Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perubahan Bunyi Bahasa, Gen Z Paling Banyak Melakukan
1 Desember 2024 18:52 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Moh Thollib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manusia adalah makhluk sosial. Mereka menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk saling berbagi informasi. Kesalahan dalam berbahasa sering kali terjadi, seperti kesalahan pengucapan. Kesalahan pengucapan ini adalah perubahan bunyi bahasa yang condong terjadi karena faktor lingkungan.
Ada banyak sekali jenis perubahan bunyi bahasa. Kita sebagai generasi milenial dan gen Z, seringkali melakukan perubahan bunyi bahasa dalam berkomunikasi sehari-hari. Untuk itu, perlunya kita mempelajari tentang ini. Yaitu untuk meminimalisir kesalahan bunyi bahasa yang kita ucapkan. Sebelum mengetahui macam-macam perubahan bunyi bahasa, kita harus tahu dahulu apa itu perubahan bunyi bahasa.
ADVERTISEMENT
#1 Apa itu perubahan bunyi bahasa
Perubahan bunyi bahasa adalah perubahan bunyi atau fonem pada suatu kata. Perubahan bunyi bahasa condong terjadi karna faktor lingkungan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa perubahan bunyi merupakan tergantinya bunyi kata suatu bahasa dikarnakan faktor wilayah. Namun, tidak sampai merubah makna kata tersebut.
#2 Jenis-jenis perubahan bunyi bahasa
Perubahan bunyi bahasa ada banyak sekali jenisnya. Namun, kita hanya mempelajari beberapa saja yang seringkali dilakukan.
• Anaptiksis
Anaptiksis adalah perubahan bunyi dengan menambahkan bunyi vokal tertentu di antara dua konsoanan untuk memperlancar ucapan. Contohnya: kata kampak menjadi kapak.
• Diftongisasi
Diftongisasi adalah perubahan bunyi vokal tunggal (monoftong) menjadi dua bunyi vokal atau vokal rangkap (diftong) secara berurutan. Contohnya: kata sentosa menjadi sentausa.
ADVERTISEMENT
• Monoftongisasi
Monoftongisasi adalah jenis perubahan bunyi bahasa pada dua bunyi vokal dalam satu suku kata, yang kemudian dirangkap menjadi satu untuk bertujuan memudahkan dalam pengucapannya. Contoh: kata kalau menjadi kalo.
• Netralisasi
Perubahan bunyi ini sering terjadi karena kondisi lingkungan. Yaitu, hilangnya kontras dari dua buah fonem yang berbeda. Contoh: ada orang Betawi, kata saya menjadi saye.
• Zeronisasi
Perubahan bunyi ini dengan menghilangkan atau memangkas kata untuk penghematan pengucapan. Contohnya kata tetapi menjadi tapi.
#3 Penanggulangan
Sebenarnya, mengucapkan kata tidak sesuai dengan ejaan yang ditetapkan apakah salah? Jawabannya pasti salah. Walau perubahan bunyi bahasa tidak mengubah makna, tapi hal ini dapat mengubah struktur kebahasaan kita. Yang ditakutkan nantinya, bahasa kita berubah jauh dari bahasa asalnya yaitu bahasa melayu.
ADVERTISEMENT