Konten Media Partner

Pengamat Transportasi: LRT Palembang Masih Kurang Dimanfaatkan

19 Desember 2022 15:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat transportasi, Bambang Haryo Soekartono. (ist)
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat transportasi, Bambang Haryo Soekartono. (ist)
ADVERTISEMENT
Pengamat transportasi, Bambang Haryo Soekartono, transportasi massal LRT Palembang hingga saat ini masih kurang dimanfaatkan masyarakat. Hal itu terlihat dari pendapatan LRT baru sebesar Rp 15 miliar per tahun.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MTI Pusat ini bilang, biaya operasional LRT untuk listrik mencapai Rp 7,5 miliar per bulan atau Rp 90 miliar per tahun, dan belum dengan biaya lainnya. Maka dari itu, LRT masih harus disubsidi pemerintah melalui APBN. Di mana pada tahun 2018 mencapai Rp 300 milliar hingga tahun 2022 mencapai Rp 160 miliar.
"Beberapa waktu lalu saya juga melewati salah satu stasiun, yakni Bumi Sriwijaya. Saat itu penumpang mengeluh tangga eskalator yang tidak jalan serta lift mati sehingga mereka mengalami kesulitan. Belum lagi tidak adanya akses intermoda darat lanjutan," katanya, Senin (19/12).
Anggota DPR RI periode 2014-2019 ini menambahkan, ada beberapa fasilitas yang juga belum ada. Seperti pagar batas penumpang saat menunggu kereta yang berfungsi untuk menjaga keselamatan penumpang.
ADVERTISEMENT
"Antara penumpang kereta dengan rel tidak ada pembatasnya dan ini sangat membahayakan karena mereka bisa jatuh ke rel dan dikhawatirkan bisa tersengat arus listrik bertegangan tinggi," kata alumni ITS ini.
Bambang menuturkan fungsi keselamatan LRT Palembang sangat berbeda dengan yang ada di Jepang. Di sana batas penumpang menunggu dengan rel kereta terdapat pagar pelindung agar lebih aman dan tidak terjatuh ke rel.
"Saya berharap LRT Palembang yang sudah beroperasi selama tiga tahun ini dapat betul-betul dimanfaatkan oleh masyarakat," katanya.
Hal ini tentunya menjadi tugas dari Kementerian Perhubungan bersama Dinas Perhubungan Provinsi Sumsel untuk mengusahakan lebih keras agar LRT tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
"Dengan begitu operasional LRT tidak terus menerus mengandalkan subsidi. Apalagi nantinya harus dibebani dengan kewajiban pengembalian utang investasi yang sangat besar saat grece period habis," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Anggota DPR RI ter-aspiratif tahun 2019 itu juga berharap Kementerian Perhubungan bisa mendorong pengelola LRT agar melengkapi keselamatan untuk penumpang, terutama pagar pembatas yang sampai dengan saat ini belum ada.
"Menjaga fasilitas kenyamanan lift dan eskalator yang rusak serta melengkapi konektivitas angkutan darat lanjutan secara cukup agar bisa digunakan masyarakat secara maksimal dan Kemenhub yang membangun LRT harus mempunyai target biaya operasional sehingga tidak menggantungkan dari subsidi," katanya. (Adv)