Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Takut Ketinggalan Zaman, Budaya Asing Mendominasi Gaya Hidup Remaja Indonesia
12 Juni 2022 13:26 WIB
Tulisan dari Nurul Madu Khairani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring perkembangan zaman yakni teknologi yang makin canggih, alat komunikasi yang berinovasi dan stylish fashion yang makin menarik membuat perhatian remaja Indonesia sedikit berpaling dari fokusnya terhadap persiapan diri mereka dalam menghadapi tantangan masa depan yang menuntut pikiran dan perilaku yang sangat rasional. Perkembangan globalisasi memengaruhi masuknya budaya asing terhadap gaya hidup remaja Indonesia yang kini sedikit demi sedikit berubah mengiringi perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia khususnya Remaja pada generasi milenial biasanya familier dengan sebutan masyarakat bilingual. Remaja generasi milenial dalam pergaulannya membuat banyak kata-kata atau istilah baru yang kurang dapat dipahami serta sangat di luar dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat bilingual yakni masyarakat yang dalam kehidupan sehari-harinya biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara bersamaan pada kegiatan berkomunikasi kepada masyarakat lainnya. Kebiasaan remaja di Indonesia yang bilingual ditambah dengan kemajuan teknologi dalam komunikasi maka kecenderungan untuk menggunakan bahasa asing di media sosial juga makin meningkat. (Cahyani dan Agan) Namun pada umumnya penggunaan bahasa asing dalam pergaulan remaja Indonesia dinilai lebih terlihat gaul dan mudah menarik perhatian masyarakat terlebih oleh pengguna media sosial yang kini sudah marak dalam bersosial media.
ADVERTISEMENT
Media sosial dihuni oleh pengguna yang tidak terbatas usianya, tidak hanya remaja muda saja bahkan orang dewasa kini sering kali ditemui dengan gawai pintarnya yang tentu saja terdapat media sosial di dalamnya.
Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman, masyarakat cenderung mengikuti gaya hidup terkini melalui informasi dari kabar yang tersebar di media sosial. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat konsumen merupakan masyarakat yang cukup berperan aktif dalam kemajuan gaya hidup yang kini sangat familier. Media sosial merupakan penghubung antara remaja Indonesia dengan informasi nasional bahkan internasional mengenai stylish fashion, pola konsumsi sehari-hari bahkan pola yang tidak dapat membedakan kenyataan dan fantasi saat ini diupayakan agar terlihat nyata. Remaja lebih tertarik untuk membicarakan topik seputar fashion dan gaya hidup dengan teman sebayanya karena mereka berlomba-lomba untuk selalu menampilkan yang terbaik dalam hal berpenampilan. Keinginan masyarakat dalam era kehidupan yang modern untuk mengonsumsi sesuatu tampaknya telah kehilangan hubungan dengan kebutuhan yang sesungguhnya. (Khoirunnas) Perilaku konsumtif tersebut yakni remaja pada umumnya membeli atau menggunakan barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan juga melainkan atas dasar “gengsi” tidak mengikuti perkembangan gaya hidup masa kini. Gaya hidup remaja biasanya tercermin dengan simbol-simbol tertentu seperti merek brand yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan segala sesuatu yang berhubungan serta dapat menunjukkan tingkat sosial yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Hedonisme merupakan gaya hidup akibat pola konsumtif yang beranggapan bahwa seseorang dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin akan membuatnya merasa bahagia dan sesegera mungkin terhindar dari perasaan yang menyakitkan.
Hedonisme ini dapat dikatakan sebagai pandangan atas kesenangan dan kenikmatan yang merujuk pada tujuan hidup dan tindakan manusia. Remaja lebih tertarik untuk membicarakan topik seputar fashion dan gaya hidup dengan teman sebayanya karena mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dalam hal berpenampilan (Septika, dkk.) Tanda-tanda hidup hedonisme adalah menganggap bahwa materi adalah tujuan akhir untuk mendapatkan kesenangan, entah dengan cara bagaimana mendapatkan materi baik halal maupun haram yang dilarang agama. Gaya hidup hedonisme menjadikan adanya efek ekslusifitas yang menimbulkan terjadinya kesenjangan sosial. Pola gaya hidup hedonis biasanya cenderung lebih senang mengisi waktu luangnya dengan menghabiskan waktu untuk jalan-jalan ke mall, cafe, restoran siap saji, bioskop dan lain sebagainya. Remaja Indonesia yang memiliki kebiasaan pola hidup hedonis lebih kurangnya akan berusaha untuk memperlihatkan gaya hidupnya yang berstatus sosial hedonisme pada media sosial.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki banyak ragam bahasa yang dapat dieksplorasi lebih dalam lagi. Sebagai remaja Indonesia sudah seharusnya merasa bangga akan keragamanan bahasa yang ada, meskipun pada zaman sekarang komunikasi dalam interaksi bersosial media beragam pula kebahasaannya. Pada umumnya selain dikenal dengan julukan masyarakat bilingual, remaja Indonesia selalu ingin mengikuti perkembangan zaman yang sebagian dari itu ternyata hanya untuk ajang bergengsi saja sehingga cenderung mengubah pola hidup dan status sosial yang dimiliki sebelumnya. Tentu media sosial mengambil peranan besar dalam perubahan gaya hidup remaja Indonesia dengan cepatnya penyebaran informasi terkait mode terkini dan interaksi dari berbagai pelosok negeri asing. Perilaku dan gaya hidup khususnya gaya hidup hedonisme tersebut sebenarnya tergantung pada masing-masing individu dalam menyikapinya. Bukan sekadar gengsi saja, remaja Indonesia memiliki cara sendiri untuk menunjukkan citra dirinya sendiri dengan unik.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Khoirunnas. Pola Konsumtif Lif Student City’s Pekanbaru province of Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau; Jom FISIP Volume 4 No 2-Februari 2017;5.
Melina,I, Cahyani1., Agan,S,2., Lailiyah,N,3. Interferensi Bahasa Inggris Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Komunikasi Remaja Di Twitter Dan Instagram; SEMDIKJAR 4; Vol. 4 (2021); 452.
Rai, H,. Gaya Hidup Hedonisme Remaja di Kawasan Legian, Kabupaten Badung; Jurnal Psikologi MANDALA (2019); 29-52. Print.