Konten Media Partner

TK Jadi Fokus Utama Wajib Belajar 13 Tahun

1 November 2024 16:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti saat memperkenalkan program wajib belajar 13 tahun ke SDN 059 Palembang, Foto : Ist
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti saat memperkenalkan program wajib belajar 13 tahun ke SDN 059 Palembang, Foto : Ist
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti melakukan kunjungan kerja (kunker) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 059 Palembang, Sumsel, Jumat 1 November 2024. Dalam kunker tersebut, Abdul Mu'ti memperkenalkan program wajib belajar 13 tahun termasuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) khususnya Taman Kanak-kanak (TK). Menurutnya program ini sebagai bagian penting dari sistem pendidikan nasional akan menjadi fokus utamanya. "Kami memperkenalkan program wajib belajar 13 tahun (di SDN 059), di mana PAUD, terutama TK, akan menjadi fondasi utama bagi pendidikan nasional. Pendidikan prasekolah ini akan memperkuat kualitas pendidikan anak sejak dini," kata dia. Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa program wajib belajar sebelumnya hanya mencakup 12 tahun pendidikan formal dari SD, SMP, hingga SMA. Dengan penambahan satu tahun pendidikan prasekolah, diharapkan anak-anak Indonesia memiliki kesiapan lebih baik dalam memasuki jenjang pendidikan dasar. Pendidikan prasekolah dinilai sangat penting sebagai dasar perkembangan anak, sebagaimana yang telah diterapkan di berbagai negara maju. "Pendidikan prasekolah ini menjadi fondasi bagi perkembangan peserta didik. Pendidikan di usia dini membantu mempersiapkan anak-anak menghadapi tahapan pendidikan selanjutnya," tambahnya. Selain memperluas wajib belajar, Kemendikdasmen juga berkomitmen meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan kualitas tenaga pendidik. Menurut Mu'ti, meskipun teknologi pendidikan berkembang pesat, peran guru tetap tidak tergantikan sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran dan pencerdasan generasi muda. "Dalam era digital ini, teknologi dapat membantu proses pendidikan, tetapi tidak bisa menggantikan posisi dan peran guru dalam membentuk karakter bangsa," jelasnya.
ADVERTISEMENT