Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Terapkan Lulus Tanpa Skripsi Sejak 2021, Ini testimoni Mahasiswa Umsida
6 September 2023 17:01 WIB
Tulisan dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Beberapa diantaranya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Teknologi Tepat Guna (TTG), karya monumental, HKI , publikasi artikel ilmiah , dan kompetisi di tingkat nasional dan internasional.
Berhubung telah menerapkan kebijakan ini sejak 2021, sudah banyak alumni Umsida yang menyelesaikan masa studinya lebih singkat dan tanpa mengerjakan skripsi . Kebanyakan dari mereka memang telah merencanakan jalur kelulusan ini sejak semester pertengahan.
Lulus Melalui Publikasi Artikel Ilmiah
Seperti yang dialami oleh Alif Aribah Yulian, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris Umsida yang lulus kuliah menggunakan publikasi artikel ilmiah. Ia mengikuti program TAU (Tugas Akhir Umsida).
“Jadi Umsida ada program TAU di akhir semester enam itu sudah ada seleksi proposal yang mau dijadikan tugas akhir. Setelah itu dapat dospem baru lanjut penelitian sekitar satu semester lah kira-kira. Baru setelah itu kita mencari jurnal Sinta 1-3 yang mempublikasi jurnal pada Desember sampai Juni,” ujar Alif.
ADVERTISEMENT
TAU merupakan program yang diadakan kampus untuk membuka peluang kepada mahasiswa untuk menyelesaikan kuliahnya melalui publikasi jurnal ilmiah pada tahun 2022 lalu, dan Alif merupakan 1 dari 30 mahasiswa angkatan pertama yang mengikuti program ini.
“Dari seleksi tersebut awalnya dipilih satu prodi hanya satu orang. Tapi peminatnya banyak sehingga di prodi saya sendiri ada empat mahasiswa yang ikut program ini, Alhamdulillah dari jalur ini saya bisa lulus tanpa skripsi yang awalnya hanya sekedar mengikuti sosialisasinya saja,” lanjutnya.
Lulus Melalui Teknologi Tepat Guna (TTG)
Jalur kelulusan di Umsida selanjutnya bisa dilakukan melalui program Teknologi Tepat Guna (TTG). Mahasiswa program studi ilmu komunikasi juga ada yang memilih jalur kelulusan ini. Dafian Yanuar Akbar, mahasiswa angkatan 2019 ini bergabung dengan dosennya untuk melakukan pengabdian masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Jadi saya ikut pengabdian berupa pelatihan dengan mahasiswa lainnya tentang pembuatan popok cuci pakai. Dari awal perencanaan hingga mendapatkan hak cipta itu sekitar satu tahun, dari Desember 2021 hingga Desember 2022. Saya tidak tahu kalau melalui riset ini bisa menjadi pengganti skripsi awalnya. Setelah di pertengahan proyek barulah ternyata kegiatan ini bisa membuat saya lulus kuliah” ucap Dafian.
Setelah program ini selesai, Dafian melaporkan pengabdiannya dalam sidang akhir terkait penugasannya. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok dengan luaran yang berbeda-beda.
“Untuk luaran pengabdian kita berbeda-beda. Ada teman kami yang keluarannya berupa jurnal ilmiah Sinta 2. Tapi kalau saya sendiri di bagian hasil akhirnya, seperti desain logo dan packaging. Nah itu lah yang kemudian di-HKI-kan, jobdesk di program ini juga sesuai dengan keterampilan saya,” lanjut mahasiswa yang pernah menjadi ketua UKM teater ini.
ADVERTISEMENT
Ganti Skripsi dengan Mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa
Berbeda dengan Muhammad Asrul Maulana, ia menyelesaikan studinya melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Mahasiswa dari program studi hukum ini memang sudah aktif mencari tahu informasi tentang berbagai program yang ada di kampus.
“Saya cari info-info tuh sejak semester empat. Lalu 2022 saya ikut program TAU, lalu luarannya bisa dijadikan tugas akhir kuliah. Saya lolos dengan artikel tentang hak atas kekayaan intelektual pada platform NFT. Alhamdulillah jurnal saya dipublikasikan di Sinta 2,”. ucap mahasiswa yang juga seorang jurnalis fakultas ini.
