Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengemukakan Unsur Metafora pada Cerpen Dilarang Mencintai Bunga-bunga
20 Juni 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kholifatunnisa Assholihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Cerpen mencintai bunga-bunga menceritakan tentang larangan mencintai sesuatu yang dianggap tidak mungkin atau tidak layak untuk dicintai. Mengalisis melalui pendekatan intrinsik dengan unsur metafora, memberikan arti harfiah melalui penciptaan gambaran yang hidup dan mengungkapkan ide secara kreatif serta lebih dalam, tentang makna beberapa kalimat dari cerpen tersebut.
Kalimat "Kau kualat, dia karamat" merupakan sebuah metapora yang menggambarkan bahwa seseorang merasakan konsekuensi atau akibat dari tindakan buruk yang dilakukannya sendiri, sementara orang lain yang tidak terlibat dalam tindakan tersebut justru mendapatkan keuntungan atau keberuntungan. Dalam konteks ini, "kualat " digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang merasakan nasib buruk akibat perbuatannnya sendiri, sedangkan "keramat" mengagmabrakn bahwa orang lain mendapatkan keberuntungan tanpa melakukan apapun. Metafora ini menggandung makna bahwa setiap tindakan akan memiliki akan konsekuensi dan akibatnya sendiri, baik itu positive maupun negative.
ADVERTISEMENT
Kalimat "Aku menggenggamnya seolah dalam mimpi" merupakan sebuah metafora yang menggambarkan tentang perasaan seseorang yang merasa seperti dalam mimpi saat menggenggam sesuatu. Metafora ini menunjukkan intensitas pengalaman dan perasaan yang sangat kuat, hingga menciptakan sensasi seperti sedang berada dalam dunia mimpi yang tidak nyata. Dalam menggunakan metafora ini, penulis ingin menyampaikan bahwa pengalaman atau perasaan yang dialaminya sangatlah mendalam dan sulit untuk dipercaya, seolah-olah terjadi dalam dunis khalayan yang tidak nyata.
Kalimat "hidup harus penuh dengan bunga-bunga, bunga tumbuh tidak pedli hiruk-piruk dunia. Ia mekar. Memebrikan kesegaran, keremajaan, keindahan." merupakan sebuah metofora yang menggambarkan bahwa dalam hidup, seseorang seharusnya memiliki sikap dan karakteristik seperti bunga. Bunga dalam metafora ini melambangkan keindahan, kesegaran, dan keremajaan yang tidak terpengaruh oleh segala hiruk-piruk dan masalah dunia.
ADVERTISEMENT
Dengan mengatakan bahwa "Hidup harus penuh dengan bunga-bunga", penulis ingin menyampaikan pesan bahwa seseorang seharusnya mengisi hidupnya denagn hal-hal yang indah, segar, serta memberikan keceriaan seperti bunga. Selain itu pernyataan bahwa "Bunga tumbuh tidak peduli hiruk-piruk dunia. Ia mekar." menggambarkan bahwa seseorang seharusnya tetap berkembang dan mekar meskipun dihadapkan pada berbagai kesulitan atau masalah dalam kehidupan.
Dengan demikian, metafira ini mengajak untuk menjalani hidup denagn penuh keindahan, kesegaran, dan keremajaan seperti bunga yang tetap mekar meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan dan hiruk-piruk dunia.
Kalimat "Ya, dunia ini indah seperti bunga mekar, membuat dunia tenang, ini dunia kita!" merupakan sebuah metafora yang menggambarkan keindahan dan ketenangan tentang dunia seperti bunga yang sedang mekar. Metafora ini menggambarkan bahwa dunia ini memiliki keimdahan yang sama seperti bunga yang sedang mekar. yang mampu menciptakan suasana yang tenang dan damai.
ADVERTISEMENT
Dengan menyamakan dunia dengan "bunga mekar", penulis ingin menyampaikan bahwa keindahan alam dan keberagaman didunia ini seharusnya dihargai dan dinikmati seperti melihat bunga yang sedang mekar. Selain itu, pernyataan bahwa keindahan dunia membuat dunia menjadi tenang menggambarkan bahwa apresiasi terhadap keindahan alam dapat membawa kedamaian dan ketenangan bagi manusia.
Dengan demikian metafora ini mengajak untuk melihat dunia ini sebagai tempat yang penuh denagn keindahan dan ketenangan, layaknya bunga yang mekar, dan untuk menjaga untuk keindahan alam sebagai bagian dari dunia yang kita huni bersama.
Kalimat "Aku tersenyum dalam ketenangan. Jiwaku dikuasai oleh ketenangan batin yang mengasyikkan. Tidak ada niatku untuk bermain. Lebih baik duduk tenang, tersenyum memandang segala hiruk-piruk dunia." merupakan sebuah metafora yang menggambarkan sikap seseorang yang memilih umtuk menjaga ketenangan batinnya di tengah-tengah kesibukkan dan hiruk-piruk dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam metafora ini "ketenangan batin yang mengasyikkan." melambangkan keadaan pikiran yang dalam dan tenteram, dimana seseorang mampu menemukan kedamaian dalam dirinya sendiri tanpa terpengaruh oleh kegaduhan dunia luar. Sikap untuk tidak bermain dan lebih memilih untuk duduk tenang serta memandang segal hiruk-piruk dunia denagan senyuman menunjukkan sikap bijak dan penuh kesabaran dalam menghadapi segala tantangan dan masalah yang ada.
Dengan demikian metafora ini mengajak untuk menjaga ketenangan batin dan menjalani hidup dengan sikap bijak serta penuh kesabaran, tanpa terpengaruh oleh segal hiruk-piruk dan kegaduhan dunis luar
Kalimat "Malam ini, aku tidur dengan kenangan-kenangan di kepala." menggunakan metafora untuk menggambarkan bahwa seseorang tidur sambil memikirkan atau mengingat kenangan-kenangan yang mungkin menyertainya .
ADVERTISEMENT
Metafora ini menggambarkan bahwa pikiran seseorang dipenuhi dengan ingatan atau pengalaman masa lalu saat ia tertidur. Hal ini bisa mengisyaratkan bahwa kenangan tersebut begitu kuat atau penting bagi orang trsebut sehingga terus menerus muncul dalam pikirannya, bahkan ketika ia hendak beristirahat.
Unsur metafora pada cerpen "Dilarang Mencintai Bunga-bunga" memberikan makna tentang cinta yang tidak terwujud, larangan yang membatasi kebebasan, atau konflik antara keinginan individu dan norma sosial.
DAFTAR PUSAKA :
Kuntowijoyo. (1992). Dilarang Mencintai Bunga-bunga. Jakarta : Noura Books.
Wellek, Rene; Warren, Austin;. (1977). Theory of Literature. London: Harcourt Brace Jovanovich.