Konten dari Pengguna

Batas dan Prioritas: Mengelola Kesehatan Mental di Era Workaholic

Dewi Puspita Ningrum
Nama: Dewi Puspita Ningrum Tempat dan Tanggal Lahir: Tangerang, 19 Januari 2005 Pendidikan: S1 Akuntansi Universitas Pammulang (20023-sekarang) Karier: Menempuh pendidikan S1
18 April 2024 17:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewi Puspita Ningrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.shutterstock.com/image-photo/young-businesswoman-working-office-stack-folders-1921199030
zoom-in-whitePerbesar
https://www.shutterstock.com/image-photo/young-businesswoman-working-office-stack-folders-1921199030
ADVERTISEMENT
Dalam dinamika modern yang didorong oleh kegigihan kerja, kita seringkali terjebak dalam spiral tak terbatas yang mengorbankan kesehatan mental kita. Dalam melangkah maju, kita lupa menetapkan batas dan menetapkan prioritas yang seimbang.
ADVERTISEMENT
Era workaholic ini tidak hanya menuntut kita untuk memberikan segalanya untuk kesuksesan profesional, tetapi juga memaksa kita untuk mengabaikan kesejahteraan emosional kita. Kita mungkin menemukan diri kita terperangkap dalam siklus tanpa akhir yang dipenuhi dengan tekanan, kecemasan, dan ketegangan.
Namun, penting untuk diingat bahwa kita bukanlah mesin. Kesehatan mental kita memerlukan perawatan dan perhatian yang sama seperti tubuh fisik kita. Ini adalah panggilan untuk membangun kesadaran akan batas kita dan menghormati kebutuhan mental kita.
Mengelola kesehatan mental di era workaholic membutuhkan langkah-langkah konkret. Pertama-tama, kita perlu mengidentifikasi batas kita. Kapan kita sudah bekerja terlalu keras? Kapan kita perlu istirahat dan merenung?
Selanjutnya, adalah penting untuk menetapkan prioritas yang seimbang. Dalam mengejar sukses, kita tidak boleh mengabaikan aspek-aspek penting lainnya dalam hidup kita, seperti hubungan, rekreasi, dan waktu untuk diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Menghormati batas dan menetapkan prioritas bukanlah tanda kelemahan, tetapi tanda kebijaksanaan. Ini adalah langkah pertama menuju kesejahteraan emosional yang berkelanjutan di era workaholic ini.
Mari kita renungkan: Bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental? Bagaimana kita bisa menciptakan keseimbangan yang sehat antara kerja dan kehidupan pribadi? Pertanyaan-pertanyaan ini harus menjadi pusat perhatian kita saat kita melangkah maju menuju masa depan yang lebih sehat dan lebih seimbang.