Konten Media Partner

Alquran Terjemah Bahasa Palembang Tidak Dikomersil

9 Januari 2020 15:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alquran terjemahan Bahasa Palembang. Foto. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Alquran terjemahan Bahasa Palembang. Foto. Istimewa
ADVERTISEMENT
Alquran dengan terjemahan Bahasa Palembang akan dirilis tahun ini juga. Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah sebagai fasilitator dan koordinator berharap agar masyarakat Sumatera Selatan khususnya Palembang dapat mendukung upaya ini dan lebih tertarik membacanya.
ADVERTISEMENT
Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Sirozi mengatakan, tahun ini Alquran ini akan dirilis terbatas yakni 100 eksemplar. Meski cukup sedikit dibanding ekspektasi, namun perlu dipahami bahwa apresiasi komitmen amal jariyah semua pihak yang terlibat pada Alquran ini.
"Dari Kemenag masih sedikit jauh dibanding perkiraan kebutuhan yang mencapi 1.000-2.000 eksemplar. Butuh pengadadaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut," katanya, Kamis (9/12).
Sirozi bilang, pengadaan ini akan dicari sumber dana yang tidak mengikat seperti bantuan dari CSR BUMN atau BUMD. Selain itu juga butuh bantuan sosialisasi dari Gubernur dan Wali Kota. "Tidak dikomersil karena tujuan awal penerjemahan yang dirintis oleh para budayawan, tokoh Palembang sebagai amal jariah," katanya.
Alquran dengan tebal 915 halaman ini memiliki corak songket bewarna merah di halaman muka. Pada Alquran ini Bahasa Palembang yang tadinya tersimpan jadi tersaji dalam bentuk terjemahan diharapkan dapat mengaktualisasikan budaya Palembang.
ADVERTISEMENT
Saat ini dikatakan, warga Palembang sendiri tidak mengetahui bagaimana bentuk bahasa Palembang yang seutuhkan. Para budayawan ingin dengan hadirnya terjamahan bahasa ibunya, orang Palembang dapat kembali mempelajari isinya paling tidak, mengerti makna di dalam nya.
Selanjutnya, setelah mengerjakan terjemahan Palembang, UIN Raden Fatah berniat mendorong penerjemahan bahasa daerah Sumsel yang lain, sebagai upaya pelestarian budaya seperti Bahasa Komering yang unik dan cukup sulit.
Sementara, Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Pemprov Sumsel, Ahmad Najib mengatakan, upaya penerjemahan bahasa Palembang patut diapresiasi. Hanya saja, perlu koordinasi lebih lanjut mengenai mau dibawa ke mana terjemahan ini.
"Tahap awal belum bisa memastikan dan perlu kordinasi. Pemrpov baru mengambil langkah sosialisasi. Tentu 100 eksemplar memang tidak cukup, kita akan menggandeng BUMN dan BUMD untuk mengikut sertakan dalam percetakan," tandas dia. (eno)
ADVERTISEMENT