Konten dari Pengguna

Sejarah Genre Emo: Nada Melankolia Dari Amerika Serikat

Vadesta Pasya Raharjo
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga
12 Desember 2024 15:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vadesta Pasya Raharjo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang Vokalis Band Emo Yang Sedang Bernyanyi. Sumber: Ferhat Tenşık/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Vokalis Band Emo Yang Sedang Bernyanyi. Sumber: Ferhat Tenşık/Pexels
ADVERTISEMENT
Emo merupakan salah satu genre musik populer di Indonesia yang mampu menarik ribuan penggemar karena ciri khas dari musik tersebut, yaitu emosional dan keras. Salah satu band Indonesia yang telah meraih puncak kepopuleran sebagai band emo adalah Killing Me Inside, dimana mereka mampu menyabet 2 penghargaan musik nasional, yaitu penghargaan Indigo Digital Music Awards dalam kategori The Best Indie Music & The Best New Artist pada tahun 2010 dan penghargaan Anugerah Musik Indonesia dalam kategori Karya Produksi Rhythm & Blues pada tahun 2012.
ADVERTISEMENT
Namun, jauh sebelum musik emo dikenal oleh banyak orang, ada gelombang masa dimana emo merupakan subkultur obscure atau tidak semua orang mengetahui tersebut dan gelombang masa dimana musik emo menjadi genre musik populer di seluruh dunia.

Emotional Hardcore: Gelombang Pertama Penanda Lahirnya Musik Genre Emo

Gelombang pertama dari musik emo adalah emotional hardcore yang dimulai oleh band Rites Of Spring di Washington, D. C. pada tahun 1985 dari perilisan album self-titled pertama mereka dan band Embrace yang dibentuk oleh Ian MacKaye pada tahun 1985 setelah membubarkan band punk hardcore legendaris Minor Threat pada tahun 1983.
Emotional hardcore, atau disingkat sebagai emo merupakan subgenre dari musik hardcore dimana lagu-lagu dibuat untuk dimainkan secara keras dan memasukkan beberapa unsur-unsur emosional dari penulisan lirik lagu tersebut.
ADVERTISEMENT

Midwest Emo: Gelombang Kedua Penanda Penyebaran Musik Genre Emo

Gelombang kedua muncul dan berkembang dari negara bagian barat tengah Amerika Serikat, tepatnya genre emo menyebar dari wilayah pesisir barat Amerika Serikat (Washington, Oregon, dan California) hingga masuk ke wilayah barat tengah Amerika Serikat (Illinois, Indiana, Ohio, dst.) yang membentuk nama dari genre musik tersebut menjadi midwest emo di awal tahun 1990-an. Beberapa band midwest emo yang memulai aliran tersebut adalah Cap'n Jazz, Sunny Day Real Estate, dan The Promise Ring.
Dari 3 band tersebut, Cap'n Jazz menjadi pionir bagi pergerakan midwest emo karena seluruh anggota band tersebut merupakan salah satu anggota dari band-band midwest emo penting setelah vakum, dimana sang vokalis dan basis Tim Kinsella dan Sam Zurick merupakan anggota dari band Joan of Arc. Sang gitaris Davey von Bohlen merangkap sebagai vokalis dan gitaris band The Promise Ring, Victor Villarreal menjadi gitaris dari Joan of Arc dan Owls, dan yang terpenting sang drummer Mike Kinsella yang menjadi vokalis dari salah satu band terpenting dalam sejarah emo, yaitu American Football.
ADVERTISEMENT
Dengan mencampur beberapa unsur math rock dengan lirik yang berbumbu nostalgia dan melankolis dibalut dengan instrumentalisasi yang twinkly dan bertempo tidak beraturan dalam penulisan lagu-lagu American Football, band tersebut mampu menarik emosi pendengar yang berakhir menjadi inspirasi bagi mereka untuk mendirikan band yang dari berbagai belahan bagian di dunia, salah satu band yang terinspirasi dari pergerakan midwest emo yang dipimpin oleh American Football adalah band TTNG yang berasal dari Oxford, Britania Raya dan dibentuk pada tahun 2002 yang mengikuti gaya nada gitar bersih juga kompleks.
Rilisnya album self-titled pertama dari American Football pada tahun 1999 dan banyaknya band midwest emo yang hiatus dan bubar (contohnya Sunny Day Real Estate, Braid, dan Mineral) menjadi penanda dari akhirnya era midwest emo di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT

