Konten dari Pengguna

Analisis Kebijakan Moneter dan Inflasi di Indonesia

Ulfia Zikra
saya adalah seorang mahasiswa semester pertama di universitas pamulang, hobi saya membaca dan menulis
3 Desember 2024 23:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ulfia Zikra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Canva
zoom-in-whitePerbesar
Canva
ADVERTISEMENT
Kebijakan moneter merupakan kebijakan dalam upaya mengendalikan perekonomian negara secara makro untuk mencapai perekonomian yang lebih baik dengan cara mengatur jumlah uang yang beredar. Perekonomian yang baik sendiri dapat dilihat dari kestabilan harga melalui tingkat inflasi yang terkontol. Menurut Muana Nanga kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter dengan mengendalikan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat dan mengurangi ketidakstabilan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Moneter di Indonesia
Kebijakan moneter di Indonesia dilakukan melalui berbagai instrumen, antara lain:
- Suku Bunga Acuan: BI menggunakan suku bunga acuan (BI Rate) sebagai alat untuk mengendalikan likuiditas di pasar. Penyesuaian suku bunga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dan investasi, yang pada gilirannya berdampak pada inflasi.
- Operasi Pasar Terbuka: Melalui operasi pasar terbuka, BI dapat membeli atau menjual surat berharga untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat.
- Cadangan Wajib Minimum: BI juga menetapkan ketentuan mengenai cadangan wajib minimum yang harus dipenuhi oleh bank, yang berfungsi untuk mengontrol jumlah uang yang dapat dipinjamkan oleh bank.
Inflasi di Indonesia
Inflasi di Indonesia sering dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Beberapa faktor yang mempengaruhi inflasi antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Faktor Permintaan: Kenaikan permintaan barang dan jasa yang lebih cepat dibandingkan dengan penawaran dapat menyebabkan inflasi. Ini sering terjadi saat perekonomian tumbuh pesat.
2. Faktor Penawaran: Kenaikan biaya produksi, seperti kenaikan harga bahan baku dan upah, dapat menyebabkan inflasi. Misalnya, fluktuasi harga minyak dunia dapat berdampak signifikan pada inflasi domestik.
3. Inflasi Terkendali vs. Inflasi Tidak Terkendali: Inflasi yang terkendali (biasanya di kisaran 3-5%) dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, sementara inflasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi.
Hubungan Antara Kebijakan Moneter dan Inflasi
Kebijakan moneter yang bijaksana memiliki peran penting dalam mengendalikan inflasi. Contohnya, ketika inflasi mulai menunjukkan kenaikan, Bank Indonesia (BI) dapat mengambil langkah untuk menaikkan suku bunga acuan, yang berfungsi untuk mengurangi likuiditas di pasar dan pada akhirnya dapat meredakan tekanan inflasi. Di sisi lain, jika inflasi berada pada tingkat rendah dan terdapat penurunan dalam pertumbuhan ekonomi, BI memiliki opsi untuk menurunkan suku bunga, guna mendorong peningkatan konsumsi dan investasi.
ADVERTISEMENT
Namun, pengendalian inflasi melalui kebijakan moneter tidak selalu berjalan mulus. Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain:
1. Keterlambatan Respons: Terdapat jeda waktu yang diperlukan bagi kebijakan moneter untuk memberikan dampak pada perekonomian. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
2. Faktor Eksternal: Berbagai faktor seperti fluktuasi harga komoditas global, perubahan kebijakan moneter di negara lain, serta faktor geopolitik dapat mempengaruhi inflasi di Indonesia, meskipun bank sentral telah mengambil keputusan tertentu.
3. Ekspektasi Inflasi: Apabila pemangku kepentingan dan masyarakat sudah membentuk ekspektasi inflasi yang tinggi, maka langkah-langkah kebijakan moneter yang diambil mungkin tidak akan memadai untuk menurunkan inflasi.
kesimpulan
Kebijakan moneter dan inflasi di Indonesia memiliki hubungan yang kompleks. Bank Indonesia berperan penting dalam menjaga stabilitas inflasi melalui berbagai instrumen kebijakan moneter. Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi dalam pengendalian inflasi memerlukan perhatian dan strategi yang matang. Ke depan, penting bagi BI untuk terus memantau perkembangan ekonomi domestik dan global, serta beradaptasi dengan perubahan yang terjadi untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT