Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Berteman Dengan Orang Baik Adalah Rezeki
1 Juli 2022 15:49 WIB
Tulisan dari Fajar Sidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masih kah kita berfikir rezeki itu uang? Tentang kesehatan? Kendaraan, anak, kesuksesan?
ADVERTISEMENT
Benar. Rezeki memang tentang itu semua. Tidak ada yang salah dengan pengertian tersebut. Bahkan menurut Ibnu al-Manzhur dalam buku Takdir Manusia Dalam Pandangan Hamka, menjelaskan ar-Rizq terdiri atas dua macam. Pertama, bersifat zhahiriah (nampak terlihat), seperti bahan makanan pokok. Kedua, bersifat bathiniah bagi hati dan jiwa, dalam bentuk pengetahuan dan ilmu-ilmu.
Tapi apakah rezeki hanya sebatas itu? Masih dalam buku yang sama, Hamka menjelaskan bahwa secara terminologi rezeki adalah pemberian atau karunia yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya, untuk dimanfaatkan dalam kehidupan. Kata kuncinya adalah untuk dimanfaatkan dalam kehidupan. Proses pemanfaatan ini bisa dilakukan untuk pribadi, namun tentunya akan lebih bermanfaat ketika digunakan untuk membantu orang banyak. Optimalisasi rezeki tersebut sejatinya bukan hanya tanggung jawab kita sebagai sesama manusia, namun juga sebagai investasi kebaikan yang akan menjadi gelombang kebaikan yang semakin meluas.
ADVERTISEMENT
Ada pernyataan bahwa orang baik akan bertemu orang baik atau ditemukan orang baik. Lingkungan yang baik adalah keberkahan tersendiri. Bertemu orang baik yang selalu mengingat dan menyebarkan kebaikan, merupakan rezeki dari illahi. Bajkan, berteman dengan orang baik, menjadi investasi panjang sampai dengan akhirat. Bukankah orang-orang sholeh dapat memberi syafaat?
''Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia sholat bersama dengan kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami.'' Maka Allah berfirman, ''Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun hanya sebesar zarah.'' (HR Ibnul Mubarak, dalam kitab Az Zuhd)
Sungguh, teman yang baik adalah rezeki paling hebat. Ia tidak hanya menyelamatkan kita di dunia, tapi juga akan mengangkat derajat kita di akhirat kelak. Sungguh teman-teman yang baik tidak selalu ada di sekitar kita, di lingkungan kantor kita atau di kampung-kampung kita. Teman yang baik sejatinya berserakan di seantero bumi. Tinggal bagaimana hati kita mampu membacanya saja. Kadang ia berwujud pedagang yang jujur, atau pengusaha yang dermawan, bisa juga pendidik yang inspiratif, atau pekerja kasar yang sholeh. Karena islam tidak pernah memandang status sosial. Islam memandang sama semua insan, dengan takaran iman.
ADVERTISEMENT
Keriuhan pekerjaan kantor mungkin melumat habis waktu kita untuk menjalin pertemanan. Namun, upayakan selalu untuk terus merajut kembali sulaman-sulaman keakraban bersama orang-orang baik yang sempat renggang. Manfaatkan waktu-waktu yang ada untuk terus mengokohkan jalinan persahabatan. Dengan berbagai media komunikasi yang ada saat ini, tentu hal tersebut bukan lagi menjadi kendala. Sekedar menyapa dengan takdzim, atau menanyakan kabar keluarga, atau apresiasi keberhasilan teman kita, juga mendoakan kemuliaan bagi yang sedang berduka. Apapun itu, lakukan dan kuatkan. Karena sungguh, seluruh harta, jabatan, dan kemuliaan dunia lainnya akan ditinggalkan. Teman yang baik menjadi investasi terbaik hingga akhir zaman.Terpenting juga dari itu semua adalah diri kita yang perlu menjadi baik. Teruslah berproses menjadi baik, kawan! Jumat Berkah.
ADVERTISEMENT
NB : Penulis Adalah Inisiator Sekaligus Relawan Komunitas Sedekah Sandal Jepit