Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sekjen PTIC, Ormas Penerima Program Organisasi Penggerak (POP) Akan Kesulitan
17 September 2021 20:53 WIB
Tulisan dari Dodi Iswanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nadiem Makarim melakukan langkah inovatif dengan menggandeng Ormas untuk ambil bagian mencari solusi masalah pendidikan dengan melakukan intervensi kepada Ormas yang selama ini berkolaborasi dengan Kemendikbudristek, yang harapan nya nanti akan menghasilkan perbaikan.Konsep kolaboratif pemerintah dan ormas ini patut di apresiasi pungkas Sekretaris Jenderal Perkumpulan Teacherprenuer Indonesia Cerdas Dodi Iswanto.
ADVERTISEMENT
Dodi juga menjelaskan bahwa Kamis (9/9/2021) Hotel Millenium menjadi saksi penandatanganan MOU dan Perjanjian kerjasama antara kementerian pendidikan, kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan ormas penerima POP. Arti nya program POP yang cukup lama tertunda akan segera bergulir.
Namun ada kekhawatiran dan tantangan cukup besar yang harus di hadapi oleh ormas penerima dana POP ini.
Pertama waktu penyampaian laporan keuangan dan laporan kegiatan kalau memang terjadi transfer bantuan dana dari pemerintah maka harus di selesaikan setidak-tidaknya 31 Desember 2021 atau selambat - lambat nya harus selesai di awal tahun 2022. Mengingat waktu efektif yang tersisa sekitar 3 bulan untuk implementasi ini merupakan tantangan tersendiri untuk menyelesaikan laporan, belum lagi kita bicara tentang kemampuan ormas Penerima POP untuk menyerap dana yang diberikan secara benar.
ADVERTISEMENT
Ormas POP juga akan dihadapkan dengan permasalahan teknis lainnya, yaitu beberapa daerah sasaran yang dilaksanakan secara daring pasti serapan anggaran nya akan kecil sehingga bisa saja banyak dana sisa nanti nya, dan ini bagus sebenarnya bisa di lakukan pengembalian saja ke kas negara.
Dan untuk sasaran yang ditetapkan secara tatap muka akan menghadapi tantangan tersendiri karena harus mematuhi protokol kesehatan dan banyak lagi syarat administrasi lainnya yang harus dipenuhi.
Ormas penerima POP selama ini seperti IGI misalnya yang sangat luwes sekali gerakan nya karena tidak memikirkan laporan keuangan maupun laporan kegiatan hanya fokus kepada hasil.
Belum lagi kita bicara kepada hasil yang diinginkan Kemendikbudristek agar Ormas POP ini menghasilkan inovasi baru dalam pendidikan, bisa - bisa nanti nya Ormas POP hanya fokus mengerjakan laporan saja agar terlihat baik. Untuk itu perlu peran semua elemen untuk mengawal POP ini, agar rencana awal yang dijanjikan ke pemerintah untuk dipenuhi, dan juga memberikan rekomendasi serta catatan kepada Kemendikbudristek Nadiem Makarim terhadap capaian dari setiap Ormas POP, sehingga niat baik Pemerintah yang ingin mendapatkan masukan inovasi pendidikan baru yang cocok dengan kondisi Indonesia terwujud.
ADVERTISEMENT
Itu langkah terbaik yang bisa dilakukan sekarang mengawal uang negara agar tidak terbuang percuma.