Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menghindari Miskomunikasi: Pentingnya Memahami Komunikasi Nonverbal
3 Oktober 2024 13:38 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Sherlyn Pasha Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Komunikasi nonverbal merupakan aspek penting dalam proses komunikasi yang tidak hanya melibatkan kata-kata, tetapi juga berbagai isyarat dan simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata atau menggunakan bahasa isyarat, seperti senyuman, melebarkan mata, mengerutkan kening, memakai perhiasan, menyentuh seseorang, menaikkan volume suara, atau bahkan saat Anda tidak mengatakan apa pun. Penggunaan komunikasi nonverbal dalam kehidupan sehari-hari sangat penting karena lebih menggambarkan pesan yang kita sampaikan kepada seseorang.
ADVERTISEMENT
Perbedaan antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah komunikasi verbal menggunakan kata-kata, secara lisan maupun tulisan, saat menyampaikan informasi, seperti berbicara langsung. Sedangkan komunikasi nonverbal tidak menggunakan kata-kata tetapi menggunakan simbol atau bahasa tubuh, seperti ekspresi wajah, kontak mata, dan isyarat lainnya.
Komunikasi nonverbal dapat memperkuat komunikasi verbal kita. Meskipun dengan komunikasi verbal kita menggunakan kata-kata, komunikasi nonverbal dapat memberi tambahan pemahaman dalam komunikasi tersebut. Komunikasi nonverbal dapat memberikan penjelasan atau penekanan terhadap apa yang telah kita sampaikan. Di dalam buku “The Interpersonal Communication Book” oleh Joseph A. DeVito, terdapat enam cara bagaimana komunikasi nonverbal berperan dalam komunikasi verbal:
• Aksen : Untuk memberi aksen atau penekanan dalam kata-kata tertentu dalam intonasi suara, gestur tubuh, atau ekspresi wajah dapat membuat pesan lebih kuat dan jelas.
ADVERTISEMENT
• Melengkapi : Komunikasi non verbal juga dapat melengkapi dengan menambah nuansa yang lebih dalam. Contohnya seperti mengangkat bahu saat mengatakan “ tidak tahu” dapat memberikan penekanan ketidakpastian atau kebingungan.
• Bertentanggan : Komunikasi non-verbal dapat bertentangan dengan pesan verbal untuk menyampaikan makna yang berbeda. Misalnya, jika seseorang mengatakan "Saya baik-baik saja" sambil menyilangkan tangan dan menghindari kontak mata, itu bisa menandakan ketidakjujuran atau ketidaknyamanan.
• Kontrol : Komunikasi non verbal juga dapat memberikan kontrol saat kita melakukan komunikasi verbal. Seperti saat diskusi, jika kita ingin berbicara, kita dapat mencondongkan badan kita untuk mengisyaratkan bahwa kita ingin berbicara
• Mengulang : Komunikasi nonverbal juga dapat mengisyaratkan pengulangan saat berkomunikasi. Contohnya, saat Anda menggerakkan kepala atau tangan Anda untuk mengulangi ucapan “Ayo pergi.”
ADVERTISEMENT
• Pengganti : Komunikasi nonverbal juga dapat digunakan untuk menggantikan pesan verbal. Misalnya, Anda dapat memberi isyarat “oke” dengan tangan. Anda bisa menganggukkan kepala untuk menandakan "ya" atau menggelengkan kepala untuk menandakan "tidak."
Penggunaan komunikasi nonverbal sangat berpengaruh signifikan dalam kita berkomunikasi sehari-hari. Komunikasi nonverbal juga membantu mengurangi ambiguitas. Seringkali, kata-kata bisa memiliki banyak makna, dan isyarat nonverbal memberikan konteks yang diperlukan untuk memahami maksud sebenarnya. Dalam situasi yang penuh emosi, seperti memberikan dukungan kepada seseorang yang berduka, sentuhan lembut atau tatapan penuh perhatian bisa lebih berarti daripada kata-kata yang diucapkan.
Dalam komunikasi nonverbal, dalam buku “The Interpersonal Communication Book” oleh Joseph A. DeVito, terdapat beberapa elemen, seperti body gesture yang merujuk pada gerakan anggota tubuh, terutama tangan, yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, atau niat tanpa menggunakan kata-kata. Gestur ini dapat berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap komunikasi verbal, memberikan konteks tambahan yang membantu penerima pesan memahami makna yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Kontak mata digunakan untuk menjaga umpan balik, menunjukkan rasa ketertarikan, dan mencerminkan sifat suatu hubungan. Dengan melakukan kontak mata, seseorang secara tidak langsung meminta lawan bicara untuk memberikan umpan balik dan menunjukkan minat dalam percakapan. Dalam kehidupan sehari-hari di beberapa kebudayaan, kontak mata juga dapat menunjukkan rasa menghargai dan kepedulian terhadap percakapan. Misalnya, saat berbicara dengan orang dewasa atau orang tua, tidak melakukan kontak mata dianggap kurang menghargai. Dengan kontak mata, kita juga bisa menunjukkan kejujuran; jika seseorang menghindari kontak mata, cenderung kita berpikir orang tersebut berbohong.
