Konten dari Pengguna

Fenomenologi Bandwagon Effect dalam Terpilihnya Pasangan Calon Prabowo-Gibran

Tsawbiatul Islamiah
Saya adalah mahasiswi dari Universitas Negeri Jakarta yang beginner di bidang penulisan, mohon kerjasamanya.
10 Juni 2024 13:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tsawbiatul Islamiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Menanggapi Kemanangan Pasangan Calon Prabowo-Gibran dalam Pemilu Presiden 2024 menggunakan Sudut Pandang Bandwagon Theory.

Pasangan presiden-wakil presiden terpilih Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) bertemu dan bertukar pikiran di kediaman Prabowo, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/6/2024). ANTARA/HO-Tim Media Prabowo Subianto.
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan presiden-wakil presiden terpilih Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) bertemu dan bertukar pikiran di kediaman Prabowo, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/6/2024). ANTARA/HO-Tim Media Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Pemilihan umum selalu menjadi cerminan dari dinamika sosial, politik, dan psikologis masyarakat. Fenomena terpilihnya pasangan calon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilu 2024 tidak lepas dari berbagai faktor yang kompleks dan saling berkaitan. Salah satu fenomena yang layak dianalisis dalam konteks ini adalah "bandwagon effect", yaitu kecenderungan individu untuk memilih atau mendukung suatu pilihan karena keyakinan bahwa pilihan tersebut adalah pilihan mayoritas atau paling populer.
ADVERTISEMENT
Definisi dan Relevansi Bandwagon Effect
Bandwagon effect, dalam konteks pemilu, merujuk pada kecenderungan pemilih untuk mendukung calon yang dianggap akan menang atau yang sudah mendapat dukungan luas. Fenomena ini sering dipicu oleh persepsi mengenai popularitas dan momentum kampanye, yang kemudian menciptakan lingkaran umpan balik positif, di mana dukungan yang besar menarik dukungan tambahan. Dalam kasus pasangan Prabowo-Gibran, fenomena ini tampak jelas melalui beberapa indikator.
Profil Kandidat dan Strategi Kampanye
Prabowo Subianto, seorang figur militer yang telah lama berkecimpung dalam politik, dan Gibran Rakabuming Raka, putra dari Presiden Joko Widodo, membawa kombinasi unik dari pengalaman dan kedekatan dengan kekuasaan. Kombinasi ini menciptakan narasi politik yang kuat dan menarik bagi banyak pemilih. Prabowo membawa pengalaman dan jaringan politik yang luas, sementara Gibran membawa aura pembaruan dan koneksi dengan kelompok muda serta pengaruh dari popularitas ayahnya. Kampanye pasangan ini memanfaatkan media sosial dan media massa dengan sangat efektif, menciptakan gambaran bahwa mereka memiliki dukungan yang luas dan tak terbendung. Penampilan mereka yang sering kali harmonis dan komplementer di berbagai acara publik menambah persepsi bahwa mereka adalah pasangan yang solid dan pilihan yang aman.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Media dan Persepsi Publik
Media memainkan peran penting dalam memperkuat bandwagon effect. Liputan yang intensif dan cenderung positif terhadap pasangan Prabowo-Gibran meningkatkan visibilitas mereka dan memperkuat persepsi bahwa mereka adalah kandidat yang populer dan didukung banyak pihak. Penggunaan survei dan polling yang menunjukkan tingginya elektabilitas mereka juga berperan signifikan. Publikasi hasil survei yang terus-menerus mengindikasikan keunggulan Prabowo-Gibran menciptakan persepsi bahwa mereka adalah pemenang yang potensial, sehingga mempengaruhi pemilih yang ragu untuk ikut mendukung.
Persepsi Stabilitas dan Keberlanjutan
Pasangan Prabowo-Gibran juga berhasil membangun citra sebagai simbol stabilitas dan keberlanjutan. Prabowo, dengan pengalaman militernya, memberikan kesan tegas dan berwibawa, sementara Gibran, dengan latar belakang keluarganya, mengesankan kesinambungan kebijakan dan pembangunan yang telah dijalankan oleh Presiden Joko Widodo. Pemilih yang mendambakan stabilitas dan keberlanjutan cenderung terpengaruh oleh persepsi ini, dan memilih pasangan yang mereka yakini dapat memberikan jaminan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dinamika Sosial dan Kolektivitas
Bandwagon effect dalam konteks ini juga dapat dilihat dari perspektif dinamika sosial dan perilaku kolektif. Dalam masyarakat yang memiliki ikatan kolektif kuat, seperti Indonesia, keputusan politik sering kali dipengaruhi oleh pilihan-pilihan sosial di sekitar individu. Ketika sekelompok besar masyarakat mulai menunjukkan dukungan terhadap pasangan tertentu, individu-individu lain cenderung mengikuti untuk merasa bagian dari kelompok mayoritas tersebut. Fenomena ini diperkuat oleh budaya kolektivitas yang kuat, di mana keputusan kolektif sering kali dianggap lebih sahih daripada keputusan individu.
Implikasi Politik dan Sosial
Terpilihnya pasangan Prabowo-Gibran dengan latar belakang bandwagon effect membawa sejumlah implikasi politik dan sosial. Di satu sisi, hal ini menunjukkan kekuatan strategi kampanye yang mampu membangun persepsi publik secara efektif. Di sisi lain, fenomena ini juga mengindikasikan bahwa pemilih mungkin kurang memperhatikan substansi kebijakan dan lebih terpengaruh oleh persepsi populer dan momentum kampanye.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Fenomenologi bandwagon effect dalam terpilihnya pasangan Prabowo-Gibran dalam Pemilu 2024 mengungkap dinamika kompleks yang melibatkan persepsi publik, strategi kampanye, dan pengaruh media. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana persepsi popularitas dapat mengarahkan keputusan politik, menciptakan lingkaran dukungan yang terus menguat. Analisis ini menggarisbawahi pentingnya memahami faktor psikologis dan sosial dalam perilaku pemilih, serta implikasinya terhadap demokrasi dan proses politik. Di masa depan, strategi politik yang efektif harus mempertimbangkan bagaimana membentuk dan memanfaatkan persepsi publik dengan cara yang etis dan berkelanjutan.