Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pendampingan dari UMY, Kalurahan Wirokerten Siap Menuju Desa Mandiri Budaya 2026
26 September 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari UMY Mengabdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kegiatan Pendampingan Pelatihan Fullboard Meeting dengan tema "Penguatan dan Transformasi Kalurahan Wirokerten Menuju Desa Mandiri Budaya pada Tahun 2026" berlangsung dengan sukses pada Minggu hingga Senin, 22-23 September 2024 di SM Tower Malioboro Yogyakarta. Acara yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan pemerintahan Kalurahan Wirokerten ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan terkait strategi pengembangan desa mandiri berbasis budaya.
ADVERTISEMENT
Dalam pelatihan yang berlangsung selama dua hari satu malam tersebut, peserta menerima empat materi utama dari narasumber yang kompeten di bidangnya. Materi yang dibahas meliputi Manajemen Desa Budaya, Community Based Tourism, Transformasi Desa Mandiri Budaya, serta Tata Kelola Organisasi. Salah satu narasumber, Slamet Pamuji, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, menyampaikan strategi pengelolaan desa berbasis potensi lokal yang dinilai sangat penting untuk mendorong Kalurahan Wirokerten menuju Desa Mandiri Budaya.
“Kami berharap melalui pendampingan ini, Kalurahan Wirokerten dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi budaya lokal yang ada untuk mendorong pembangunan desa berkelanjutan. Pengelolaan potensi lokal yang baik akan menjadi modal besar bagi keberhasilan Kalurahan Wirokerten menjad Desa Budaya ini,” ujar Slamet Pamuji dalam sesi wawancara.
ADVERTISEMENT
Selain itu, materi tentang Tata Kelola Desa Wisata Berbasis Kearifan Lokal turut disampaikan oleh Esthi Handayani, S.T., Sekretaris Desa Wisata Grogol, Kabupaten Sleman. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya pengelolaan desa wisata berbasis masyarakat untuk mencapai standar pariwisata nasional. "Desa wisata yang dikelola oleh masyarakat secara mandiri, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal, akan memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Ini adalah langkah strategis untuk mengembangkan desa ke tingkat nasional," ungkapnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai komunitas dan stakeholders penting dengan total peserta sebanyak 28 orang, seperti Pemerintah Kalurahan Wirokerten, Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Wirajaya Makmur, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wira Jaya, serta Pengelola Rintisan Desa Budaya dan Desa Wisata Wirokerten. Sinergitas antara elemen-elemen ini diharapkan dapat mendukung percepatan transformasi Kalurahan Wirokerten menuju Desa Mandiri Budaya pada tahun 2026.
ADVERTISEMENT
Ulung Pribadi, Ketua Pengabdian Masyarakat skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah (PBW) dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyampaikan, "Kami berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan kepada Kalurahan Wirokerten, baik dalam hal penguatan kelembagaan maupun tata kelola sumber daya manusia. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi sangat penting untuk mencapai target Desa Mandiri Budaya pada tahun 2026."
Pada akhir acara, Sakir Ridho Wijaya, Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang turut mendampingi kegiatan ini, memberikan closing statement yang menekankan pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan Desa Mandiri Budaya.
"Kegiatan ini bukan hanya tentang pelatihan dan pemaparan materi, tetapi juga tentang bagaimana kita semua, baik pemerintah, masyarakat, dan pihak akademisi, dapat bersinergi untuk mewujudkan desa yang mandiri secara budaya dan ekonomi. Ini adalah awal dari perjalanan besar, dan saya yakin dengan kerja sama yang kuat, Kalurahan Wirokerten akan mampu mencapai target Desa Mandiri Budaya pada tahun 2026," ujar Sakir Ridho Wijaya menutup acara.
ADVERTISEMENT
Dengan semangat kolaboratif yang ditanamkan dalam pelatihan ini, diharapkan Wirokerten dapat terus berkembang menjadi desa yang tidak hanya mandiri secara budaya, tetapi juga mampu memberikan kontribusi besar bagi pengembangan wisata dan ekonomi lokal.