Konten dari Pengguna

Proses Berpikir Efektif dengan Metode Six Thinking Hats

Wina Christiana
@Kementerian Pertahanan
4 September 2021 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wina Christiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara berpikir merupakan proses saat individu merespon situasi, mencari kemungkinan alternatif solusi sebelum menetapkan keputusan. Kemampuan ini terbentuk dari pengalaman dan pengetahuan yang terekam, diproses di bagian otak manusia, yaitu di bagian prefrontal cortex.
ADVERTISEMENT
Pengambilan suatu keputusan adalah proses kognitif manusia, yaitu tentang bagaimana cara individu berpikir, menghubungkan berbagai peristiwa dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Meskipun demikian, proses berpikir adalah salah satu bentuk perilaku yang dapat diamati. Saat individu menampilkan mengapa keputusan tersebut dipilih. Hal ini mencirikan mengenai bagaimana proses berpikir dilakukan.
Metode pengambilan keputusan menurut Robbins adalah keputusan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Salah satu metode yang melatih cara berpikir kita adalah melalui analisa enam topi berpikir atau six thinking hats. Metode ini merupakan buah pemikiran dari Edward De Bono, dengan mensimulasikan penggunaan topi tersebut di kepala kita ketika kita memulai proses berpikir.
Metode ini melatih individu menempatkan diri, melihat kondisi dari berbagai sudut pandang. Selain itu, mengimajinasikan diri saat memakai topi berwarna putih, merah, hitam, kuning, hijau, atau biru di atas kepala kita. Warna topi merepresentasikan cara berpikir sesuai warna mereka. Melalui pola berpikir tersebut akan menguraikan kerangka pikir individu melalui analogi pencetakan warna topi.
ADVERTISEMENT
Gaya berpikir beragam akan menjauhkan perilaku pengambilan keputusan yang argumentatif, tanpa melihat dampak dan situasi yang akan dipengaruhi dari pengambilan keputusan itu sendiri. Warna topi mewakili satu kerangka pemikiran dan menetapkan aturannya sendiri sesuai warna mereka. Semakin banyak topi berpikir yang digunakan maka akan semakin komprehensif kultur berpikir seseorang.
Untuk itu, kita akan mulai mengenal satu per satu makna warna topi tersebut, dan melihat hubungan warna topi, dengan cara individu berpikir. Selanjutnya mari persiapkan diri, kita atur posisi cara berpikir kita dan bersiap mengenakan satu persatu topi tersebut.
Si Topi Putih
Saat mengenakan Si Topi Putih, maka atur sudut pandang kita untuk melihat data dan informasi secara netral, tidak terganggu oleh intervensi dari mana pun atau siapa pun. Merespons informasi dan data dalam segala situasi seobjektif mungkin. Semua harus sesuai fakta dan sampaikan hal tersebut tanpa melebih-lebihkan atau meminimalisir fakta, data atau informasi yang tersedia.
ADVERTISEMENT
Si Topi Merah
Saat mengenakan Si Topi Merah, maka atur sudut pandang kita untuk mempertimbangkan emosi dan tentang rasa. Penggunaan topi merah, melatih empati kita terhadap perasaan orang lain. Atur posisi kita menjadi orang lain yang berdampak pada keputusan yang akan diambil. Baik dirasakan untuk kita, belum tentu dirasakan baik untuk orang lain.
Si Topi Hitam
Saat mengenakan Si Topi hitam, maka atur sudut pandang kita untuk kritis pada titik celah kemungkinan kegagalan. Melihat apa yang salah, dari beberapa informasi yang tersaji, tentunya sesuai fakta dan data bukan justifikasi tanpa dasar.
Melihat apa yang perlu diperbaiki atau hal yang keliru. Topi hitam menunjukkan mengapa sesuatu tidak akan berhasil dan melihat di mana kemungkinan risiko kegagalan.
ADVERTISEMENT
Si Topi Kuning
Saat mengenakan Si Topi Kuning, maka atur sudut pandang kita untuk melihat hal-hal yang baik. Topi kuning tidak hanya menyangkut pemikiran positif tapi juga konstruktif melihat manfaat dari masalah dan alternatif solusi yang diambil secara objektif.
Si Topi Hijau
Saat mengenakan Si Topi Hijau, maka atur sudut pandang kita untuk out of the box, menghasilkan beberapa alternatif solusi inovatif. Bahkan di situasi yang tidak memungkinkan adalah mungkin dilakukan bagi Si Topi Hijau. Ia akan menghadirkan beberapa pertimbangan kreatif dan imajinatif yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh warna topi yang lain.