Setelah itu, lanjut Asrul, pada tahun 2023 mengikuti program PKM-AI pada Januari lalu yang membahas tentang tentang pentingnya memodali UMKM melalui pendekatan yang lebih kreatif dan inklusif, yaitu melalui crowdfunding. Konsep crowdfunding telah lama dikenal dalam dunia industri kreatif, tetapi tim ini berhasil menghubungkannya dengan dunia UMKM yang sering kali kesulitan dalam mendapatkan akses modal
ADVERTISEMENT
Ia mengerjakan penelitiannya ini selama setengah tahun yang dikerjakan bersama tiga temannya, “Kami memiliki tugas yang berbeda-beda. Ada yang mencari data, literatur, metode penelitian hukum, dan lainnya. Untuk penulisannya baru kami kerjakan bersama,” lanjut Asrul.
Dari PKM tersebut, Asrul dan timnya bisa lulus kuliah tanpa mengerjakan skripsi. Ia memilih jalur kelulusan ini karena di prodi hukum memiliki banyak program yang memudahkan mahasiswa dalam menyelesaikan perkuliahan.
Ganti Skripsi dengan Mengikuti Prosiding
Kelulusan selanjutnya yaitu melalui prosiding internasional. Prosiding merupakan kumpulan makalah seminar dalam tema tertentu yang telah dibukukan.
Jadi melalui jalur ini, mahasiswa mempresentasikan artikel ilmiahnya di depan publik (Seminar). Untuk mengikuti jalur kelulusan prosiding ini biasanya terdapat kerjasama antara prodi atau pihak kampus dengan kampus lain, baik dalam negeri maupun luar negeri.
ADVERTISEMENT
Salah satu mahasiswa Umsida yang lulus kuliah melalui program ini adalah Romadhona, mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2019. Ia mengikuti prosiding internasional di Thailand pada Mei lalu.
“Program ini adalah kerjasama antara prodi ilmu komunikasi Umsida dengan Burapha University Thailand. Saya mempresentasikan artikel saya di Pattaya yang diikuti sekitar 40 orang dari berbagai negara seperti Thailand, China, Amerika, dan lainnya,” ujarnya.
Setelah mengikuti konferensi, kumpulan artikel yang telah dipresentasikan dikumpulkan menjadi satu yang akan diterbitkan secara bersamaan.
Lulus Melalui Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Untuk mahasiswa yang memiliki inovasi karya tertentu atau produk, cocok mengikuti jalur kelulusan ini. Beberapa karya yang bisa mahasiswa daftarkan untuk mendapatkan HKI seperti film, logo, desain kemasan, desain motif batik, video profil, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu mahasiswa Umsida yang memang gemar berkecimpung di dunia audio visual yaitu Mohammad Aldi Afandi dari program studi ilmu komunikasi. Kecintaannya di dunia film membuat dirinya lulus tanpa skripsi.
“Saya ditawari sama dosen saya untuk membuat karya yang di hak patenkan, itu hanya projek biasa saja awalnya. Setelah itu, pas ada program akuisisi pengetahuan lokal dari BRIN, saya mengumpulkan karya saya berupa film dokumenter berjudul Wayang Sarip, Alhamdulillah lolos. Dan itu ternyata bisa dijadikan sebagai pengganti skripsi,” ucap Aldi.
Aldi dan timnya mengerjakan film dokumenter ini saat ada pagelaran wayang di penutupan KKN Umsida di Sekarjoho, Prigen. Setelah membuat filmnya, ia mengumpulkan karyanya dalam program BRIN tersebut setelah mengikuti seleksi karya.
ADVERTISEMENT
Tidak wajibnya skripsi bagi mahasiswa membuat mereka lebih leluasa dan merdeka dalam membuat karya yangs esuai dengan keterampilan dan bidangnya. Terdapat banyak jalur lulus lainnya yang bisa ditemukan di kampus pencerahan ini.
Penulis: Romadhona S.