Konten dari Pengguna

Estetika dan Ekspresi Diri: Daya Tarik Kafe di Era Gen Z dalam Budaya Nongkrong

Ajeng Wiko Rimadani
Mahasiswa Univeraitas Amikom Purwokerto
22 September 2024 9:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Wiko Rimadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pribadi
ADVERTISEMENT
Gen Z, generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, memiliki preferensi dan gaya hidup yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Salah satu fenomena yang sering terlihat adalah ketertarikan mereka pada kafe dengan suasana yang aesthetic. Istilah “aesthetic” merujuk pada keindahan visual dan keselarasan dalam tata ruang, dekorasi, warna, hingga pencahayaan. Kafe dengan suasana seperti ini telah menjadi tempat favorit bagi banyak Gen Z untuk bersantai, bekerja, atau sekadar bertemu teman. Namun, apa sebenarnya yang membuat mereka begitu terpikat pada kafe dengan suasana aesthetic?
ADVERTISEMENT
1. Budaya Visual dan Media Sosial
Gen Z tumbuh besar di era media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Pinterest, di mana konten visual sangat diutamakan. Platform-platform ini mendorong mereka untuk membagikan momen-momen yang tampak menarik, dan kafe aesthetic memberikan latar belakang yang sempurna untuk konten visual yang estetis dan “Instagrammable.” Desain interior yang menarik, pencahayaan alami, dan sentuhan artistik pada dekorasi menjadi daya tarik utama. Bahkan, banyak dari mereka yang memilih kafe bukan hanya untuk makan atau minum, tetapi juga untuk mengambil foto yang indah, baik untuk dibagikan secara online maupun sekadar memenuhi hasrat mereka akan keindahan visual.
2. Ekspresi Identitas Melalui Estetika
Estetika sering kali menjadi cara bagi Gen Z untuk mengekspresikan diri dan memperlihatkan identitas mereka. Mereka lebih terbuka terhadap gaya dan seni yang unik dan tidak konvensional. Kafe yang menawarkan desain interior yang aesthetic memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri di tempat yang selaras dengan preferensi visual mereka. Beberapa mungkin lebih menyukai suasana minimalis dengan nuansa pastel, sementara yang lain tertarik pada kafe dengan sentuhan industrial atau bohemian. Dengan demikian, suasana aesthetic di kafe membantu Gen Z menemukan ruang yang sesuai dengan kepribadian dan selera mereka.
ADVERTISEMENT
3. Lingkungan yang Mendukung Produktivitas
Selain menjadi tempat yang menarik secara visual, banyak kafe aesthetic juga menawarkan lingkungan yang mendukung produktivitas. Kafe-kafe ini sering kali dilengkapi dengan area yang nyaman untuk bekerja atau belajar, lengkap dengan meja yang luas, stop kontak, dan akses Wi-Fi gratis. Bagi Gen Z yang sering mengerjakan tugas sekolah, kuliah, atau proyek freelance, kafe aesthetic menjadi alternatif dari suasana kaku di perpustakaan atau kantor. Suasana yang tenang namun tetap menyenangkan membuat mereka merasa lebih termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan.
4. Pengalaman Sosial yang Lebih Personal dan Bermakna
Di tengah perkembangan dunia digital, banyak anggota Gen Z yang merasakan kebisingan media sosial dan kehidupan virtual. Kafe aesthetic menawarkan pengalaman sosial yang lebih personal, di mana mereka dapat bertemu dengan teman-teman atau keluarga dalam suasana yang hangat dan menyenangkan. Suasana yang estetik membantu menciptakan perasaan keintiman, yang memungkinkan percakapan lebih bermakna tanpa distraksi dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kafe aesthetic bukan hanya tempat untuk bersantai, tetapi juga ruang untuk memperdalam hubungan sosial.
ADVERTISEMENT
5. Tren Self-Care dan Kesehatan Mental
Gen Z dikenal lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya. Bagi mereka, suasana di sekitar sangat berpengaruh terhadap perasaan dan kesejahteraan emosional. Kafe aesthetic, dengan dekorasi yang menenangkan dan pencahayaan yang lembut, sering kali menjadi tempat untuk melarikan diri dari stres sehari-hari. Mereka bisa menikmati waktu untuk diri sendiri dengan secangkir kopi atau teh, sambil duduk di tempat yang tertata rapi dan indah. Kafe semacam ini mendukung tren self-care yang sedang marak, di mana Gen Z memberikan perhatian lebih pada diri mereka sendiri dan mencari tempat yang membantu mereka merasa lebih tenang dan rileks.
6. Ekonomi Pengalaman (Experience Economy)
Konsep experience economy juga sangat mempengaruhi preferensi Gen Z terhadap kafe aesthetic. Mereka cenderung lebih menghargai pengalaman daripada barang materi. Ketika mereka memilih pergi ke kafe, itu bukan semata-mata untuk minum kopi atau makan, melainkan untuk mendapatkan pengalaman yang unik dan berkesan. Kafe aesthetic sering kali dirancang dengan detail yang sangat dipikirkan untuk menciptakan pengalaman yang imersif bagi pelanggan. Mulai dari pilihan furnitur, warna dinding, hingga cara penyajian makanan, semuanya dirancang untuk menciptakan suasana yang tak terlupakan.
ADVERTISEMENT
7. Mendukung Bisnis Lokal dan Kreativitas
Kebanyakan kafe aesthetic yang populer di kalangan Gen Z adalah bisnis lokal dengan konsep yang unik. Generasi ini sangat mendukung kreativitas dan inovasi dalam bisnis, dan banyak dari mereka lebih memilih mengunjungi kafe independen daripada rantai kafe besar. Kafe lokal biasanya menawarkan suasana yang lebih personal dan artistik, serta sering kali menampilkan karya seni lokal atau produk yang dibuat oleh pengrajin setempat. Dengan mengunjungi kafe-kafe ini, Gen Z merasa bahwa mereka juga berkontribusi pada perkembangan komunitas dan mendukung kreator lokal.
8. Tantangan Kebosanan dan Rutinitas
Rutinitas sehari-hari yang monoton bisa membuat siapa pun merasa bosan, termasuk Gen Z. Kafe aesthetic menawarkan pelarian dari kebosanan dengan memberikan suasana yang berbeda dari tempat biasa seperti rumah atau kantor. Mereka mencari tempat-tempat yang menawarkan pengalaman baru dan menstimulasi indera visual mereka. Selain itu, berada di tempat dengan suasana yang berbeda sering kali dapat merangsang kreativitas dan membantu mereka berpikir lebih jernih.
ADVERTISEMENT