Konten dari Pengguna

Membangun Narasi yang Menyentuh

Meisty Lestari
Mahasiswa sastra indonesia universitas Pamulang
9 Juni 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Meisty Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk-pikuk informasi yang tak pernah berhenti mengalir, terdapat kisah-kisah yang tersembunyi, menunggu untuk diceritakan. Kisah-kisah ini bukan sekadar rangkaian peristiwa; mereka adalah narasi yang menyentuh, yang menghubungkan kita dengan realitas yang lebih dalam.
Foto : Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Pexels.com
ADVERTISEMENT
Setiap berita yang kita baca memiliki latar belakangnya sendiri. Seorang jurnalis tidak hanya bertugas menyampaikan fakta, tetapi juga menggali cerita yang terpendam di baliknya. Ini adalah proses pencarian yang membutuhkan kepekaan, ketekunan, dan empati.
Untuk membangun narasi yang menyentuh, seorang jurnalis harus mampu membuat pembaca merasakan koneksi emosional dengan subjek berita. Ini berarti menyampaikan emosi, harapan, dan ketakutan yang dirasakan oleh mereka yang terlibat dalam cerita.
Penggunaan teknik penceritaan yang efektif adalah kunci untuk membawa pembaca masuk ke dalam cerita. Ini bisa melalui penggunaan kutipan langsung, deskripsi yang mendetail, atau bahkan melalui struktur naratif yang tidak linier, yang memungkinkan pembaca untuk menyelami lebih dalam.
Dalam membangun narasi, seorang jurnalis harus selalu menjaga etika dan tanggung jawab. Menghormati privasi, menghindari eksploitasi emosi, dan selalu berpegang pada kebenaran adalah prinsip yang tidak boleh dilupakan.
ADVERTISEMENT
Kisah di balik berita adalah jembatan antara fakta dan perasaan, antara informasi dan empati. Dengan membangun narasi yang menyentuh, jurnalis tidak hanya menyampaikan berita, tetapi juga menghidupkan cerita yang dapat menginspirasi dan menggerakkan hati.