Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bagaimana Harus Memulai Sesuatu? (Teknik Pohon Masalah)
9 September 2021 21:09 WIB
Tulisan dari Dodi Iswanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan kami di kumparan yang berjudul “PTIC, Pohon Besar Untuk Memulai Teacherpreneur” menjelaskan tentang bagaimana untuk memulai sesuatu, di penghujung tulisan kami menjelaskan pentingnya menggambarkan Pohon Masalah untuk memulai sesuatu. Setelah poin dasar, sifat dan sikap seperti yang telah di jabarkan diatas terbentuk selanjutnya adalah melakukan analisis mendalam dan pemetaan kebutuhan dan masalah yang ada disekitar kita terutama yang terkait dengan proses pembelajaran maupun proses kehidupan kita secara langsung. Yang kita sebut menggambar Pohon Masalah
ADVERTISEMENT
Seperti apa pohon masalah tersebut?
Kita sebut tahapan ini dengan analisis sebab akibat dengan teknik Pohon Masalah
Bagaimana mengoperasionalkannya, mari saya ilustrasikan.
Kita ambil contoh Pohon Masalahnya adalah “Kurangnya kerjasama dalam membangun Gerakan Teacherpreneur”
Dari gambaran siluet Pohon Masalah diatas secara tidak langsung menggambarkan dan melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Pohon memiliki akar tunggal panjang yang menunjang pohon besar ini tumbuh. Akar ini tumbuh sampai ke dalam tanah dan menggambarkan kesatuan dan persatuan Indonesia. Pohon ini juga melambangkan pohon besar dan rindang yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh dibawahnya.
Analisis masalah menggunakan teknik Pohon Masalah yang rindang ini akan kita lakukan bersama – sama dalam PTIC, serentak dan massif. Sehingga tidak ada yang akan merasakan ditinggalkan, tertinggal dalam organisasi PTIC yang kita kembangkan bersama ini.
ADVERTISEMENT
Yang sudah didepan akan terus didorong maju tanpa ditarik kebelakang, yang tertinggal akan kita jemput, yang berserakan akan kita satukan dalam sebuah gerakan teacherpreneur.
Dari ilustrasi Pohon Masalah diatas, terdapat Batang pohon, Akar Pohon dan cabang – cabang dari batang pohon. Batang pohon kita analogikan sebagai masalah yang terjadi dan masalahnya disini kita ambil saja misalkan “Kurangnya kerjasama dalam membangun Gerakan Teacherpreneur” .
Masalah ini ada akarnya atau sebabnya apa saja yang menyebabkan hal demikian terjadi:
coba kita uraikan satu persatu:
1. Bekerjasama mungkin bukan hal menyenangkan
- Tidak satu frekuensi atau tidak terjalin komunikasi yang baik
- Kalau berkumpul bersama tidak memiliki selera humor dan tidak gembira
- Tidak menikmati kebersamaan
ADVERTISEMENT
- Pendiam dan cenderung menutup diri
2. Terlalu Sibuk
- Terlalu banyak jam mengajar
- Manajemen waktu yang buruk
- Terlalu banyak persoalan rumah tangga
- Aturan pekerjaan yang selalu berubah – ubah
3. Tidak mengetahui kekuatan anggota
- Terlalu banyak anggota atau pengurus organisasi
- Setiap anggota punya kesibukan masing – masing
- Tidak saling mengenal
- Tidak memiliki database yang berisi set keterampilan anggota
4. Timeschedule yang tidak pernah sinkron
- Tidak memiliki PIC yang baik
- Terlalu sibuk
- Jalur koordinasi tidak berjalan
Banyak lagi yang bisa kita cari akar permasalahan (sebab) terjadinya “Kurangnya kerjasama dalam membangun Gerakan Teacherpreneur” . Apa akibatnya atau konsekuensi apa yang akan terjadi jika hal ini terus dibiarkan terjadi
ADVERTISEMENT
1. Beban menumpuk dan banyak pekerjaan bagi masing – masing individu
- Organisasi tidak efisien
- Kelelahan dan beban kerja banyak
- System yang buruk
2. Budaya organisasi yang akan semakin buruk
- Tidak adalagi kerjasama
- Tidak ada gairah
- Tidak ada inovasi
3. Ide – ide terbaik hanya milik individu
- Tidak ada diskusi kritis
- Capaian organisasi tidak maksimal
- Tidak ada ukuran capain kesuksesan
Bagaimana solusi memecah kebuntuan dari gambaran yang telah diberikan oleh pohon beringin diatas, agar organisasi ini benar menjadi sebagai tempat banyak orang yang merasakan teduh dibawahnya.
Sudahkah kita lebih banyak mendengar dan lebih banyak melihat dan mengamati situasi dikeliling kita, karena hanya dengan begitulah kita akan lebih banyak mengerti.
ADVERTISEMENT
Lebih banyak mendengar keluhan, keresahan dan hal – hal yang menganggu murid kita, orang – orang disekitar kita dan bahkan mendengar langsung keluhan, keresahan dan hal yang menganggu diri kita sendiri.
Banyak mendengar dan melihat lingkungan kita dan diri sendiri akan membuat kita lebih mengerti dan melihat jelas gambaran tentang diri sendiri, keluarga dan orang lain sehingga dengan begitu kita akan mengerti.
Mengerti untuk memulai dari mana gerakan teacherpreneur ini dilakukan, mengerti tentang semua masalah, hambatan, tantangan dan bahkan peluang yang ada disekitar kita. Dan dengan menegerti tersebut kita tau harus memulai satu langkang kecil nya dari mana, bagaimana dan kita yakin itulah solusi yang terbaik yang bisa dilakukan saat ini
ADVERTISEMENT
Jadi tetaplah perbanyak:
a. Melihat
b. Mendengar
c. Mengerti
Contohnya begini “ saat melihat siswa kita atau anggota tidak memiliki kerjasama” apa akar masalahnya
- Siswa tidak tahu tujuannya pergi kesekolah
- Siswa tidak memiliki contoh yang baik tentang kerjasama di sekelilingnya
- Merasa lebih baik saat bekerja sendirian
- Bekerjasama dianggap menjadi penghalang
- Tidak mendapatkan reward yang pantas saat bekerja sama (persaingan)
- Dll
Atau ambil contoh kasus lainnya terhadap siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika. Bagaimana cara melihat, mendengar dan mengerti masalah sebenarnya yang siswa tersebut hadapi. Mungkin bisa dengan beberapa trik wawancara mendalam seperti ilustrasi kami di bawah ini:
Anda : kenapa tidak menyukai matematika
ADVERTISEMENT
(Pada tahap ini anda sudah melihat ada masalah)
Siswa : Karena membosankan
Anda: Mengapa membosankan (berusaha mendengar lebih banyak)
Siswa : Terlalu sulit dan saya selalu tidak bisa melakukan latihannya
Anda : Mengapa terasa sulit (ingin mendengar lebih banyak)
Siswa : Saya selalu tidak percaya diri saat berada di kelas
Anda terus menggali dan mendengar lebih banyak dan dengan begitu akan terjawab bagaimana harus memulai sesuatu.
Penulis
Dodi Iswanto
Sekretaris Jenderal PTIC (www.ptic.or.id)