Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Upaya Pemulihan Kesehatan Lahan & Produktivitas Tanaman Secara Mandiri
23 November 2023 10:52 WIB
Tulisan dari Agroteknologi Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Program pengabdian pada masyarakat dengan skema Pemberdayaan Desa Binaan (PDB)
ADVERTISEMENT
Program pengabdian pada masyarakat dengan skema Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) tahun pertama (dari tiga tahun: 2023-2025) dengan judul “Agroteknopark Terintegrasi Berbasis Kearifan Lokal Desa Kwedenkembar” yang didanai Ditjen Dikti – Kemendikbud-ristekdikti dengan nomor kontrak 024/SP2H/PKM/LL7/2023 tahun anggaran 2023 ini telah dilaksanakan. Tim Pelaksana terdiri atas tiga dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Dr. Ir. Sutarman, MP – Prodi Agroteknologi; Indah Apriliana Wulandari, ST, MT – Prodi Teknik Industri; dan Nur Ravita Hanun, SE, MA – Prodi Akuntansi) dan satu dosen Universitas Bhayangkara Surabaya (Drs. Heru Irianto, MSi. – Prodi Ilmu Komunikasi).
ADVERTISEMENT
Desa Kwedenkembar terletak di tepi Sungai Brantas, masuk wilayah Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Desa ini memiliki keunikan karena memiliki panorama tepi sungai terbesar di Jawa Timur dengan dasar sungai yang ketika di luar musim hujan akan terlihat batu-batuan cadasnya. Selain itu menjadi pemandangan yang menarik ketika kerta api melintasi jembatan “double track” di ujung desa, merayap membelah persawahan dan menghilang di ujung lain di desa Kwedenkembar.
Menurut Dr. Ir. Sutarman, MP Dosen Prodi Agroteknologi (ketua Tim) Agroteknopark yang sedang dibangun ini sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk menjawab tantangan memperbaiki dan merestorasi kesuburan tanah lahan pertanian agar produktivitas tanaman berangsur meningkat hingga mencapai titik optimalnya. Seperti diketahui produksi tanaman baik padi maupun palawija dan sayuran selalu rendah dan tidak mampu menjadi andalan ekonomi masyarakat petani. Cekaman logam, kemasaman tanah, gangguan penyerapan nutrisi oleh tanaman, dan adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan karakteristik lahan basah di banyak desa di Indonesia seperti di Kwedenkembar ini.
ADVERTISEMENT
Tekanan ekonomi dan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup memaksa sebagian petani mengubah kebiasan dalam produksi tanaman yang merupakan kearifan lokal. Dengan tersedianya air justru mendorong petani melakukan penanaman padi tanpa jeda dan tanpa pergiliran tanaman. Kebiasaan yang terjadi bertahun-tahun telah mengubah dan mendegradasi kapasitas tanah dan lahan untuk mempertahankan produktivitasnya. Sementara itu ketika produktivitas tanaman khususnya padi selalu di bawah level yang seharusnya sesuai potensi genetiknya, maka sesudah panen petani sengaja memberakan lahannya. Alih-alih kembali mengikuti kebiasaan yang meneladani kearifan lokal agar kesehatan tanah pulih, justru makin membuat petani rugi. Bukan saja total pendapatan petani semakin menurun dalam satu tahun, tapi justru kesuburan tanah tidak pernah pulih.
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab tantangan tersebut, Tim Abdimas melalui dukungan pendanaan Ditjen Dikti-Kemendikbud-ristekdikti mengimplementasikan program Agroteknopark yang bertujuan menciptakan suatu sinergi di antara komponen masyarakat desa, perguruan tinggi, dan pemangku kepentingan lain yang relevan untuk memulihkan kesuburan lahan pertanian desa sekaligus memberikan dampak menguntungkan secara ekologi maupun ekonomi.
