Konten Media Partner

Senyum Semringah Nasabah KUR Sapi Dapat Untung Ganda Jelang Idul Adha

12 Juni 2024 14:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Syaiful Amin, peternak yang ikut dalam program KUR sapi dari Bank Sumsel Babel. (foto: W Pratama/Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Syaiful Amin, peternak yang ikut dalam program KUR sapi dari Bank Sumsel Babel. (foto: W Pratama/Urban Id)
ADVERTISEMENT
Senyum Syaiful Amin pagi ini lebih semringah, setelah beranjak dari tempat tidur pria 49 tahun ini bergegas membasuh muka dan berjalan ke belakang rumah di menuju kandang sapi peliharaannya.
ADVERTISEMENT
Syaiful dengan semangat menyiapkan pakan untuk memberi makan 7 ekor sapi yang ada di kandang dengan sesekali terdengar siul dan dendangan lagu yang keluar dari mulutnya.
Setelah itu, ia beristirahat sejenak sembari menyeruput kopi yang sudah disiapkan sang istri, Endang Sri Rahayu. Menyaksikan sapi-sapi peliharaannya makan dengan lahap.
Tak lama kemudian, Syaiful melanjutkan aktivitasnya membersihkan kandang, mengumpulkan kotoran serta urine sapi yang akan diolah dijadikan pupuk untuk lahan perkebunan.
Senyum Syaiful itu karena hari ini, Senin, 10 Juni 2024, adalah jadwal sapi peliharaannya akan ditimbang dan dijual kepada obstaker atau pengepul untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban di Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Syaiful merupakan salah satu peternak sekaligus nasabah Bank Sumsel Babel yang ikut dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR) penggemukkan sapi di Desa Sumber Jaya Permai, Kecamatan Pulau Besar, Kabupaten Bangka Selatan.
ADVERTISEMENT
"Tahun ini, merupakan tahun keempat saya ikut program KUR penggemukkan sapi dari Bank Sumsel Kantor Cabang Pangkal Pinang," kata Syaiful memulai cerita.
"Sebelumnya saya kerjanya berkebun. Gak kepikiran bisa ternak sapi sendiri karena tidak ada modal," lanjutnya.
Awalnya, Syaiful juga bekerja memelihara sapi milik orang lain dengan sistem bagi hasil. Meski hasil yang didapat tidak terlalu besar dan lama, tapi Syaiful menjalaninya dengan sepenuh hati.
Sampai akhirnya ia dikenalkan dengan program KUR sapi. Di mana, program KUR ini memberikan permodalan berupa bibit sapi untuk dirawat dan dibesarkan kemudian dijual untuk kebutuhan Idul Adha.
Peternak yang tergabung dalam program ini juga tidak perlu pusing kesulitan menjual sapi-sapi tersebut. Alasannya, karena Bank Sumsel Babel juga telah bekerja sama dengan obstaker atau pengepul yang siap untuk menampung hewan ternak tersebut selain dari menyediakan bibit.
ADVERTISEMENT
"Jadi harga sapi perkilo yang dijual ke obstaker itu sesuai harga kesepakatan saat kita ambil bibit sapinya. Hasil penjualannya untuk melunasi permodalan yang diberikan dari bank, adapun lebihnya itu merupakan keuntungan peternak itu sendiri," kata Syaiful.
"Singkatnya peternak itu dimodali bibit sapi. Bayarnya setelah sapi itu dijual, kalau hasil penjualan nanti lebih besar dari modal yang diberikan bank, artinya sisanya itu menjadi keuntungan yang diperoleh peternak," sambung Syaiful.
Kemudahan lainnya, peternak juga mendapatkan bimbingan dari penyuluh dan akses kesehatan dari dokter hewan yang selalu siap jika diperlukan.
Manfaat lain yang didapatkan Syaiful, yakni dengan memanfaatkan kotoran dan urine sapi yang diternaknya untuk pupuk kandang.
Menurutnya, saat ini perkebunannya sudah hampir sepenuhnya menggunakan pupuk kandang yang diolah sendiri, dan hanya sekitar 3 persen menggunakan pupuk kimia.
ADVERTISEMENT
Penggunaan pupuk kandang itu juga memberi dampak positif. Selain menurunkan biaya pemupukan, tetapi juga hasil panen yang didapat juga lebih baik.
"Pengolahan pupuk kandang ini belajar sendiri. Kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak bisa, yang penting coba dan berusaha," ucap Syaiful.
Syaiful merasa bersyukur banyak mendapatkan manfaat setelah ikut program KUR sapi ini. Hasil yang sudah dirasakan di antaranya mampu membeli 2 sepeda motor, merenovasi rumah, serta membiayai anak hingga selesai kuliah.
"Alhamdulillah banyak manfaatnya untuk ekonomi keluarga saya," katanya.