Konten dari Pengguna

Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Multikultural Masyarakat Desa Penglipuran

Vina Darmayanti
Mahasiswi Universitas Pendidikan Ganesha, S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3 Desember 2024 13:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 10 Desember 2024 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vina Darmayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Dari Laman TribunBaliWiki https://tribunbaliwiki.tribunnews.com/2019/11/20/desa-adat-penglipuran?page=all
zoom-in-whitePerbesar
Foto Dari Laman TribunBaliWiki https://tribunbaliwiki.tribunnews.com/2019/11/20/desa-adat-penglipuran?page=all
ADVERTISEMENT
Kita tentunya tidak asing dengan salah satu wisata unik yang berada di provinsi Bali. "DESA PENGLIPURAN" merupakan tempat wisata yang banyak didatangi oleh wisatawan dari berbagai mancanegara, tepatnya berada di kabupaten bangli. Desa ini merupakan salah satu desa terbersih yang mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai desa terbersih nomor 3 di dunia, tentu saja hal ini merupakan suatu daya tarik wisatawan untuk berkunjung dan menikmati keindahan alam desa penglipuran. Tidak hanya keindahan alam saja, tetapi desa ini kaya akan tradisi dan keseniannya yang unik.
ADVERTISEMENT
Namun, apabila tidak dikelola dengan sebaik-baiknya, arus pariwisata yang kian merebak ini akan menjadi suatu tantangan bagi masyarakat Desa Penglipuran. Hal ini bisa menjadi sebuah permasalahan berat yang mungkin tidak bisa kita kontrol, seperti komodifikasi budaya. Dimana tradisi yang ada di desa penglipuran hanya akan dipersembahkan untuk konsumen wisatawan asing, yang dapat mengurangi makna budaya asli. Sementara itu pariwisata juga bisa menyebabkan suatu perubahan dalam struktur budaya dan sosial. Sederhananya, apabila pariwisata tidak diatur dengan baik dan bijaksana, maka hal ini akan menimbulkan sebuah ketegangan diantara multikultur masyarakat Desa Penglipuran dengan arus pariwisata. Apabila dikelola dengan cermat, pariwisata dapat berfungsi sebagai katalis untuk memperkaya dan memperkuat multikulturalisme, namun jika dibiarkan tanpa pengawasan, pariwisata dapat berisiko merusak keberagaman budaya lokal dan menimbulkan ketegangan sosial. Keberlanjutan pariwisata yang peka terhadap budaya, serta pendidikan dan kesadaran antar komunitas, merupakan sebuah kunci utama untuk mempertahankan keseimbangan.
ADVERTISEMENT
Maka dari permasalahan itu...
Bagaimana cara masyarakat Desa Penglipuran menyeimbangkan dinamika kehidupan multikultural mereka didalam perkembangan pariwisata? Masyarakat Desa Penglipuran di bali sangat terkenal dengan tradisi dan kearifan lokal yang sangat mengikat sehingga masyarakat Desa Penglipuran mampu menciptakan suatu keseimbangan multikultur. Dengan cara menerapkan peraturan adat, pemberdayaan masyarakat lokal, serta pengelolaan lingkungan yang ketat. Dikarenakan Pengaruh pariwisata terhadap multikulturalisme masyarakat Desa Penglipuran sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara sektor pariwisata dikelola. Masyarakat Desa Penglipuran menerapkan pembatasan-pembatasan yang berkenaan dengan peraturan yang membatasi adanya ketidaksesuaian dengan budaya mereka. Seperti, pembatasan pakaian bagi para wisatawan, pembatasan pembangunan infrastruktur yang mempengaruhi keaslian Desa Penglipuran serta aturan-aturan bagi wisatawan yang berkunjung. Dengan itu masyarakat Desa Penglipuran mampu membaurkan pariwisata dengan budaya mereka tanpa kehilangan identitas lokal, sehingga pengaruh pariwisata terhadap kehidupan multikultur Desa Penglipuran berjalan dengan seimbang.
ADVERTISEMENT
Marilah kita sebagai Generasi penerus untuk melestarikan budaya lokal dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab tanpa menghilangkan identitas asli budaya kita.
Ni Kadek Vina Darmayanti, Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha.