Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ini Bahaya Terlalu Sering Konsumsi Makanan Pedas Menurut Dosen UM Surabaya
11 Agustus 2022 12:22 WIB
Tulisan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Makanan pedas merupakan favorit kebanyakan orang. Banyak orang merasa kurang enak mengkonsumsi makanan jika makanan tidak memiliki rasa pedas. Apalagi saat ini banyak bermunculan makanan-makanan viral yang menawarkan rasa pedas hingga rasa sangat pedas (tergantung banyaknya level cabai).
Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan zat capsaicin dalam cabai membuat rasa panas terbakar pada lidah. Hal tersebut mengakibatkan tubuh merangsang otak untuk mengeluarkan hormon endorphin untuk meredakan rasa panas dan terbakar dan hormon dopamine sebagai pemicu rasa bahagia.
ADVERTISEMENT
“Itulah sebabnya makanan pedas terasa begitu nikmat dan membuat ketahigan meskipun lidah terasa panas dan terbakar,”jelas Ira Selasa (9/8/22)
Ira menjelaskan beberapa riset menjelaskan zat capsaicin memiliki manfaat sebagai antikoagulan yang mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Akan tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan.
Dampak pertama jika terlalu sering konsumsi makanan pedas adalah gastritis (maag). Makanan pedas dapat mengakibatkan naiknya asam lambung secara cepat sebagai respon adanya iritasi pada dinding lambung akibat makanan pedas.
“Jika dibiarkan secara terus menerus dapat menyebabkan rapuhnya permukaan lambung hingga terjadi peradangan pada lapisan lambung (gastritis), sehingga muncul gejala seperti nyeri ulu hati, perut kembung, mual, dan muntah,”imbuhnya lagi.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut berisiko mengalami GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) yakni asam lambung naik hingga kerongkongan yang mengakibatkan dada dan tenggorokan terasa panas dan terbakar.
Dampak kedua, terlalu sering mengkonsumsi makanan pedas menyebabkan usus merespon berlebihan yakni dengan mempercepat gerakan usus (gerakan peristaltik) ditambah dengan produksi air yang lebih banyak di usus akibat respon iritasi di usus menyebabkan seseorang diare setelah mengkonsumsi makanan pedas.
Terakhir adalah insomnia. Menurut Ira, jika makanan pedas dikonsumsi malam hari menjelang waktu tidur, maka mengakibatkan perut kembung, rasa begah dan tidak nyaman pada perut, hingga muncul rasa mulas dan melilit.
“Hal ini mengakibatkan rasa tidak nyaman saat berbaring tidur, menyebabkan gangguan tidur di malam hari (insomnia) sehingga menurunkan kualitas tidur,”pungkasnya.
ADVERTISEMENT