Mainstream Emo: Gelombang Ketiga Penanda Kejayaan Musik Genre Emo

Emo menjadi genre musik yang populer dan mainstream di awal abad ke-20 karena pengaruh dari band-band ternama yang mencampurkan unsur post-hardcore dan pop punk pada lagu-lagu mereka, yaitu Dashboard Confessional, My Chemical Romance, Jimmy Eat World, dan Taking Back Sunday yang akhirnya membentuk gelombang ketiga dari genre emo, yaitu mainstream emo.
Populernya genre musik emo tersebut tidak lain disebabkan karena nada dari lagu-lagu tersebut mudah diingat yang akhirnya menarik lebih banyak macam khalayak, terutama pada kaum-kaum pemuda dan remaja di seluruh dunia. Namun, dibalik dari kesuksesan besar genre tersebut di tahun 2000-an, banyak penggemar musik emo dari gelombang-gelombang sebelumnya menolak band-band yang mengaku sebagai band emo gelombang ketiga karena genre tersebut mulai menjadi populer dan berlawanan dari ideologi emo yang sebelumnya merupakan genre musik yang independen dan bebas.
ADVERTISEMENT
Menurut mereka emo menjadi genre musik yang telah dikomersialisasikan dan dibuat seolah-olah untuk mendapatkan keuntungan maksimal dengan mencampurkan unsur pop punk dan screamo untuk mencapai audiens yang lebih luas dan beragam.
Genre emo mulai meredup di akhir tahun 2000-an setelah ketenaran musik dengan genre pop punk dan screamo berakhir dan digantikan oleh band ber-genre indie rock yang kala itu mendominasi radio-radio di Amerika Serikat, seperti The Killers, Arctic Monkeys, dan Vampire Weekend. Faktor lain yang membuat komunitas emo menjadi terlupakan tak lain karena banyak band-band emo mulai melakukan perubahan pada gaya musik mereka, seperti band Paramore yang mulai meninggalkan musik bergaya emo dan pop punk menjadi band pop setelah perilisan album Brand New Eyes pada tahun 2009 dan album self-titled mereka pada tahun 2013.
ADVERTISEMENT

Emo Revival: Gelombang Keempat Penanda Kebangkitan Musik Genre Emo

Dari tahun 2010 hingga 2024, mulai muncul beberapa band yang mengusung genre emo untuk membangkitkan kembali semangat komunitas yang telah lama redup tersebut. Munculnya band seperti Modern Baseball, The Hotelier, dan Marietta membawa kembali ciri khas emosional dan keras namun independen telah menghidupkan komunitas dan subgenre baru dari emo, yaitu emo revival.
Rilisnya album Sports oleh Modern Baseball pada tahun 2012 menjadi tonggak utama komunitas emo untuk ikut menghidupkan kembali genre tersebut dan melahirkan beberapa band yang terinspirasi lirik relatable dan etos Do-It-Yourself dari Modern Baseball. Beberapa band emo revival yang terinspirasi oleh mereka antara lain adalah Hot Mulligan yang dibentuk pada tahun 2014, Sorority Noise yang dibentuk pada tahun 2013 hingga hiatus pada tahun 2018, dan Mom Jeans yang dibentuk di California pada tahun 2014.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, genre musik emo masih memiliki sebuah komunitas yang besar secara internasional maupun lokal. Adanya band-band emo lokal di Indonesia seperti Enamore, Beeswax, Beijing Connection, dan eleventwelfth menunjukkan bagaimana genre emo akan terus berkembang dan hidup selama penggemar dan komunitas masih cinta dan peduli terhadap subkultur dan genre tersebut.