Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
What If: Nikola Tesla Mendominasi Dunia dengan Energi Gratis?
21 Februari 2025 19:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Vincent Kristianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Latar Belakang dan Perjuangan Nikola Tesla
ADVERTISEMENT
Nikola Tesla lahir pada 10 Juli 1856 di Smiljan, yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Austria (sekarang Kroasia). Sejak kecil, Tesla menunjukkan kecerdasan luar biasa dan ketertarikan mendalam terhadap ilmu pengetahuan. Ia menempuh pendidikan di Universitas Teknik Graz dan kemudian di Universitas Charles di Praha, meskipun tidak sempat menyelesaikan studinya secara formal.
ADVERTISEMENT
Perjalanan karier Tesla dimulai ketika ia bekerja di perusahaan telegraf dan listrik di Eropa sebelum akhirnya pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1884. Di sana, ia sempat bekerja di bawah bimbingan Thomas Edison. Namun, perbedaan pandangan mengenai sistem arus listrik menyebabkan Tesla berpisah dari Edison dan mengembangkan sistem arus bolak-balik (Alternating Current) yang menjadi revolusi besar di dunia kelistrikan. Bersama George Westinghouse, Tesla memenangkan 'Perang Arus' melawan Edison dan berhasil membangun sistem distribusi listrik yang lebih efisien.
Tesla tidak hanya menciptakan motor induksi dan transformator listrik, tetapi juga memiliki visi besar tentang transmisi energi tanpa kabel. Ia membangun Menara Wardenclyffe, proyek ambisius yang bertujuan untuk mengirimkan listrik secara nirkabel ke seluruh dunia. Sayangnya, proyek ini kehilangan pendanaan karena para investor lebih tertarik pada metode konvensional yang lebih menguntungkan secara finansial. Tesla pun mengalami kesulitan ekonomi, dan pada akhirnya meninggal dalam kemiskinan di sebuah kamar hotel di New York pada 7 Januari 1943.
ADVERTISEMENT
Apa yang Terjadi Jika Tesla Berhasil Mewujudkan Energi Gratis?
Bayangkan sebuah dunia di mana Nikola Tesla berhasil mendapatkan dukungan penuh untuk proyek energi nirkabelnya. Dengan keberhasilan Menara Wardenclyffe, energi listrik bisa disalurkan tanpa kabel ke seluruh dunia, menjadikan listrik sebagai sumber daya yang tersedia secara gratis bagi semua orang.
Jika ini terjadi, perusahaan listrik konvensional yang berbasis pada kabel dan konsumsi bahan bakar fosil mungkin tidak akan berkembang seperti saat ini. Dunia bisa menghindari ketergantungan terhadap minyak dan batu bara jauh lebih awal, mengurangi dampak perubahan iklim secara drastis.
Selain itu, akses universal terhadap listrik akan mempercepat revolusi industri di negara-negara berkembang. Pendidikan, komunikasi, dan teknologi akan berkembang dengan kecepatan yang lebih tinggi, mengurangi kesenjangan ekonomi antarnegara. Dunia modern mungkin akan lebih seimbang secara sosial dan ekonomi, dengan energi sebagai hak dasar manusia, bukan sebagai komoditas.
ADVERTISEMENT
Namun, hal ini juga dapat menimbulkan dampak politik yang besar. Negara-negara dengan ekonomi berbasis minyak dan batu bara mungkin akan mengalami kemunduran drastis, dan perubahan besar dalam peta kekuatan global bisa terjadi. Mungkin Tesla akan dianggap sebagai ancaman bagi banyak korporasi dan pemerintah, sehingga sejarah bisa saja mencatat konspirasi yang lebih dalam terhadapnya.
Nikola Tesla adalah sosok yang telah memberikan kontribusi besar bagi dunia dengan penemuan-penemuannya, meskipun ia tidak mendapatkan pengakuan sebesar yang seharusnya semasa hidupnya. Jika ia berhasil mendominasi dunia dengan energi nirkabel, dunia kita saat ini mungkin akan sangat berbeda dan lebih maju secara teknologi, lebih hijau, dan lebih merata dalam distribusi kekayaan energi. Namun, sejarah berkata lain, dan dunia masih berjalan di jalur di mana kepentingan ekonomi dan politik sering kali mengalahkan inovasi demi kepentingan umat manusia.
ADVERTISEMENT