam cabai didalam pot/polibag minimal 10 batang per rumah tangga. Harapannya selain untuk mengantisipasi kenaikan harga juga untuk menghasilkan bahan pangan yang aman dan ramah lingkungan. Memanfaatkan pekarangan selain untuk menghijaukan dan membuat asri halaman, dapat menjadi awal gerakan tanaman organik yang lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi.