Konten dari Pengguna

Mengapa Anak Muda Harus Memahami Pemanasan Global?

ANA WAGYINA
Saya Ana Wagyina Semester 1 dari prodi pendidikan matematika fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan universitas islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan hobi olahraga
30 November 2024 13:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ANA WAGYINA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sistem dal-e
zoom-in-whitePerbesar
Sistem dal-e
ADVERTISEMENT

Pemanasan global terjadi karena suhu bumi semakin meningkat akibat tingginya gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, penebangan hutan (deforestasi), dan aktivitas industri. Dampaknya sudah mulai terasa, seperti cuaca yang semakin ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan kerusakan alam yang terjadi di berbagai tempat. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan bahwa jika tidak ada upaya besar yang dilakukan, suhu bumi dapat meningkat lebih dari 1,5°C dalam waktu dekat, yang akan membawa dampak buruk yang sangat merusak bagi kehidupan manusia dan alam.
ADVERTISEMENT
Pemahaman tentang pemanasan global sangat penting bagi anak muda, karena mereka yang akan hidup lebih lama di dunia yang terpengaruh oleh perubahan iklim ini. Namun, beberapa orang berpendapat bahwa tanggung jawab utama untuk mengatasi perubahan iklim seharusnya berada di tangan generasi sebelumnya, pemerintah, dan perusahaan besar. Berdasarkan data Carbon Majors Database, sekitar 70% emisi karbon global sejak tahun 1988 berasal dari 100 perusahaan besar. Jadi, mereka yang lebih banyak berkontribusi pada kerusakan lingkungan harus bertanggung jawab lebih besar.
Selain itu, anak muda masih fokus pada pendidikan atau mencari pekerjaan, sehingga waktu, pengetahuan, dan sumber daya mereka terbatas. Tindakan individu seperti mengurangi penggunaan plastik atau menggunakan transportasi umum, dan mengurangi konsumsi energi dianggap hanya berdampak kecil dibandingkan dengan perubahan besar yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar, karena anak muda tidak memiliki cukup kekuasaan untuk mempengaruhi kebijakan besar, seperti transisi energi atau Perjanjian Paris. Menurut survei yang dilakukan oleh World Economic Forum (2023), anak muda sering merasa bahwa mereka lebih perlu mengatasi masalah ekonomi dan sosial yang lebih langsung memengaruhinya, seperti pengangguran, biaya pendidikan, dan ketidaksetaraan sosial.
ADVERTISEMENT
Meskipun tantangan pemanasan global sangat memprihatinkan, data dan fakta menunjukkan bahwa anak muda sebenarnya sangat berperan besar dalam mengatasi masalah ini. Laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) menunjukkan bahwa perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari bisa memberikan dampak besar dalam mengurangi emisi karbon. Misalnya, mengurangi penggunaan plastik, menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan, atau memilih transportasi umum bisa membantu mengurangi emisi karbon. Jika kebiasaan ini dilakukan oleh banyak orang, bisa mengurangi emisi karbon secara signifikan dan membantu mencegah dampak buruk pemanasan global.
Selain itu, anak muda juga memiliki kekuatan besar untuk menggerakkan perubahan sosial dan politik. Gerakan Fridays for Future yang dimulai oleh Greta Thunberg membuktikan bahwa anak muda bisa mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia untuk menuntut aksi nyata terhadap perubahan iklim. Di Indonesia, gerakan Youth for Climate Action menunjukkan bahwa anak muda juga bisa mengubah kebijakan pemerintah tentang masalah lingkungan. Dengan adanya media sosial dan teknologi, anak muda bisa mengedukasi banyak orang untuk peduli pada masalah pemanasan global ini.
ADVERTISEMENT
Laporan dari World Economic Forum (2022) menunjukkan bahwa anak muda lebih mendukung kebijakan yang mengurangi dampak lingkungan, dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang perubahan iklim bisa mendorong anak muda untuk mendukung perubahan yang lebih besar di masyarakat.
Oleh karena itu, anak muda harus memahami pemanasan global agar bisa memulai perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membantu mengurangi emisi karbon. Misalnya, mereka bisa mulai menggunakan energi yang lebih hemat, mengurangi sampah plastik, dan menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Anak muda juga bisa ikut berpartisipasi dalam kampanye, aksi protes, atau diskusi yang mendorong pemerintah untuk bertindak lebih serius dalam mengatasi pemanasan global karena mereka memiliki suara yang kuat, terutama dengan dukungan media sosial dan teknologi yang memungkinkan mereka mengorganisir gerakan besar. Dengan memahami pemanasan global, ini juga membuka peluang bagi anak muda untuk bekerja di bidang yang berhubungan dengan keberlanjutan dan inovasi lingkungan, karena banyak perusahaan sekarang mencari orang-orang yang peduli dengan isu-isu lingkungan dan bisa membantu mereka menciptakan solusi untuk masalah perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Anak muda adalah generasi yang akan mewarisi bumi ini. Jika mereka tidak memahami masalah ini, mereka akan kesulitan membuat keputusan yang tepat tentang cara melindungi lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Anak muda bukan hanya penerus, tetapi juga agen perubahan yang bisa memastikan bumi tetap layak huni untuk generasi yang akan datang.
https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6214/peran-penting-generasi-muda-dalam-agenda-perubahan-iklim