Komunikasi wajah juga termasuk salah satu elemen dalam komunikasi nonverbal. Gerakan wajah dapat mengungkapkan berbagai ekspresi, seperti senang, sedih, marah, geli, jijik, kebingungan, dan ketakutan. Komunikasi wajah ini dapat membantu meningkatkan keefektifan dalam berkomunikasi. Saat berkomunikasi, kita dapat melihat bagaimana ekspresi wajah lawan bicara kita, yang termasuk dalam komunikasi nonverbal, karena kita dapat mengartikan responsnya dari mimik wajah tersebut
ADVERTISEMENT
PERMASALAHAN DALAM KOMUNIKASI NON VERBAL
Dalam berkomunikasi, sering kali terjadi miskomunikasi, seperti makna yang ambigu. Menurut saya, di sinilah peran komunikasi nonverbal untuk mempertegas informasi agar tidak bermakna ganda. Namun, seringkali terjadi kesalahpahaman bahasa tubuh karena perbedaan budaya. Contohnya, di Indonesia, gelengan kepala berarti “tidak,” sementara di India, gelengan kepala dapat berarti “iya.”
Oleh karena itu, kita harus memahami konteks sosial budaya dengan lawan bicara kita untuk menghindari kesalahpahaman. Selain itu, penting untuk melakukan klarifikasi apabila sudah terjadi miskomunikasi agar dapat meluruskan apa yang dimaksud. Contohnya, gerakan tubuh, seperti terus melihat ke sekeliling sambil melihat jam tangan, menggambarkan bahwa lawan bicara kita merasa bosan atau tidak tertarik dengan pembicaraan tersebut.
ADVERTISEMENT
Permasalahan yang kedua adalah dalam mengekspresikan respons terhadap sesuatu yang cenderung tidak jelas atau tidak ekspresif. Hal ini dapat mempengaruhi respons lawan bicara selanjutnya, sehingga mereka lebih banyak menebak sebenarnya respons seperti apa yang diinginkan. Dengan kita menggunakan ekspresi yang tepat, maka kita akan mengurangi kesalahpahaman, dan lawan bicara kita akan lebih mudah merespons selanjutnya. Contohnya, saat menceritakan sesuatu yang menyenangkan dan bersemangat, gambarkanlah dengan ekspresi yang bersemangat juga, agar lawan bicara kita dapat merespon hal tersebut dengan antusias.
Di kehidupan sehari-hari kita ekspresi wajah ini juga sering menimbulkan konflik apalagi bagi teman-teman kita memiliki wajah yang cukup tegas, apabila dia tidak tersenyum orang di sekitarnya akan mengira dia sedang marah ataupun kesal. Padahal kenyataanya dia hanya diam.
ADVERTISEMENT
Permasalahan ketiga adalah kontak fisik. Saat berkomunikasi, kontak fisik juga mempengaruhi respons seseorang terhadap kita. Contohnya, jika berbicara sambil berdiri terlalu dekat dan memegang pinggang, hal itu dapat membuat lawan bicara merasa terintimidasi dan tidak nyaman. Sebaliknya, jika kita terlalu jauh dari lawan bicara, itu bisa memberikan kesan kurang peduli dan tidak sopan, karena kita seolah-olah tidak menghargai mereka yang sedang berbicara.
Dalam buku “The Interpersonal Communication book by Joseph A. DeVito” pesan non verbal ini juga dapat mempengaruhi dan menipu.Dari semua permasalahan dalam komunikasi yang sudah di paparkan tadi anda dapat uga dapat mempengaruhi orang lain. memberi isyarat| membantu memperkuat pesan atau aktivitas dalam ingatan seseorang.
Dengan kemampuan untuk mempengaruhi, tentu saja, muncul pula kemampuan untuk menipu dan menyesatkan. Hal ini membuat orang lain berpikir bahwa sesuatu itu benar, padahal sebenarnya salah. Contohnya, Anda mungkin mencurigai seseorang berbohong jika orang tersebut menghindari kontak mata, gelisah, dan menyampaikan informasi yang tidak konsisten. Ini menunjukkan pentingnya keselarasan antara pesan verbal dan nonverbal.
ADVERTISEMENT
CARA MENJAGA KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI NON VERBAL
Permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang sering muncul dari komunikasi nonverbal adalah kesalahpahaman. Seseorang dapat salah mengartikan gaya tubuh, ekspresi, kontak mata, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya kita harus menyesuaikan bahasa tubuh yang kita gunakan.
• Memperjelas ekspresi. Kita harus memastikan bahwasannya ekspresi yang kita sudah sesuai dengan pesan yang ingin kita sampaikan agar tidak terjadi miskomunikasi. Menggunakan senyuman yang tulus dan postur tubuh yang terbuka dapat membantu menciptakan kesan positif.
• Mengunakan bahasa tubuh khususnya gerakan tangan yang dapat memperjelas dan memperkuat kita dalam berkomunikasi sehingga informasi yang kita sampaikan lebih jelas dan mudah di mengerti, sehingga komunikasi berjalan dengan efektif. Terakadang dengan bantuan gerakan tangan juga dapat membantu kita mengembangkan lebih jauh apa yang ingin kita sampaikan. Saat menggunakan Gerakan tangan menciptakan emosional apa lagi saat kita meceritakan sesuatu dengan gerakan tangan dan juga ekspresi yang sesuai. Pendengar akan lebih tertarik dengan cerita tersebut.
ADVERTISEMENT
• Pengguanaan intonasi yang tepat . Apabila menggunakan intonasi yang cukup tinggi biasanya orang akan mengira kita sedang marah ataupun emosi. Begitupun sebaliknya dengan menggunakan intonasi rendah terkesan kita sedang menyembunyikan sesuatu atau bahkan membuat pesan yang kita sampaikan terdengar kurang meyakinkan.
• Kesadaran diri juga menjadi cara untuk mengefektifkan komunikasi nonverbal. Kita perlu lebih peka terhadap sekitar untuk memahami sinyal yang diberikan, baik itu isyarat, ekspresi wajah, atau bahasa tubuh. Ketika kita mampu mengenali dan memahami sinyal tersebut, kita dapat merespons dengan lebih tepat dan sesuai.