Si Topi Biru
Saat mengenakan Si Topi Biru, maka atur sudut pandang kita untuk mengedepankan proses tidak hanya output atau hasil yang tercipta dari keputusan. Cara berpikir ini, bertindak sebagai pengendali, yang menelaah kebutuhan dengan mendefinisikan masalah dalam bentuk pertanyaan dari setiap tahapan proses menuju hasil akhir (output).
ADVERTISEMENT
Dari berbagai sudut pandang yang dipresentasikan dengan warna topi tesebut. Metode Six Thinking Hats ini dapat kita terapkan guna melihat situasi atau kondisi. Melatih cara berpikir sebelum mengambil keputusan untuk diri sendiri, maupun keputusan dalam kelompok atau tim kerja.
Melihat situasi dari beragam sudut pandang dari beberapa cerminan 6 (enam) topi tersebut untuk mengembangkan keputusan yang lebih baik, dibandingkan pengambilan keputusan yang diolah dari satu sudut pandang. Setiap warna di setiap topi tersebut mewakili berbagai cara berpikir dari fokus poin tertentu.
Topi Putih akan terkait data dan fakta, Topi Merah merepresentasikan emosi, Topi Hitam mencari titik lemah, Topi Kuning melihat keuntungan dan kesempatan, Topi hijau melatih diri untuk berpikir kreatif dan Topi Biru berbicara tentang cara berpikir yang terstruktur melalui perencanaan yang matang melalui proses tahapan.
ADVERTISEMENT
Seseorang tidak harus menggunakan 1 (satu) topi untuk merespon situasi. Akan tetapi bebas beradaptasi menggunakan warna topi. Beradaptasi dengan kebutuhan pembahasan, misalnya dalam rapat tim.
Ketika semua orang di tim mengenakan topi hijau, maka mereka akan bebas berargumen mengenai ide kreativitasnya tanpa menyinggung peluang kemungkinan. Penggunaan topi disesuaikan dengan kebutuhan, guna menciptakan alternatif solusi sebelum keputusan disepakati bersama.
Illustrasi Rapat Tim. Foto : Pixabay
Ketika Penggunaan Si Topi Hijau, di dalam tim. Warna topi ini terkait erat tentang cara berpikir kreatif dan mengenai kemungkinan inovasi. Hal ini menstimulus orang di dalam tim, melihat bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Maka Topi Hitam akan berperan mengkritisi, melalui sudut pandang kemungkinan kegagalan dari hal yang disampaikan.
Dampak dari pengambilan keputusan juga terpikirkan oleh Si Topi Merah, yang mengedepankan dampak dari pengambilan keputusan. Apakah ada para pihak yang akan terpengaruh secara emosi jika alternatif tersebut diambil. Di sini Si Topi Putih berperan untuk menyeimbangkan dengan berbagai hal dengan objektif berdasarkan data dan informasi yang nyata tersedia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Si Topi Kuning muncul dengan menciptakan peluang dan kesempatan di tiap masalah yang muncul. Sedikit berbeda dengan Si Topi Hijau (meski sama-sama berada di kutub optimis). Si Topi Kuning akan mencipta ide inovatif yang membumi, sesuai dengan kesempatan yang memungkinkan dari data atau informasi yang faktual.
Kemudian dilengkapi dengan sudut pandang Si Topi Biru, akan mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi, dari setiap tahapan proses yang akan dilakukan. Melalui analisa perencanaan yang matang dari Topi Biru, serta kontribusi analisa yang kritis dari sudut pandang Si Topi Hitam.
Dengan metode Six Thinking Hats ini, kita diajarkan mengerti bahwa pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki berbeda dari orang lain. Bagaimana kita merespons situasi akan menciptakan pengalaman yang beragam bagi setiap orang. Demikian halnya keputusan yang diambil akan beragam. Hal ini menstimulusberbagai keragaman sudut pandang dalam merespons informasi atau data.
ADVERTISEMENT
Keputusan yang kita anggap baik belum tentu baik untuk orang lain, apa yang kita anggap benar belum tentu benar bagi orang lain. Semakin beragam sudut pandang yang kita gunakan atau kita kolaborasikan dalam tim. Maka semakin kritis kita melihat berbagai kemungkinan saat menciptakan alternatif solusi, sebelum mengambil suatu keputusan yang terbaik. Selamat mencoba.