Ada tiga kelompok dalam masyarakat desa yang diharapkan mampu menjadi agen perubahan agroekosistem di Kwedenkembar yaitu: Gapoktan, Bumdes, dan Karang Taruna. Gapoktan memiliki tugas dan tanggung-jawab melaksanakan proses pemulihan kesuburan tanah lahan pertanian baik sawah dan non sawah dengan mengaplikasikan agen hayati fungi efektif (Trichoderma esperellum) sebagai pupuk hayati (biofertilizer) dan biopestisida secara konsisten baik dalam bentuk pemupukan (soil treatment) ketika pengolahan tanah saat setelah panen padi dan menjelang pergiliran tanaman (dengan tanaman bukan padi) maupun dalam bentuk penyemprotan tajuk pada semua tanaman. BUMDES berperan menjamin ketersediaan bahan untuk restorasi dan pemulihan kesehatan lahan dengan memproduksi biofertilizer dan biopestisida secara berkelanjutan dan konsisten; nantinya produksi ini dilakukan secara professional dan senantiasa mengembangkan pemasaran secara eksternal. Adapun Karang Taruna selain bertanggung jawab mendukung produksi juga memanfaatkan produk bagi pembangunan persemaian yang dapat mendukung program penanaman hortikutlura dan tanaman obat (TOGA) serta tanaman Konservasi. Paralel dengan itu, Karang Taruna juga mengembangkan potensi ekonomi dari upaya pemulihan kesehatan lahan dan produksi biofertilizer-biopestisda yang berbasis pada pemanfaatan sumberdaya lahan dengan mempersiapkan usaha jasa wisata edukasi konservasi.
Bahan aktif biofertilizer dan biopestisida dimaksud adalah fungi Trichoderma esperellum Tc-023 agen hayati efektif yang sudah teruji dan merupakan koleksi Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Prodi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA). Fungi ini berperan mendekomposisi bahan organik, mendorong pertumbuhan mikroorganisme lain yang menguntungkan bagi tanaman, menghasilkan senyawa ekstraselular yang berperan membantu pertumbuhan tanaman, dan memberi perlindungan tanaman dari gangguan penyakit Smua kegiatan yang diprogramkan untuk ketiga mitra di desa haruslah terkoordinasi dan terintegrasi dalam suatu wadah yang disebut sebagai Agroteknopark. Di desa agroteknopark ini bukan hanya tersedia demplot bagi aktivitas pengujian oleh petani-petani Gapoktan, ruang/area produksi biofertilizer yang dikelola BUMDES, persemaian hortikultur dan tanaman konservasi serta spot-spot menarik (untuk ditawarkan calon konsumen/wisatwan) yang dikelolaoleh Karang Taruna, tetapi juga tersedia sarana bagi pengembangan dan riset bidang-bidang terkait rlevan bagi dosen perguruan tinggi. Agroteknopark juga dapat menjadi sarana pembelajaran dan pengujian bagi para petani dan praktisi pertanian bukan hanya di desa-desa sekitarnya tetapi juga dari seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Cita-cita mewujudkan agroteknopark tersebut harus diawali oleh program pelatihan dan orientasi penguasaan teknologi inovasi yang akan mendasari pengembangan langkah-langkah selanjutnya mulai dari produksi biofertilizer dan biopestisida secara professional hingga pengembangan jasa usaha wisata edukasi konservasi. Program PDB tahun pertama (2023) ini telah mempersiapkan kader-kader mitra yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk memulai produksi biofertilizer dan biopestisida bagi BUMDES, merestorasi lahan (dilakukan oleh kelompok-kelompok tani Gapoktan) melalui aplikasi formula agen hayati yang diproduksi secara mandiri, dan menyiapkan pembibitan sederhana dan perancangan organisasi pelakana jasa wisata edukasi.
Untuk menyemprunakan program orientasi penguasaan teknologi inovasi ini, maka Tim Abdimas mewakili Ditjen Dikti – Kemendikbudristek-dikti telah melakukan serah-terima peralatan meliputi: mesin chooper untuk pembuatan tepung sekam, penghalus kotoran hewan, dan pencacah sisa tanaman masing-masing satu unit, hand sprayer tiga unit, mesin mollen pencampur dan formulasi biofertilizer satu unit, gerobak pengangkut roda satu dua unit, tangki untuk prosessing dua unit, terpal dan ayakan sebanyak dua set, buku.modul petunjuk produksi, dan bahan pelengkaplainnya. Sementara itu dari pihak mitra juga sudah menyiapkan peralatan pendukung agar produksi dapat berjalan dengan baik nantinya. Selain itu Mitra juga menyiapkan ruang/area produksi biofertilizer, demplot untuk uji coba produk, dan persemaian.
ADVERTISEMENT